Apa yang terlihat dari punggungnya
Jika aku ditanya tentang bagian terbaik dari diriku, tanpa ragu aku akan menjawab wawasan dan intuisiku.
Dalam perjalanan kembali ke asrama dari Keyaki Mall―
Aku melihat Ayanokouji-senpai masuk ke dalam toserba.
Aku diam-diam mengikutinya dari belakang, tapi sampai sekarang.. dia belum menunjukkan tanda-tanda telah menyadari keberadaanku.
Tapi, aku yakin dia sudah menyadari keberadaanku.
Tingkah lakunya, sikapnya, sama seperti siswa SMA biasa.
Dia tampak seperti siswa biasa yang dapat ditemukan dimana saja.
Aku sedikit menjauh darinya, dan mengambil lolipop yang ada di dekatku sebelum memanggilnya.
Tapi tetap saja, aku tidak perlu berasumsi tentang kemungkinan itu.
Dia tidak memperhatikanku, dia hanya fokus memasukkan barang-barang yang ingin dibelinya ke dalam keranjang belanja.
Tak lama setelah itu, aku memanggilnya tepat sebelum dia akan membayar di kasir.
"Permisi~~?"
Jika aku memutuskan untuk mengawasinya dan membiarkannya pergi, tidak akan ada lagi peluang untuk hari ini.
"Kau adalah Tsubaki, kan? Apa kau ada perlu denganku?"
Ketika aku mengarahkan perhatiannya padaku, dia bahkan tidak terkejut sama sekali.
Dia juga tidak mengemukakan fakta tentang diriku yang mengawasinya di kafe.
"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu, bisakah kamu menunggu di luar sebentar?"
Setidaknya yang bisa kulakukan untuk menunjukkan sopan santun terhadap toko itu adalah dengan membeli permen lolipop, bukan hanya sekedar melihat-lihat saja.
... Kurasa begitu? Mungkin itu adalah pekerjaan karyawan toko.
"Terima kasih sudah menungguku."
Ketika mulai berjalan, aku membuka kertas pembungkus lolipop. Sebenarnya, aku tidak pandai memulai percakapan.
Aku tidak begitu bermasalah bersama lawan jenis. Aku hanya kurang pandai berkomunikasi.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"
Dia menanyakan alasanku memanggilnya.
"Ada sesuatu yang ingin dia katakan jika aku kebetulan bertemu denganmu, Ayanokouji-senpai."
Untuk saat ini, aku harus mengulur waktu sampai Utoumiya-kun tiba.
"Utoumiya?"
Dia menanyakan itu padaku, seolah dia telah membaca pikiranku dengan akurat.
"Sepertinya perkiraanku benar."
Seperti yang diharapkan darinya... Apa itu kata-kata yang tepat untuk kukatakan?
"Dia bilang, dia akan tiba di sini sebentar lagi."
Aku belum bisa menggali sampai ke dalam isi hatinya.
Masih ada cukup waktu, tidak perlu terburu-buru. Perlahan tapi pasti.
Dan kemudian―
~SS Tsubaki Sakurako End~
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar