Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 3 Part 1

Chapter 3 : 
Musim panas yang semakin dekat, firasat akan pertempuran sengit (Part 1)



Pertengahan Juni semakin dekat.

Setelah ujian khusus di bulan April lalu, kehidupan sekolahku berlangsung seperti biasa tanpa adanya ujian khusus baru. Aku belum melihat pergerakan siswa White Room yang mengincarku.

Sejauh ini, tidak ada bahaya di sekitar yang bisa membuatku keluar dari sekolah, satu-satunya hal merepotkan yang terjadi adalah kunjungan Amasawa sebelumnya.

Pada saat itu aku gagal berciuman dengan Kei karena kedatangannya yang tiba-tiba.

Meskipun hubunganku dengan Kei sudah semakin dekat, masih ada dinding tak terlihat yang memisahkan kami berdua. Aku ingin menghapus dinding itu untuk membuat kemajuan, tapi aku tidak perlu buru-buru. Seiring berjalannya waktu, Kei dengan sendirinya akan merobohkan dinding itu, lalu hubungan kami akan bergerak ke tahap yang selanjutnya secara alami. Bisa dikatakan, cara ini lebih efektif bagi Kei demi perkembangan hatinya.

Sementara aku menjalani keseharianku layaknya siswa SMA, musim semi mulai berganti ke musim panas.

Suhu di luar perlahan semakin meningkat, hampir sama seperti tahun sebelumnya. Ketika sedang cerah, suhunya bahkan bisa mencapai 30 derajat. Itu tidak mengherankan, mengingat musim telah berganti.

Setelah menjalani kehidupan sekolah dalam waktu yang cukup lama, ada beberapa topik yang sering kudengar.

Apa musim favoritmu?

Itu memang topik yang sederhana, tapi menurutku.. topik itu cukup menarik dan memiliki arti yang dalam. Bahkan orang yang lahir dan tumbuh di daerah yang sama, memiliki jawaban yang berbeda-beda mengenai musim favorit mereka.

Setelah merasakan keempat musim selama berada di skeolah ini, aku menantikan datangnya musim panas. Ketika memikirkan hal itu, aku menyadari kalau aku sangat menyukai musim panas.

Mungkin aku menyukainya karena langit biru bersinar paling terang di musim panas.

"Selamat pagi, Ayanokouji-senpai."

Ketika aku sedang berjalan sambil menatap langit, aku mendengar suara seseorang memanggilku dari arah depan.

Orang itu adalah Nanase Tsubasa, siswa Kelas 1-D.

Aku tidak melihat teman-teman Nanase di dekatnya, tampaknya Nanase pergi ke sekolah sendiri.

"Ah, pagi."

Mempertimbangkan dirinya yang datang dari arah depan, apa dia kebetulan menemukanku ketika dia sedang melihat ke belakang?

Atau mungkin dia sudah menungguku?

"Apa ada yang aneh di langit?"

Aku tidak menyadari keberadaan Nanase karena terlalu fokus memandang langit, tapi sepertinya dia sudah mengamatiku dari tadi sebelum menyapaku.

"Tidak ada, aku hanya sedang melihat langit biru."

"Langit biru...?"

Nanase yang berdiri di sebelahku, juga ikut memandang langit.

Hari ini, langit sangat cerah tak berawan.

"Cuacanya bagus, ya."

"Ya. Ngomong-ngomong, kita sudah lama tidak bertemu."

Meskipun kami pernah berpapasan sebelumnya, kami belum melakukan percakapan seperti ini sejak kejadian tersebut.

"Ya, kita tidak melakukan kontak selama satu setengah bulan."

Nanase dan Housen pernah bekerja sama untuk mengeluarkanku dari sekolah. Wajar jika mereka kesulitan untuk mendekatiku. tidak seperti Amasawa.

"Maaf atas perbuatanku waktu itu, Ayanokouji-senpai."

Nanase berkata demikian sambil melihat ke arah langit.

Tampaknya dia memikirkan hal itu lebih dari yang kuperkirakan.

"Apa kamu dendam padaku?"

"Aku tidak punya alasan untuk dendam padamu. Nanase melakukan itu karena ujian khusus, kan? Selain itu, Nanase juga mencoba untuk melindungiku."

Meski bekerjasama dengan Housen, pada saat-saat terakhir Nanase berdiri di depanku tanpa memikirkan bahaya yang dihadapinya.

Aku juga ingat dia dengan berani menghadapi Housen.

"Apakah ujian khusus itu sudah berakhir? Aku tidak mendengar apapun tentang batas waktunya."

"Belum, ujiannya masih berlanjut. Batas waktunya sampai semester kedua dimulai."

Dengan kata lain, ujian khusus itu masih akan terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Tapi kalau itu benar, sikap tenang Nanase dan Housen selama satu setengah bulan ini terasa mencurigakan.

"Apa kamu khawatir karena sampai saat ini aku tidak melakukan kontak denganmu?"

"Aku tidak bisa menyangkalnya. Aku khawatir kalian merencanakan sesuatu dibelakangku."

"Jika dilihat dari kejadian sebelumnya, aku yakin tidak mudah untuk mengeluarkanmu dari sekolah. Lagipula Ayanokouji-senpai sudah tahu tujuan kami, akan sulit bagi kami untuk menyudutkanmu sekarang."

"Lalu kau akan menunggu siswa dari kelas lain ikut berpartisipasi dalam ujian khusus ini? Tapi menurutmu bagaimana dengan mereka?"

"Aku yakin mereka sudah tahu tentang tindakan Housen-kun."

"Jadi mereka tidak mau sembarangan bertindak karena rencana Housen telah gagal? Sepertinya aku harus berterima kasih pada luka ku ini."

"Aku tidak tahu apakah itu sepadan dengan luka di tangan kirimu."

Diantara siswa kelas satu, Housen Kazuomi adalah salah satu siswa yang menarik perhatian banyak orang.

Mungkin aku harus bersyukur bahwa Housen adalah orang pertama yang mengambil tindakan terhadapku.

Yang jadi pertanyaan sekarang, siapa yang berada dibalik ujian khusus ini?

Sangat mudah bagiku untuk mengetahuinya dari Nanase, tapi...

Setiap kali aku menatapnya, dia langsung mengalihkan pandangannya dariku. Untuk saat ini aku tidak punya pilihan selain menyerah. Bahkan jika aku bertanya padanya sekarang, Nanase tidak akan menjawabnya. Tiga kelas yang tersisa masih menyembunyikan keberadaan mereka, sehingga aku tidak dapat mengidentifikasi mereka. Nanase tidak mungkin mengkhianati kelasnya hanya demi keadilan. Nanase memberitahuku tentang ujian khusus itu hanya untuk mencegah Kelas 1-D menjadi satu-satunya yang dirugikan.

"Terima kasih telah mendengarkan kata-kataku sebelumnya."

Karena aku terus diam dari tadi, Nanase mulai bicara. Dari perkataannya, dia seolah-olah mengetahui isi pikiranku. Aku memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan karena sepertinya aku akan pergi ke sekolah bersamanya.

"Kau kelihatannya sudah terbiasa dengan sekolah ini."

Cara bicara dan sikapnya jauh berbeda dari dirinya yang sebelumnya baru masuk sekolah, dia seolah sudah berbaur sepenuhnya ke dalam sekolah.

"Ya. Kurasa teman-teman sekelasku, termasuk aku, sudah mulai menerima situasi ini. Mungkin senpai tidak menyadarinya, siswa kelas satu baru saja menyelesaikan ujiian khusus yang kedua pada akhir Mei lalu."

Sama seperti siswa kelas dua yang saling bertarung satu sama lain, siswa kelas satu juga memiliki pertempuran mereka sendiri.

"Aku memang tidak bertanya secara langsung, tapi aku telah mendengar rumornya. Sepertinya ada siswa kelas satu yang dikeluarkan dari sekolah."

Rumor tentang siswa tersebut telah sampai ke kelas dua.

"Seperti yang diharapkan, kamu sudah mengetahuinya. Itu benar, seorang siswa laki-laki dari Kelas 1-C telah dikeluarkan dari sekolah."

Aku mengetahuinya karena nama siswa itu menghilang dari daftar OAA.

Siswa itu memiliki kemampuan akademik A, mungkin dia telah melanggar aturan dan menerima hukuman.

"Jika ada siswa yang dikeluarkan dari sekolah, siswa tersebut akan dijadikan bahan pembicaraan oleh siswa-siswa lain."

"Di sekolah ini, teman-teman yang tertawa bersama kita.. bisa saja pergi keesokan harinya. Hal itu membuatku sadar bahwa aku harus menjalani kehidupan sekolah ku tanpa meninggalkan penyesalan."

Saat ini mereka masih belum merasakannya, aku tidak tahu kapan hal itu akan terjadi pada Kelas 1-D.

Penting bagiku untuk meningkatkan kewaspadaan seperti Nanase.

Meski begitu, aku tidak tahu apa-apa mengenai poin kelas di tahun pertama.

Aku tidak memiliki informasi tentang kemenangan dan kekalahan di kelas satu.

"Bagaimana posisi Kelas 1-D setelah ujian khusus berakhir?"

"Sayangnya.. hasilnya tidak begitu bagus. Pada ujian khusus yang pertama, Kelas 1-D berada di posisi yang terakhir. Lalu pada ujian khusus kali ini, kami berada di posisi ketiga. Tapi, perbedaan poin di antara kelas sekarang tidak terlalu jauh, karena pertarungan sengit antara Kelas 1-A dan Kelas 1-B."

Tampaknya Kelas 1-A dan Kelas 1-B memiliki persaingan yang ketat.

Di sisi lain, Kelas 1-C berada di posisi terakhir mungkin karena salah satu siswanya dikeluarkan dari sekolah.

"Sepertinya Housen sudah bersikap lebih dewasa daripada sebelumnya...?"

"Aku tidak akan menyangkalnya. Hanya saja, Housen-kun tidak terlalu peduli dengan pengusiran siswa tersebut. Dia sepertinya terobsesi padamu, Ayanokouji-senpai."

Nanase, yang dari tadi hanya menatap langit, sekarang menoleh kepadaku dengan tersenyum pahit.

"Ini mungkin hanya perkiraanku saja, tapi kurasa Housen-kun menjadi lebih dewasa berkat Ayanokouji-senpai. Saat baru masuk sekolah, dia hanya menunjukkan rasa permusuhan pada kelas satu, tapi sekarang dia mulai menunjukkannya juga pada kelas dua. Bahkan baru-baru ini dia pernah berkata.. [Biarkan aku melawan kelas dua!]. Kurasa ini perkembangan yang bagus untuknya."

Memang benar―itu hal yang patut disyukuri bagi siswa kelas satu. Terkadang saat berpapasan dengan Housen, dan saat mata kami bertemu, dia seolah berkata.. [Mari kita bertarung!].

"Mungkin akan tiba waktunya bagi kami untuk bertarung dengan kelas satu."

Sampai sekarang, kelas satu dan kelas dua baru satu kali melakukan ujian khusus bersama dalam bentuk hubungan kerja sama.

Seandainya kebijakan Nagumo disetujui oleh pihak sekolah, hari dimana kami saling berkompetisi tidak lama lagi akan terjadi.

"Aku tidak berencana meninggalkan penyesalan selama bersekolah di sini."

"Itu bagus."

Seperti yang dikatakan Nanase tadi, teman-teman yang tertawa bersama kita, bisa saja pergi keesokan harinya.

Hal itu sering terjadi di sekolah ini.

Itu sebabnya, kita harus menghargai setiap momen yang kita habiskan di sekolah. Hari-hari yang telah berlalu, akan menjadi masa lalu yang tidak akan pernah kembali.

"Ayanokouji-senpai, jangan sampai meninggalkan penyesalan dalam kehidupan sekolahmu."

Kata-kata Nanase seolah menyiratkan bahwa kehidupan sekolahku tidak akan berlangsung lama.

Aku bisa melihat tekad yang kuat dari matanya.

"Tentu saja, aku tidak akan meninggalkan penyesalan."

Setelah mendengar jawabanku, Nanase mengangguk puas.

"Kalau begitu, aku permisi dulu."

Melihat gedung sekolah yang hampir dekat, Nanase menundukkan sedikit kepalanya padaku, kemudian dia meninggalkanku.

***

Komentar

Unknown mengatakan…
Mntap min....moga diberi kemudahan menyiapkan kelanjutannya
Unknown mengatakan…
Berkunjung tiap hari untuk melihat mimin yg sedang bekerja keras untk membajak sawahnya... saya selalu di pihakmu min..
Yu mengatakan…
Arigatou min :)
Unknown mengatakan…
I love you min makasih udah up ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜๐Ÿ‘
Kawaii Oni chan mengatakan…
Baca disini emang de best lah. beda ama wp yg keliatan banget pake translate. Disini lebih myaman dibaca. Klo udah full NgeTL nya semua, bisa dibuat Pdf gk min. biar lebih enak lgi bisa dibaca offline
Julius Kingsley mengatakan…
Rencananya emg bakalan dijadiin pdf klo udah selesai tl semuanya...
Adithya mengatakan…
Thanks update nya min
EricSetiawan mengatakan…
Gw ada baca di wattpad cari lewat google sudah lebih 2 chapter dri yg ada disini๐Ÿ˜†kali aja ada yg gk sabar nungguin dsni bisa kesana
Seino mengatakan…
Ditunggu Kelanjutannya
Jeffrey mengatakan…
Sankyuuuu min
tl laen keliatan bgt di taroh di google translate doang
disini beda

keep it on min
Wamura mengatakan…
aku tetap menunggu tl mu min karena enak banget di baca
Unknown mengatakan…
Ijin share link min wkqkwk. Buat yang penasaran ama lanjutannya https://pastebin.com/u/botman69 situ udah ampe chapter 3 part 5(english)
Anonymous mengatakan…
Min kapan update lagi
Unknown mengatakan…
Semangat min
Vermissesie mengatakan…
Terimakasih banyak sudah update min, semangat kerja kerasnya. Meskipun ada iklan saya gak peduli, yang penting Admin terus translate dengan cara Admin seperti ini. Terimakasih banyak!
Unknown mengatakan…
Semakin seru
Semangat terus min
Semoga sehat selalu :)

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny