Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 3 Part 10

Chapter 3 :
Musim panas yang semakin dekat, firasat akan pertempuran sengit (Part 10)



Pada sore harinya, aku mengundang Horikita ke kafe.

Kafe memang dipenuhi pengunjung setiap harinya, tapi.. jika ada yang mencoba mendengarkan pembicaraan kami, mereka akan kesulitan untuk memahaminya.

Aku memberitahu Horikita tentang Ike, Shinohara dan Komiya.

Ike menyukai Shinohara, tapi dia tidak mau membuat kemajuan. Sedangkan Komiya, dia sudah mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaannya.

Itu bisa saja berpengaruh pada ujian khusus berikutnya.

Reaksi Horikita setelah mendengarnya...

"Bukankah tidak apa-apa membiarkan mereka begitu?"

Seperti yang kuduga, dia merespons dengan ekspresi yang dingin.

"Kupikir ada masalah serius yang ingin kamu bicarakan denganku... ternyata itu adalah urusan pribadi orang lain. Aku juga sudah mengevaluasi kemampuan Ike-kun. Menurutku, akan lebih baik mengatur kelompok untuknya tanpa melibatkan perasaan."

"Aku kurang yakin dengan itu. Ike terlihat sangat peduli pada Shinohara. Tergantung situasinya, dia mungkin tidak akan begitu aktif seperti tahun lalu. Kalau hanya itu mungkin masih bisa diterima, tapi bagaimana kalau pikirannya yang terfokus pada Shinohara akan menghalangi kelompoknya."

"Jadi dia beresiko putus sekolah karena masalah cinta?"

"Aku tidak bisa mengatakan tidak."

"... Kalau memang itu masalahnya, maka akan sangat merepotkan."

Horikita memegangi kepalanya dan menghela nafas berat.

(Tl note : lebih tepatnya, Horikita menempelkan tangannya di dahi)

"Tampaknya Komiya dan Shinohara sudah berjanji untuk membentuk kelompok, tapi mereka masih belum membuatnya karena instruksimu, Horikita. Begitu mereka mendapatkan izin darimu, '9 dari 10' mereka akan berkelompok. Kau sekarang adalah pemimpin Kelas D. Shinohara tidak akan mengeluh jika kau mengatakan padanya bahwa bekerja sama dengan Komiya tidak akan menguntungkan secara strategis."

(Tl note : ' anggap saja persentasenya.. seperti 90/100%. Intinya.. peluang Shinohara untuk berkelompok dengan Komiya sangatlah tinggi)

"Aku akan mencegah hal itu terjadi. Tapi, meskipun kita mencegah mereka berkelompok, Komiya-kun bisa saja mengubah waktu pengakuannya, kan? Tergantung situasinya, dia mungkin akan menyatakan perasaannya di hari itu juga."

"Kita tidak bisa menghapus kemungkinan itu."

"Ini jauh lebih merepotkan daripada yang kubayangkan. Tidak mungkin kita hanya akan melihat saja sampai mereka berpacaran."

"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?"

"Bagaimana kalau kita buat Ike-kun mengakui perasaannya? Jika Shinohara-san menerimanya, Ike-kun akan berusaha sebaik mungkin untuk menghindari hukuman, tidak peduli di kelompok mana dia berada, kan? Sebaliknya, jika dia ditolak, dia bisa melupakan gadis itu dan fokus (berkonsentrasi) menghadapi ujian."

Kupikir yang pertama itu benar, tapi untuk yang terakhir, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Ike ditolak.

Dia beresiko menghancurkan dirinya sendiri dan berhenti mengikuti ujian.

Bagaimanapun, ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan berbicara.

Mungkin membuat Ike mengakui perasaannya adalah jalan keluar tercepat.

"Meskipun kamu sangat ahli dalam berbagai hal, sepertinya masalah percintaan bukan keahlianmu."

"Aku sedang mempelajarinya sekarang."

"Haaah... Baiklah, aku akan melakukan sesuatu tentang itu. Pokoknya untuk sekarang, aku harus membuat Ike-kun dan Shinohara-san bekerja sama, kan?"

Meskipun sedang makan, Horikita mengeluarkan ponselnya dan menjalankan aplikasi OAA.

Namun, fakta yang tak terduga muncul di sini.

"Sayang sekali, sepertinya kita sudah terlambat."

Horikita menggeser ponsel di atas meja dan menunjukkannya padaku. Di OAA, siswa dapat melihat kelompok-kelompok yang sudah terbentuk, dan di sana tertulis bahwa Shinohara dan Komiya telah membentuk kelompok. Anggota ketiga dari kelompok tersebut adalah siswa Kelas B, Kinoshita Minori.

"Kalau sudah begini, kita harus mengambil tindakan untuk mencegah Ike-kun kehilangan motivasinya."

"Mari kita bicarakan dengan Yousuke. Saat ini dia juga sedang mencari kelompok terbaik untuk Ike."

Pembentukan kelompok untuk ujian khusus di pulau tak berpenghuni menjadi lebih sulit dari sebelumnya.

***

Saat malamnya tiba, aku berkencan dengan Kei di dalam kamarku.

Topik hari ini dimulai dari pertengkaran Ike dan Shinohara, kemudian berlanjut ke kelompok untuk ujian khusus yang akan datang.

"Umm... Kiyotaka, rencananya dengan siapa kamu akan berkelompok dalam ujian di pulau tak berpenghuni?"

Kei melihatku dan mengajukan pertanyaan itu dengan sedikit malu-malu.

"Untuk saat ini, aku tidak niat bekerja sama dengan siapapun."

"Eh? Ke-Kenapa?"

Kei berharap bisa membentuk kelompok denganku, tapi kurasa itu tidak ada untungnya bagi kami. Bukan berarti karena kurangnya kemampuan Kei, tapi dia tidak cocok untuk berkelompok denganku, mengingat aku akan menghadapi Tsukishiro.

"Memang benar, banyak keuntungan yang bisa didapat dengan membentuk kelompok. Tapi, bukan berarti siswa solo tidak bisa menang. Sebaliknya, dia dapat bergerak dengan bebas tanpa terpengaruh oleh orang lain. Selain itu, tergantung bagaimana situasinya, siswa solo dapat membantu kelompok lain. Jika ada kelompok yang hampir dikeluarkan dari sekolah, dia bisa bergabung dengan kelompok itu dan menutupi kekurangan."

"Itu berarti akan lebih mudah bergerak jika melaksanakan ujian ini sendirian..."

Siswa di izinkan menghadapi ujian ini sendirian, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan kata lain, bagi siswa yang percaya diri dengan kemampuannya, ini bisa jadi kesempatan untuk menunjukkan keunggulan mereka.

"Seandainya siswa solo menempati peringkat pertama, kelasnya akan menerima 300 poin kelas."

"Apakah Kiyotaka bisa menempati peringkat pertama seorang diri?"

"Bagaimana menurutmu?"

Mataku bertemu dengan Kei saat aku membalas pertanyaannya dengan pertanyaan, Kei berpikir sejenak selagi mata kami masih saling memandang.

"Memiliki wajah yang tampan dan juga menempati peringkat pertama... Kurasa aku akan menerimanya. Eh, tunggu dulu. Jika itu terjadi, bukankah akan jadi lebih sulit mengungkapkan hubungan kita!?"

Kei mulai panik membayangkan masa depan.

"Jika Kiyotaka berhasil menempati peringkat pertama seorang diri, aku akan sangat senang dan berpikir bahwa kamu sangatlah keren. Tapi, tapi, ah―aku tidak tahu lagi!"

"Kau terlalu bersemangat. Jangan khawatir, mendapatkan peringkat pertama bukanlah hal yang mudah."

"Jadi, Kiyotaka juga berpikir tidak bisa menang?"

"Bisa kukatakan, ada peluang 50 persen."

"Menjawaban begitu saja menurutku sudah cukup mengagumkan ..."

"Ngomong-ngomong, bagian yang perlu kau khawatirkan bukanlah dengan siapa kau akan berkelompok, Kei."

"Eh? Bukan itu bagian pentingnya? Mungkin kalau aku mengacau, aku akan dikeluarkan dari sekolah."

"Ya, ujian khusus ini melibatkan pengusiran. Jika kelompokmu berada di peringkat 5 terbawah, mau tidak mau kau akan menerima hukuman. Tapi, kau tidak dapat memilih dengan bebas anggota kelompok."

"Ya. Karena itulah aku ingin berkelompok denganmu, Kiyotaka... Aku berharap kamu akan melindungiku."

Kei yang telah memutar pembicaraan sejauh ini, akhirnya mengungkapkan keinginannya.

"Meski aku tidak melindungimu, masih ada cara untuk menyelamatkanmu, kan? Menyimpan poin pribadi yang cukup untuk membatalkan pengusiran."

"Itu memang benar, tapi..."

Meskipun jumlah poin pribadi yang diperlukan cukup besar, selama kau memilikinya, kau tidak akan dikeluarkan dari sekolah.

"Itu memang benar, tapi.. meskipun aku membentuk kelompok beranggotakan 6 orang, aku masih tetap harus membayar 1 juta poin pribadi untuk menghindari putus sekolah, kan?  Aku tidak punya poin sebanyak itu."

"Tinggal berapa poin pribadimu sekarang?"

"Umm... 240.000 poin. B-Belakangan ini aku sudah cukup banyak menabung loh!"

Bukan berarti aku akan mengomentarinya.

Aku juga berada dalam situasi yang sama, jadi aku tidak bisa menyalahkannya.

"Berarti masih kurang 760.000 poin lagi ya?"

Saat ini aku memegang 250.000 poin. Bahkan jika aku memberikan semuanya pada Kei, jumlahnya masih kurang dari yang dibutuhkan.

"Kei, kartu yang kau miliki adalah Free Ride, kan?"

"Ya. Kira-kira berapa harga kartu ini ya?"

"Sejujurnya, aku tidak bisa mengatakan kalau itu adalah kartu yang bagus. Baik atau buruk, kartu itu tidak begitu efektif dibanding kartu-kartu yang lain. Kartu itu tidak memberikan efek atas usahamu (hasil), dan juga tidak membantu saat kau dalam kesulitan."

Kartu itu hanya dapat digunakan untuk bertaruh pada kelompok yang punya peluang tinggi untuk memenangkan ujian. Bisa dikatakan, ini adalah kartu yang terendah dan tidak begitu bernilai.

"... Begitu ya."

Setelah mengetahui hal itu, Kei mendesah kecewa.

"Kiyotaka, kalau tidak salah kartumu adalah Trial, kan? Kartu itu akan memberikan efek yang bagus di saat kamu menang, tapi akan menjadi bencana jika kamu kalah... Ah, tentu saja aku tahu itu bukanlah masalah bagi Kiyotaka. Ahh, aku menginginkan kartu Half off atau Nullify."

Bagi siswa seperti Kei, tidak heran jika kartu bantuan di anggap lebih berharga daripada kartu lain seperti kartu Trial.

"Bukan berarti kartu Free Ride ini tidak ada harapan. Banyak juga siswa yang beranggapan bahwa kartu Half off dan Nullifiy tidak berharga. Bagi siswa seperti itu, Free Ride memiliki nilai tertentu."

Berbeda dengan kartu Head Start dan kartu bonus, kartu ini tidak berguna bagi siswa yang percaya diri dengan kemampuan mereka, sebaliknya, kartu ini akan berguna bagi siswa yang tidak yakin bisa menang (atau siswa yang memiliki kemampuan rata-rata). Selain itu, siswa yang kemampuannya rata-rata memiliki jumlah terbesar di setiap kelas, jadi tidak akan sulit menemukan pembelinya. Akan tetapi, kartu seperti Half off justru menjadi incaran sebagian siswa rata-rata dan siswa di bawah rata-rata. Tergantung pemiliknya, kartu yang tidak berharga sekalipun, bisa terlihat seperti emas.

"Aku akan menyiapkan poinnya."

"Eh? Menyiapkan poin... Bagaimana caranya?"

"Ada beberapa cara, salah satunya adalah menjual kartu Trial."

"Tapi, kalau kamu menjual kartu Trial pada siswa lain ... itu akan jadi masalah, bukan?"

"Mencegahmu putus sekolah lebih penting dari itu."

"Y-Ya... M-Makasih."

Kei tersipu malu, wajahnya mulai memerah.

Setelah itu, percakapan kami beralih ke liburan musim panas yang akan datang, dan suasana ruangan pun menjadi lebih hidup daripada sebelumnya, tapi, tidak ada perkembangan lebih lanjut dalam hubungan kami.

***

Komentar

Unknown mengatakan…
Alhamdulillah, gas min chapter berikutnya
Panggil Aku Raja mengatakan…
semangat min..... btw gw suka banget bagian kiyotaka sama kei ngobrol.

semangat sekali lagi min.
Kiyopon mengatakan…
mantul mantab betul
Richo Sembiring mengatakan…
Lanjut min, mantab TL nya
Anjay mengatakan…
Aw, manis sekali mereka :v
Unknown mengatakan…
Gw nggak nungguin saat saat kei dan kiyotaka terbongkar hubunganya wkwkwk (kalau bisa)

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny