Waktu Untuk Berdua Saja
Hal yang membuatku terkejut adalah ketika dia mengatakan berapa banyak nilai ujian yang akan diraihnya. Itu sangat mengesankan.
" 400 poin."
Dia menyebut jumlah nilai yang akan diraihnya dengan santai, jika aku mengatakan hal yang sama.. palingan itu hanyalah mimpi.
"... Apa kamu serius? Kalau tidak salah 400 poin itu..."
Aku mencoba untuk mengingat penjelasan Chabashira-sensei beberapa hari yang lalu.
"Setara dengan Kemampuan Akademik A."
"K-Kamu pikir hanya dengan berkata begitu, kamu bisa mendapatkannya?"
Seseorang biasanya tidak akan mendapatkan nilai tinggi hanya dengan belajar saja.
Dengan kata lain, dia sekarang ini bahkan bisa bersaing dengan Yukimura-kun?
"Itu wajar bagiku.. karena sejak masuk sekolah ini, aku belum menemukan soal ujian yang sulit untuk diselesaikan."
Aku menyerah. Aku tidak bisa lagi mengikuti ini. Dia... Sungguh luar biasa.
Mungkin terdengar agak aneh, tapi itu berarti apa yang dia katakan pada dasarnya adalah dia bisa mengatur berapa banyak nilai yang ingin dia dapatkan!?
J-Jadi.. kalau dia serius, bukankah dia bisa mendapatkan nilai sempurna?
Tapi jawabannya itu terdengar tidak nyata sama sekali, aku jadi tidak bisa memahaminya.
Mungkin wajahku sekarang terlihat seperti berada di atas awan, aku tidak bohong ketika mengatakan itu.
"Aku bisa mengetahui segala sesuatu yang beresiko dan kuharap kau bisa fokus belajar."
Bagaimanapun, aku harus mendengarkan peringatannya karena dia sangat mengesankan.
Tapi memang benar kalau di dalam hati aku tidak akan melompat kegirangan jika belajar kelompok dengan Horikita-san dan yang lainnya.
"Ya... Mungkin aku harus belajar sedikit sebelum pergi dari sini."
Ya, aku merasa bisa untuk melakukan yang terbaik jika bersama pacarku.
"Aku mengerti. Kalau begitu ayo kita mulai."
Dia menyetujui keinginanku yang sederhana ini dengan mudah. Aku menjadi lebih positif dengan melihat wajahnya di hadapanku ketika dia membuka buku pelajaran dan memberiku arahan.
"Kemarilah."
"Hmm?"
Kalau begitu, lebih baik duduk berdampingan daripada saling berhadapan muka.
Aku memukul dengan pelan lantai di sampingku untuk menyuruhnya datang kemari.
"Ajari aku dari sini."
Dia tidak menolak permintaanku, dia berjalan secara perlahan dan duduk di sampingku.
Hembusan angin sepoi-sepoi membawa aromanya ke arahku.
Saat ini aku sangat bahagia sehingga untuk sesaat aku tidak peduli dengan belajar sama sekali. Tapi aku mencoba untuk mengendalikan diriku lagi dan fokus untuk belajar.
Aku berharap bisa menghabiskan kehidupan sekolah yang menyenangkan bersama Kiyotaka.
~End~
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar