Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 3 Part 5

Chapter 3 :
Musim panas yang semakin dekat, firasat akan pertempuran sengit (Part 5)



Saat aku melangkahkan kaki di koridor dalam perjalanan menuju pintu masuk.

"Yo."

Seseorang menyapaku ketika aku melihat layar hitam pada ponselku sebelum kuhidupkan. Orang itu adalah Ishizaki Daichi, siswa Kelas 2-B. Dia tersenyum lebar. Apa ada hal baik yang terjadi padanya hari ini?

"Aku menghubungimu lewat ponsel, tapi tidak ada jawaban. Karena itu aku menemuimu secara langsung."

"Maaf, baterai ponselku tadi habis."

"Tidak apa-apa. Mari kita bicara sebentar, bisa kan?"

"Apa kau bermaksud mengintimidasiku?"

"Haha, lelucon yang menarik. Apa ada disekolah ini yang mampu mengintimidasimu?"

Ishizaki menanggapi leluconku dengan lelucon.

"Apa kau ada urusan setelah ini?"

"Tidak, aku baru saja akan kembali."

"Kalau begitu tidak ada masalah. Ikutlah denganku."

Ishizaki mengisyaratkan itu dengan tersenyum, dia langsung berjalan tanpa memberiku kesempatan untuk bicara.

Jika aku terus berdiam diri di sini, aku akan kehilangan jejaknya dalam waktu singkat.

Tapi kalau dia membuat masalah dan bicara keras-keras di sini, kami akan menarik perhatian.

Aku punya waktu luang setelah ini, jadi aku memutuskan untuk mengikuti Ishizaki.

Namun, ketika kami tiba di tikungan, tembok besar yang seharusnya tidak ada di sana, tiba-tiba muncul di hadapanku.

Tidak, itu bukan sebuah tembok. Itu adalah teman sekelas Ishizaki, Yamada Albert.

Dengan mengenakan kacamata hitam, auranya terasa mengintimidasi, dia lalu meletakkan tangannya di bahuku.

"Hai."

"...Hai."

Aku tidak begitu mengerti situasinya, jadi aku merespons dengan kata-kata yang sama.

Intimidasi yang awalnya kuanggap candaan, lama kelamaan mulai terasa nyata.

"Selamat siang, Ayanokouji-kun."

Di sebelah tubuh Albert yang bisa dianggap sebagai tembok besar, muncul sosok Hiyori.

"Ini kombinasi yang langka."

"Mungkin begitu."

Aku berpikir Ryuuen juga akan muncul di sini, tapi sepertinya tidak begitu.

"Kita tidak bisa membicarakannya disini, ayo kita pindah tempat."

"Pindah tempat? Kemana?"


"Kemana ya... aku belum memikirkannya."

Ishizaki tertawa sambil merasa sedikit malu, dia menggosok hidungnya dengan jari telunjuk tangan kirinya.

"Aku punya firasat buruk, bisakah aku pergi sekarang?"

Untuk beberapa alasan, aku merasa ini akan menjadi perkembangan yang tak berguna, jadi aku meminta untuk pergi.

"Bukankah tadi kau bilang kau tidak sibuk? Aku tidak akan membiarkanmu pergi."

"Tidak akan membiarkanku pergi―Apa!?"

Albert, yang berdiri di belakangku, menahan bahu kananku dengan kekuatan yang luar biasa (erat). Kemudian, Hiyori merangkul tangan kiriku ke dadanya. Mereka berdua menahanku bersama-sama.

"Maaf, Ayanokouji-kun. Aku tidak akan membiarkanmu kabur."

"Hah...?"

Intimidasi yang kurasakan, akhirnya menjadi kenyataan.

... Jadi, sampai kapan lelucon ini akan berlanjut?

Ngomong-ngomong, mereka bertiga kelihatannya akan membawaku pergi dari sini.

"Kita akan menarik perhatian kalau di sini. Mari kita pindah ke tempat lain, Ishizaki-kun."

"Itu benar. Tapi, ke mana kita akan pergi?"

"Hmm... bagaimana kalau ke kamarmu, Ishizaki-kun?"

Hiyori mengusulkannya dengan santai.

"Eh? Ka-Kamarku? Ti-Tidak, itu...! Aku tidak mau."

Mendengar kamarnya akan digunakan, Ishizaki menolak dengan panik.

"Kenapa? Apa ada yang salah?"

"I-Itu karena... ada banyak alasannya. Lagipula ini terlalu tiba-tiba..."

"Kami tidak keberatan kalau kamarmu berantakan, iya kan?"

Albert, yang dimintai persetujuan oleh Hiyori, mengangguk dengan perlahan.

... Kau mengerti bahasa Jepang, kan?

Aku yakin dia menggunakannya dalam ujian dan pelajaran. Aku sangat ingin mendengarnya berbicara bahasa Jepang, walaupun hanya sekali.

"I-Itu benar, kamarku sangat berantakan! Tidak ada tempat untuk duduk! Yaaah, sayang sekali ya!"

"Jangan khawatir. Kalau perlu, aku akan membantumu membersihkannya."

"Tidak, tidak, tidak! Tisu dan semacamnya, aku tidak bisa membiarkan seorang gadis membersihkannya!"

(Tl : tisu? habis ngapain nih si kampret..? wkwkwk)

Ishizaki tanpa sengaja mengatakan sesuatu yang tak perlu.

Dia mengatakan kamarnya berantakan, tapi dia tidak ingin menerima bantuan untuk membersihkan kamarnya.

"Tisu... ya? Itu untuk ngelap hidungmu, kan?"

Hiyori yang merasa penasaran, memiringkan kepalanya.

"Pokoknya, kamarku...! Ah, Be-Benar juga. Mari kita gunakan kamar Albert!"

Ishizaki mengalihkan pembicaraan dengan panik.

"Kamar Albert sangat menarik! Kami boleh menggunakannya, kan? Boleh, kan!?"

Ishizaki mengusulkan itu, seolah ingin menyembunyikan sesuatu.

"OKE."

Ternyata dia memang mengerti bahasa Jepang. Albert memberi jawaban singkat.

Setelah itu, Albert mulai bergerak sambil menggendongku.

(Imo : mungkin albert gendong kiyo di bahunya, gak mungkin pula kiyo digendong ala putri)

"Meski begitu... Apa aku akan dibawa seperti ini?"

"Tenang saja. Yamada-kun sangat kuat."

Tidak, bukan itu masalahnya.

Malahan aku merasa kita akan menarik perhatian kalau seperti ini.

"Tidak masalah. Di satu sisi, bisa dikatakan ini semacam pemberitahuan."

Hiyori mengatakan itu dengan tersenyum lembut seperti biasa, lalu dia mulai melangkahkan kakinya dan berjalan paling depan seolah memimpin perjalanan kami.

"Ooh, jadi begitu, seperti yang diharapkan dari Shiina! Ide bagus!"

Sebenarnya apa tujuan kalian membawaku?

Sambil bertanya-tanya, aku dibawa pergi ke asrama.

***

Komentar

Wamura mengatakan…
what? udah update lagi
Kiyopon mengatakan…
gila!!! update 2 kali sehari. Gw dukung terus min. Semangat!!!
Julius Kingsley mengatakan…
Kalau yg ngikutin fanspage, udah tau dari tadi..
Unknown mengatakan…
Manta min...truskan updatenya
gemini reraksa mengatakan…
MANTAF, GAS MIN ! LANJOTT!
Christo Gultom mengatakan…
Mantap gan!! Lanjut!!!!
Unknown mengatakan…
:v 3755, Min Na Go Go
Unknown mengatakan…
admin terbedebes
Redezperado mengatakan…
Wkwkwk shiina akhirnya bertindak
Faikarraja Muzakki mengatakan…
Aduduh polos bgt Hiyori gatau itu tisu dikamar ishizaki dibuat apaan wkwkwk semoga kau cepat tumbuh Hiyoricchi
Unknown mengatakan…
bjir ada colikiawan ternyata

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny