Langsung ke konten utama

Spy Room Volume 1 Chapter 1 Part 4

Chapter 1 : Ancaman (Part 4)



Hari kedua di Istana Kagerou.

Ketika para gadis sudah berkumpul di ruang pertemuan, Klaus muncul di sana. Pakaiannya tidak kotor dan bernoda merah seperti kemarin, kali ini dia memakai pakaian yang bersih. Sejenak Lily terpesona melihat penampilannya yang rapi itu.

"Selamat pagi, bos." Dia mengucapkan salam untuk menyembunyikan hatinya yang berdebar-debar.

"Aku merinding jika dipanggil seperti itu." Klaus mengerutkan keningnya.

"Berhenti memanggilku bos. Panggil aku Sensei, atau Klaus."

"Baiklah ... kalau begitu, aku akan memanggilmu Sensei."

"Aku tidak keberatan. Nah, mari kita mulai pertemuan [Tomoshibi]."

Di ruang pertemuan ini, sofa-sofa disusun berbentuk seperti コ ... Setelah duduk di sofa, sikap para gadis jadi agak sedikit kaku.

Sedangkan Klaus, bersikap acuh tak acuh seperti biasa dan mulai bicara.

"Aku akan memberi penjelasan pada kalian. [Tomoshibi] adalah tim yang di dirikan untuk suatu tujuan yaitu menyelesaikan [Fukanou Ninmu]. Misinya adalah menyusup ke fasilitas penelitian Kekaisaran Galgado. Kita akan mencuri sebuah objek tertentu di dalam fasilitas tersebut, aku akan memberitahu kalian detailnya nanti. Alasan kenapa misi ini dikategorikan sebagai misi mustahil adalah karena kegagalan tim mata-mata dalam misi ini bulan lalu. Bahkan mereka semua sudah mati. Tidak ada satu pun dari mereka yang kembali membawa informasi."

Salah satu dari para gadis bergumam kaget.

"Mereka semua mati ..."

Klaus mengangguk dan kembali melanjutkan penjelasannya.

"Kita akan berangkat satu bulan dari sekarang, dan menyusup ke dalam fasilitas penelitian itu. Kita tidak punya banyak waktu."

Mendengar isi detail misi tersebut, kaki Lily mulai gemetaran.

Misi yang akan di laksanakan nya ini bahkan gagal di lakukan oleh tim profesional.

Ternyata benar, setelah mendengarnya aku jadi yakin, ini adalah misi yang gila.

"Jangan khawatir."

Klaus mengeluarkan suara yang lembut.

"Seperti yang kalian lihat, aku adalah mata-mata terkuat. Tidak ada mata-mata yang lebih baik dari pada aku. Jika kalian mengikuti pelajaran ku dengan baik, menyelesaikan misi mustahil ini akan sama seperti permainan anak-anak."

Tampaknya, dia yakin dengan kemampuannya sendiri.

Dia seolah-olah tidak khawatir dengan situasi yang akan di hadapinya.

"Tapi, aku tidak tahu apa kau benar-benar 'mata-mata terkuat' ..."

Gadis berambut putih mengatakan itu tanpa merasa takut terhadap Klaus. bahkan Lily juga berpikiran begitu.

Klaus menatapnya sejenak, kemudian dia memberi respon.

"Kalau begitu, kau bisa memastikannya sendiri dengan mengikuti pelajaran dari ku."

Klaus mengeluarkan beberapa gembok dari kotak kayu yang terletak di ruang pertemuan. Kemudian dia berbalik ke arah para gadis, dan melemparkan gembok satu persatu kepada mereka semua.

"Di masa lalu, Kekaisaran menggunakan gembok ini untuk mengunci ruangan fasilitas militer mereka. Membuka gembok ini dengan cepat adalah keterampilan yang penting dalam misi penyusupan."

Lily mengamati gembok yang di terima nya.

Gembok itu lebih besar dan lebih berat, dari pada yang biasa dia gunakan untuk latihan.

"Cobalah kalian buka gembok ini. Batas waktunya adalah satu menit."

Ujian dadakan!

Bahkan Lily tidak sempat bereaksi, dia buru-buru mengeluarkan alat pembuka kunci.

Dia tahu kalau dia harus memasukkan alat itu ke dalam gembok. Tapi itu adalah gembok yang di buat khusus dengan fungsi anti alat pembuka kunci.

Dia bahkan tidak tahu pola yang sesuai untuk membuka gembok itu.

Aku mungkin tidak bisa membukanya~ Lily mengeluhkan hal itu.

Batas waktu sudah hampir habis, dia mulai keringatan.

"Berhenti!"

Kata-kata Klaus menghancurkan konsentrasi para gadis.

Ketika Lily melihat sekelilingnya, hanya satu gadis yang berhasil membukanya. Enam orang lainnya telah gagal membuka gembok, termasuk Lily.

Tapi, wajar jika mereka gagal.

Di sekolah pelatihan, mereka belum pernah melihat gembok dengan struktur yang rumit seperti ini.

Sementara itu, Klaus mengumpulkan gembok yang gagal di buka.

"Hanya satu orang yang berhasil, ya. Tidak masalah, ini masih sesuai dengan perkiraanku."

"Ugh ..." Wajah gadis berambut putih menjadi kemerahan. "Bagaimana denganmu? Apa kau bisa membukanya?"

"Lihatlah aku kalau kau masih ragu."

Di saat berikutnya, Klaus melempar enam gembok yang terkunci ke udara.

"Gembok-gembok ini―akan terbuka dengan cara seperti ini."

Lily tidak dapat mempercayai apa yang baru saja di lihat nya.

Klaus mengayunkan lengan nya dua, tiga kali.

Tapi setelah itu, Lily tidak bisa lagi melihat gerakan tangan nya. Satu-satunya yang bisa dia pahami adalah hasilnya, semua gembok terbuka di depan matanya. Keenam gembok yang tak terkunci jatuh ke lantai.

Tidak butuh waktu satu menit untuk membuka satu gembok―lebih tepatnya, Klaus hanya perlu waktu satu detik untuk membuka enam gembok.

Salah satu gadis mengungkapkan kekagumannya "Woah ..." begitu juga dengan Lily.

Kemampuan Klaus jauh melebihi guru terbaik yang ada di sekolah pelatihan. Jika memiliki kemampuan setingkat itu, dia bisa menyusup ke fasilitas apapun dan mencuri dokumen rahasia.

Ini adalah kemampuan mata-mata nomor satu.

Itulah yang diyakini para gadis itu setelah menyaksikan bakat dari seorang elite.

"Sudah kubilang, kan. Tidak ada mata-mata yang lebih hebat dari pada aku."

Dia menghilangkan keraguan para gadis terhadap diri nya dengan memperlihatkan kemampuannya.

Kaki Lily pun juga berhenti gemetaran.

Mungkin aku bisa mempercayainya.

"Apa masih ada yang meragukan ku setelah melihat ini?"

Semua gadis itu menggelengkan kepala mereka. Tidak ada seorang pun yang menentang. Sebaliknya, mereka semua menatap Klaus dengan penuh harapan.

Di lihat dari ekspresi mereka, para gadis itu sudah tidak sabar untuk memulai pelajaran selanjutnya.

Ternyata memang benar, pria inilah yang akan mengembangkan bakatku―kata Lily dalam hati.

Menerima tatapan dari murid-murid baru nya, Klaus membuka mulutnya dengan tenang.

"Nah, pelajaran berikutnya adalah―"

"Eh?"

"Hm?"

Untuk sesaat, ruangan itu dipenuhi dengan keheningan dan terasa sangat canggung.

Klaus sedikit penasaran dan memiringkan kepala nya, Lily pun tidak bisa menahan kebingungannya sehingga dia bergumam "Hah?".

Apa hanya perasaanku saja? Aku merasa Sensei mengucapkan sesuatu yang agak aneh.

Lily menilai bahwa itu adalah sebuah kesalahpahaman, lalu dia menundukkan kepalanya.

"Ah, maafkan aku. Aku sudah mengganggu pelajaranmu, Sensei."

"Tidak apa-apa, bicara lah kalau kau masih memiliki keraguan."

"Aku baik-baik saja! Tolong lanjutkan penjelasanmu! Aku ingin segera mendengarnya―"

"Itu bagian akhirnya."

"Eh ...?"

"Kalau kau menggunakan alat pembuka kunci dengan cara yang benar, gembok nya akan terbuka. Tapi kalau kau menggunakan alat nya dengan cara yang salah, gembok tidak akan pernah terbuka. Itu saja instruksi untuk membuka gembok."

"" "" "" "... ... ..." "" "" ""

Di waktu bersamaan, para gadis terdiam tanpa kata.

Mereka saling memandang, kemudian mereka mengangguk sebagai konfirmasi bahwa mereka memiliki pemikiran yang sama.

Pria ini, mungkinkah

Tampaknya Klaus juga menyadari ada sesuatu yang salah.

Dia melihat wajah para gadis dengan penuh keheranan.

"Apa mungkin ... kalian belum mengerti?"

Kenapa kamu terlihat sangat terkejut? Seharusnya kami yang terkejut.

Pikir Lily sambil menatap Klaus dengan perasaan itu.

Klaus menyilangkan tangan nya, dan diam selama beberapa detik, lalu dia mulai bicara.

"... Ini layanan khusus. Aku akan memberitahu kalian tentang pelajaran di masa depan. Kita memiliki berbagai macam kode, pertama.. [Katakan dengan indah] untuk negosiasi, kedua.. [Serang saja mereka] untuk pertempuran, dan ketiga.. [Semua akan berhasil] untuk penyamaran. Apa kalian mengerti?"

"Tidak."

"Benarkah?"

"Serius."

"Bahkan jika ku ubah kode [Katakan dengan indah] menjadi [Katakan seperti kupu-kupu]?"

"Itu malah jadi semakin membingungkan."

"Begitu ya, menakjubkan."

Klaus membungkuk dalam, lalu dia menghela nafas.

"Tampaknya―aku tidak pandai mengajari orang lain."

Setelah meninggalkan kata-kata yang absurd, Klaus berjalan melewati para gadis. Ketika tiba di pintu keluar, dia berbalik dan berbicara―

"Sisanya kalian pelajari sendiri."

Kemudian, dia melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan.

Setelah itu, ruang pertemuan menjadi sangat tenang. Para gadis itu terdiam untuj beberapa saat, tapi ketika menyadari situasinya, mereka saling memandang satu sama lain dan mengangguk secara bersamaan, lalu mereka berdiri dari kursi masing-masing―

"" "" "" "Tunggu sebentar!!!" "" "" ""

Mereka berteriak secara bersamaan.

*

Keadaan di ruang pertemuan menjadi kacau.

"Jangan bercanda! Sebenarnya apa yang baru saja kupelajari!?"

"Aku telah memikirkannya sepanjang waktu ini, apa yang dia maksud dengan 'Menakjubkan' itu!?"

"Itu sedikit menyebalkan ya ..."

Tidak ada yang bisa menyalahkan gadis-gadis ini untuk mengeluh.

Harapan mereka telah lenyap sepenuhnya.

Satu-satunya kesempatan mereka untuk menyelesaikan misi mustahil telah hilang.

"Kalau begini, tidak mungkin kita bisa melakukan misi mustahil ini!"

Ekspresi gadis berambut coklat lebih tegang dari biasanya.

Bibir Lily juga berkedut. Akhirnya, masing-masing dari mereka menyadari betapa mengerikannya situasi mereka saat ini.

Pemimpin [Tomoshibi]―pria itu tidak bisa di andalkan sama sekali.

"Dalam kasus terburuk, kita harus berlatih sendiri. Setidaknya, kita bisa mempelajari beberapa kemampuan yang layak ..."

"Tapi, masalahnya bukan hanya pelajaran dan latihan saja." Gadis berambut hitam meletakkan satu jarinya di wajahnya. Gerakannya terlihat sangat elegan seperti wanita dewasa.

"Dia adalah guru kita, sekaligus pemimpin kita. Itu berarti, dia juga yang akan memimpin kita selama misi berlangsung, kan?"

"Umm.. dengan kata lain.. apa maksudnya?"

"Apa dia bisa mengeluarkan perintah dengan tepat? Ada kemungkinan dia akan mengucapkan kode seperti [Masuk dari pintu belakang dengan sopan] atau [Galilah seperti tikus tanah]."

Mungkin begitu.

Tidak, dia pasti akan melakukan itu.

Memahami hal itu, Lily bisa merasakan wajahnya sendiri menjadi pucat.

"Mana mungkin aku menyerah begitu saja!"

Gadis berambut putih berteriak dalam menghadapi bahaya yang belum pernah di alami nya sebelumnya.

Para gadis yang lain mengeluarkan kata-kata frustasi, seolah-olah bendungan yang ada di hati mereka telah hancur.

Situasinya berubah 180 derajat, seolah-olah dari surga menjadi neraka. Dengan begitu, tim mata-mata yang baru saja terbentuk, [Tomoshibi].. runtuh setelah melakukan aktifitas selama satu jam.

*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny