Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 4 Part 3

Chapter 4 : Pertempuran Kelas Satu dan Kelas Tiga (Part 3)



6 Juli, mendekati liburan musim panas.

Semua anggota grup Ayanokouji, selain Akito yang pergi melakukan aktifitas klub, berkumpul di sekitar tempat dudukku yang dekat dengan pintu masuk kelas. Kami sebelumnya sudah berjanji untuk pergi ke kamar Keisei.

"Ayanokouji-kun, bisa aku bicara denganmu sebentar?"

Saat kami akan meninggalkan kelas, Kushida memanggilku dan bertanya seperti itu.

"Ada apa?"

Belakangan ini, aku jarang melakukan kontak dengan Kushida, jadi interaksi ini sedikit tidak biasa.

Meskipun setiap bulan aku memberinya sejumlah poin pribadi, hubungan kami tidak lebih dari sebuah kontrak. Aku tidak perlu berpikir panjang memberikan poinku padanya, karena poin pribadi yang kuterima setiap bulan cukup konsisten.

"Sebenarnya, ada siswa kelas satu yang ingin bertemu denganmu, Ayanokouji-kun... Tapi sepertinya, sekarang bukan waktu yang tepat ya?"

Kushida menatap Haruka dan anggota grup lainnya dengan wajah bersalah, lalu dia melanjutkan perkataannya.

"Dia minta tolong padaku untuk mengatur pertemuan denganmu. Kurasa, ini akan memakan waktu sekitar satu jam."

"Mungkinkah junior itu seorang gadis yang ingin menyatakan perasaannya pada Kiyopon?"

"Eh? Ehhh!? Apa itu benar?"

Airi menjadi panik setelah mendengar Haruka yang menebak secara asal-asalan.

"Kalau memang begitu, kita tidak bisa membiarkan mereka berdua bertemu."

Mereka mengutarakan pikiran mereka secara blak-blakan, dan memutuskan nasibku sesuka hati mereka.

"... Apa memang begitu?"

Bagaimanapun, aku memutuskan untuk mengkonfirmasinya lebih dulu pada Kushida.

"Eh? Ah, itu... junior yang ingin bertemu denganmu adalah laki-laki.... Maaf, ya."

Dengan menunjukkan wajah yang bersalah, Kushida meminta maaf padaku.

Tidak, kau tidak perlu meminta maaf untuk hal itu.

Meskipun dari awal aku sudah berpikir bukan itu masalahnya, aku merasa sedikit lega.

"Tidak masalah, kan? Sedikit berinteraksi dengan siswa kelas satu? "

"Benar. Anggota grup kita tidak begitu baik dalam bersosialisasi. Bukan hal yang buruk jika Kiyotaka bisa mengenal siswa kelas satu."

Setelah mengetahui bahwa junior tersebut adalah laki-laki, kedua belah pihak memintaku untuk menemuinya. Airi merasa lega setelah mendengar bahwa itu bukanlah sebuah pengakuan, dan dia dengan senang hati memintaku untuk pergi. Kalau sudah begini, aku tidak punya lagi alasan untuk menolak.

"Baiklah. Apa yang harus aku lakukan?"

"Terima kasih! Untuk sekarang, aku akan memberitahunya bahwa Ayanokouji-kun mau bertemu dengannya."

Kushida mengeluarkan ponselnya dan menghubungi siswa tersebut.

"Kalau begitu, kami duluan. Nanti kamu nyusul, ya?"

Setelah mengucapkan salam perpisahan yang singkat, anggota grup Ayanokouji kembali ke asrama.

"Maaf, ya."

Dia sekali lagi meminta maaf padaku sambil mendekatkan ponsel ke telinganya, sepertinya panggilan itu belum terhubung.

"Ini bukan masalah besar. Mereka juga tidak akan mengeluh karena hal ini."

Tak lama kemudian, panggilan telepon Kushida terhubung.

"Aa, halo? Ayanokouji-kun bilang dia bisa bertemu denganmu sekarang. Ya, ya. Aa, begitu ya? Kalau begitu kami akan menunggumu di sini."

Kushida menyelesaikan panggilan itu dalam waktu kurang dari sepuluh detik.

"Sepertinya dia sudah menuju ke sini. Kita tunggu saja, biar nanti kita tidak kesulitan mencarinya."

Siswa kelas satu yang ingin bertemu denganku berada dalam perjalanan menuju koridor kelas dua.

"Selain itu, Kushida nampaknya semakin akrab dengan siswa kelas satu ya?"

"Eh? Sekarang sudah memasuki bulan Juli, kan? Kupikir itu wajar karena sudah cukup lama waktu berlalu ..."

"... Benar juga."

Aku melihat ke luar melalui jendela koridor, matahari bersinar sangat terang.

Sudah waktunya bagi para jangkrik untuk bernyanyi dan memulai paduan suara.

Sudah lebih dari tiga bulan sejak siswa kelas satu datang ke sekolah ini.

Bagiku yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, itu hanyalah tiga bulan yang sudah berlalu, tapi bagi Kushida, itu sudah lebih dari cukup untuk menjalin hubungan baik dengan junior.

"Ayanokouji-kun sendiri, juga akrab dengan beberapa siswa kelas satu, bukan?"

(Tl : iya, akrab, saking akrabnya kiyo sampai memakai perban di tangan kirinya wkwkwk)

Bukankah itu sudah jelas? Itulah yang ingin kukatakan, tapi kenyataannya tidak begitu.

"Tidak ada yang bisa aku panggil sebagai teman."

"Be-Begitu, ya... Yah, tidak perlu buru-buru. Ini baru permulaan."

Aku akan merasa hampa jika fokus pada hal itu. Memang benar, aku sudah melakukan interaksi dengan beberapa siswa kelas satu. Namun, belum ada satu pun yang akrab denganku.

Percakapan kami terhenti sampai di situ, suasana menjadi canggung.

Ketika aku sedang memikirkan bahan percakapan, siswa kelas satu muncul di koridor.

"Kushida-senpai."

Siswa itu adalah Yagami Takuya, lulusan dari SMP yang sama dengan Kushida dan Horikita. Kushida tersenyum ketika melihatnya, kedatangan Yagami melenyapkan suasana kami yang canggung.

"Yagami-kun adalah orang yang ingin bertemu denganmu, Ayanokouji-kun."

"Senang bertemu denganmu, Ayanokouji-senpai. Terima kasih sudah meluangkan waktumu untukku."

Aku mengingat Yagami, karena sebelumnya dia pernah menyapa Kushida.

"Kalau tidak salah―siswa Kelas 1-B, kan?"

"Ya. Aku Yagami Takuya dari Kelas 1-B."

'Aku sudah pernah bertemu dengan Yagami', tapi kami tidak pernah melakukan percakapan sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya kami berbicara, tepat ketika musim panas tiba.

(Tl note : ' saat Housen datang ke koridor kelas dua)

Kelihatannya dia sudah menjadi pemimpin Kelas 1-B, tapi seberapa besar pengaruhnya?

Dengan sikap yang ramah dan juga kepribadian yang baik, ditambah dengan kemampuan akademik yang tinggi, dia pasti populer.

"Kita harus cari tempat dulu ya... Bagaimana kalau kita berbicara di kamarku? Aku baru saja mendapatkan teh hitam yang cukup langka. Menyeduhnya memang agak lama, tapi rasanya sangat enak lho!"

Yagami menyarankan untuk pergi ke kamarnya.

Aku sedikit tertarik, karena aku jarang minum teh hitam.

Tapi jika aku mengikutinya, apakah kami akan selesai dalam waktu satu jam? Aku sedikit ragu akan hal itu.

"Ah, maaf Yagami-kun. Sebenarnya, Ayanokouji-kun setelah ini akan bertemu dengan teman-temannya. Jadi kalau bisa, kita harus menyelesaikannya dalam waktu satu jam."

Kushida yang menyadari bahwa itu akan memakan waktu lama, segera menjelaskan keadaanku pada Yagami.

"Begitu ya, aku mengerti. Kalau begitu, mari kita bicara di kafe Keyaki Mall."

Meskipun terlihat sedikit kecewa, Yagami menerima situasiku dan menyetujui usulan Kushida.

"Kalau begitu, ayo kita pergi Ayanokouji-kun."

Aku memutuskan untuk pergi ke kafe Keyaki Mall bersama Kushida dan Yagami.

"Ngomong-ngomong, ujian khusus di pulau tak berpenghuni akan segera dimulai. Kudengar, tahun lalu Kushida-senpai juga melaksanakan ujian khusus yang serupa."

"Ya. Aku kesulitan saat itu."

"Maukah senpai memberitahuku tentang ujian itu? Kami kelas satu tidak memiliki pengamalan, jadi setidaknya kami ingin mengumpulkan beberapa informasi."

"Aku tidak keberatan... Tapi aku tidak tahu apakah ini akan membantu. Aturan ujian kali ini juga sangat berbeda dari tahun lalu."

"Aku tahu itu. Siswa kelas tiga juga menjalani ujian khusus di pulau tak berpenghuni, dengan aturan yang berbeda darimu, Kushida-senpai."

"Ooh, jadi siswa kelas tiga juga pernah melakukan ujian khusus di pulau tak berpenghuni ya."

"Ya. Mereka melakukannya saat mereka masih kelas satu, sama sepertimu. Biasanya siswa sekolah ini hanya satu kali melakukan ujian khusus di pulau tak berpenghuni―Apakah tahun ini pengecualian? Atau ada perubahan?"

Kelihatannya Yagami memiliki lebih banyak informasi daripada kami.

"Apakah senpai penasaran kenapa aku memiliki informasi tentang siswa kelas tiga?"

Yagami berkata begitu kepadaku, yang terus diam mendengarkan.

"Aku telah bergabung dengan OSIS. Ketika aku membicarakan topik itu dengan Ketua OSIS Nagumo, dia dengan senang hati memberitahuku tentang ujian khusus di pulau tak berpenghuni yang dia lakukan 2 tahun sebelumnya. Saat itu, setiap kelas di bagi menjadi 4 kelompok, total 12 kelompok berkompetisi dalam ujian itu."

Aturan ujian khusus mereka berbeda dari kami.

Meskipun sama-sama melakukan ujian di pulau tak berpenghuni, pada dasarnya setiap angkatan melaksanakan ujian itu dengan aturan yang berbeda.

"Kemungkinan, ada petunjuk tersembunyi dalam ujian khusus di pulau tak berpenghuni kelas dua."

Bahkan jika aku dan Kushida menyembunyikan kebenarannya dari Yagami, dia pasti akan mendengarnya dari orang lain. Kushida nampaknya akan memberitahu Yagami, yah, kami juga tidak perlu menyembunyikannya.


Dengan sikap yang ramah, Kushida mulai menjelaskan kelangsungan hidup di pulau tak berpenghuni tahun lalu.

Aku hanya diam mendengarkan mereka berbicara dan terus berjalan mengikuti mereka.

***

Komentar

Adrean mengatakan…
Belum ada yg komen

Semangat terus min
Sehat selalu 👌
Fort mengatakan…
Yagami mirip Ichinose kepribadian nya, apakah dia yang akan jadi sekutu kiyopon?

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny