Chapter 2 : Kerjasama (Part 6)
[Baiklah, Ojou-san, aku akan memberi tahumu hasil diagnosisnya]
[Aku menyebutnya... Gejala Kemalangan, tapi gejala yang tidak ilmiah ini sebenarnya tidak ada]
[Aku yakin ini berkaitan dengan keinginan 'intropunitive']
(Tl note : ' orang yang menyalahkan dirinya sendiri atas masalah yang terjadi, menyebabkan orang itu ingin menghukum dirinya sendiri)
[Kebakaran di kediaman bangsawan... aku ingat itu. 'Putri' mereka, yaitu kamu.. adalah satu-satunya orang yang selamat dari kebakaran itu]
(Tl note : ' di raw bacaannya Ojou-sama = Tuan putri)
[Jauh di lubuk hatimu, mungkin kamu.. "Kenapa hanya aku yang selamat? Ini tidak adil!".. berkata begitu dan menjadi terobsesi dengan hal itu]
[Tanpa kamu sadari, kamu menginginkan hukuman]
[Ada beberapa kasus di mana orang yang memiliki keinginan bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya, bisa dikatakan kasusmu hampir mirip dengan kasus itu. Sama seperti orang yang melukai dirinya sendiri dan tidak langsung bunuh diri, kamu juga berulang kali memberi hukuman pada dirimu sendiri, tapi kamu tidak menerima hukuman akhir berupa kematian. Ini hanyalah cara untuk meringankan beban mentalmu. Ini adalah keinginan untuk menerima hukuman, bukan keinginan untuk bunuh diri]
[Menahan penderitaan untuk diri sendiri demi keselamatan orang lain... Jika di lihat secara objektif, ini juga bisa di sebut sebagai keinginan intropunitif]
[Kamu tidak boleh terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri. Itu akan menyebabkan munculnya keinginan intropunitif]
[Tapi, kemungkinan besar―kamu akan terus mengulangi siklus itu]
Elna diberitahu untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri, tapi.. kalau dia bertindak seperti itu, dia akan merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Bagi Elna, tidak masalah jika dia satu-satunya yang mengalami kemalangan dan terluka. Namun.. kemalangan Elna terkadang agak membingungkan dan melibatkan orang-orang di sekitarnya. Orang yang berada di sisinya, bahkan orang yang bersikap baik pada dirinya.
Elna selalu merasa dirinya tidak enak dipandang. Sangat kotor dan hina.
Tidak mengherankan jika tidak ada yang mau berteman dengannya di sekolah pelatihan.
Meski sudah seperti itu, dia masih tidak paham, mengapa pria di depannya ini mengelus kepalanya dengan lembut?
"Berkat dirimu, banyak orang yang terselamatkan. Jika kita tidak ada di sana, mobil yang lepas kendali akan menabrak orang lain. Jika kita tidak berjalan di gang kecil, panci yang berisi air panas akan mengenai orang di bawah. Begitu pula dengan anjing ganas, jika anak-anak yang tidak bersalah berada di posisi kita, mungkin dia akan di aniaya sampai mati, dan wanita yang berjalan di belakang kita akan tertimpa batu bata."
"Eh?"
Elna terperangah.
Karena di satu sisi, kata-kata yang diucapkan oleh Klaus ada benarnya juga.
Kemalangan yang di alami Elna hari ini akan tetap terjadi meskipun dia tidak berada di sana. Jika Klaus tidak menerima ajakan Elna, pasti akan ada korban.
Karena dipandu Elna, Klaus menyelamatkan banyak orang.
Di dalam pikiran Elna, dia setuju dengan perkataan Klaus, tapi―
"I-Itu hanya kebetulan!"
Elna mencoba untuk membantahnya.
"Itu hanya hasil sampingan! Elna memandu Sensei untuk membuat Sensei terluka! Kemudian, gadis yang lain akan menyerangmu ketika kamu sudah kelelahan! Menyelamatkan orang lain itu hanya kebetulan saja!"
Dia baru saja membocorkan seluruh rencana penyerangan.
Dia bahkan tidak tahu mengapa dia menjadi gelisah.
"Elna adalah.. orang yang membawa kemalangan, tidak disenangi dan dibenci semua orang! Bahkan jika mata-mata nomor satu mengatakan bahwa aku adalah orang yang paling beruntung, aku tidak senang sama sekali! Jangan mengatakan itu dengan enteng! Jangan mengelus kepalaku dan memperlakukan seperti anak kecil! Orang yang berdiri di samping Sensei saat ini adalah iblis jahat yang tidak enak dipandang, dan selalu membawa kemalangan bagi orang lain!"
"Tapi.. aku tidak mengalami kemalangan, bukan?"
"Itu..."
"Hmm, ada debu di rambutmu."
Sekali lagi, Klaus menyentuh kepala Elna.
Kenapa kamu bisa menyentuh kepala Elna... tanpa ragu sama sekali...?
Setelah menyingkirkan tangan Klaus, Elna menggelengkan kepalanya.
Dia telah mengalami banyak kemalangan, tapi dia masih peduli pada Elna! Dia tahu kekuatan dan niat jahat Elna, tapi dia tetap bersikap tenang seperti biasa! Karena ada orang bodoh inilah―
"Ada apa, Elna?" Tanya Klaus. "Apa kau menangis?"
"......nangis"
"Hm?"
"Nangis!"
"Nangis?"
"E-Elna tidak menangis...!"
"Begitu, ya."
Klaus menunjukkan simpatinya dan tidak mengatakan fakta yang sebenarnya.
Aku tidak bisa menghindar lagi, kebaikannya membuatku merasa nyaman.
Mau bagaimana lagi kan, kebaikannya itu membuat dadaku terasa hangat.
"Pokoknya, ini adalah keberuntungan. Nasib baikmu telah menyelamatkan banyak orang. Aku akan memberimu hadiah. Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?"
Elna menggelengkan kepalanya, terhadap ajakan Klaus.
"Mana mungkin Elna tahu itu!"
"Aku hanya menanyakan tempat yang ingin kamu kunjungi, kan?"
"Ini pertama kalinya... bagiku." Elna menyeka air matanya. "Sejak lahir, aku belum pernah berkencan dengan seseorang..."
"... Begitu, ya. Maka, aku akan memandumu."
Elna tidak menyangkal kencan dengan Klaus, mereka pun mulai berjalan dengan santai.
Sepertinya, Elna benar-benar lupa dengan rencana penyerangannya.
[Aku menyebutnya... Gejala Kemalangan, tapi gejala yang tidak ilmiah ini sebenarnya tidak ada]
[Aku yakin ini berkaitan dengan keinginan 'intropunitive']
(Tl note : ' orang yang menyalahkan dirinya sendiri atas masalah yang terjadi, menyebabkan orang itu ingin menghukum dirinya sendiri)
[Kebakaran di kediaman bangsawan... aku ingat itu. 'Putri' mereka, yaitu kamu.. adalah satu-satunya orang yang selamat dari kebakaran itu]
(Tl note : ' di raw bacaannya Ojou-sama = Tuan putri)
[Jauh di lubuk hatimu, mungkin kamu.. "Kenapa hanya aku yang selamat? Ini tidak adil!".. berkata begitu dan menjadi terobsesi dengan hal itu]
[Tanpa kamu sadari, kamu menginginkan hukuman]
[Ada beberapa kasus di mana orang yang memiliki keinginan bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya, bisa dikatakan kasusmu hampir mirip dengan kasus itu. Sama seperti orang yang melukai dirinya sendiri dan tidak langsung bunuh diri, kamu juga berulang kali memberi hukuman pada dirimu sendiri, tapi kamu tidak menerima hukuman akhir berupa kematian. Ini hanyalah cara untuk meringankan beban mentalmu. Ini adalah keinginan untuk menerima hukuman, bukan keinginan untuk bunuh diri]
[Menahan penderitaan untuk diri sendiri demi keselamatan orang lain... Jika di lihat secara objektif, ini juga bisa di sebut sebagai keinginan intropunitif]
[Kamu tidak boleh terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri. Itu akan menyebabkan munculnya keinginan intropunitif]
[Tapi, kemungkinan besar―kamu akan terus mengulangi siklus itu]
***
Tampaknya itulah penjelasan yang logis untuk kemampuan Elna.
Elna menghampiri nasib buruk itu sendiri. Tanpa disadarinya, dia mencari kemalangan. Untuk menghukum dirinya, menemukan kesalahannya, dan menyakiti dirinya sendiri.
Bagi Elna, tidak masalah jika dia satu-satunya yang mengalami kemalangan dan terluka. Namun.. kemalangan Elna terkadang agak membingungkan dan melibatkan orang-orang di sekitarnya. Orang yang berada di sisinya, bahkan orang yang bersikap baik pada dirinya.
Elna selalu merasa dirinya tidak enak dipandang. Sangat kotor dan hina.
Tidak mengherankan jika tidak ada yang mau berteman dengannya di sekolah pelatihan.
Meski sudah seperti itu, dia masih tidak paham, mengapa pria di depannya ini mengelus kepalanya dengan lembut?
"Berkat dirimu, banyak orang yang terselamatkan. Jika kita tidak ada di sana, mobil yang lepas kendali akan menabrak orang lain. Jika kita tidak berjalan di gang kecil, panci yang berisi air panas akan mengenai orang di bawah. Begitu pula dengan anjing ganas, jika anak-anak yang tidak bersalah berada di posisi kita, mungkin dia akan di aniaya sampai mati, dan wanita yang berjalan di belakang kita akan tertimpa batu bata."
"Eh?"
Elna terperangah.
Karena di satu sisi, kata-kata yang diucapkan oleh Klaus ada benarnya juga.
Kemalangan yang di alami Elna hari ini akan tetap terjadi meskipun dia tidak berada di sana. Jika Klaus tidak menerima ajakan Elna, pasti akan ada korban.
Karena dipandu Elna, Klaus menyelamatkan banyak orang.
Di dalam pikiran Elna, dia setuju dengan perkataan Klaus, tapi―
"I-Itu hanya kebetulan!"
Elna mencoba untuk membantahnya.
"Itu hanya hasil sampingan! Elna memandu Sensei untuk membuat Sensei terluka! Kemudian, gadis yang lain akan menyerangmu ketika kamu sudah kelelahan! Menyelamatkan orang lain itu hanya kebetulan saja!"
Dia baru saja membocorkan seluruh rencana penyerangan.
Dia bahkan tidak tahu mengapa dia menjadi gelisah.
"Elna adalah.. orang yang membawa kemalangan, tidak disenangi dan dibenci semua orang! Bahkan jika mata-mata nomor satu mengatakan bahwa aku adalah orang yang paling beruntung, aku tidak senang sama sekali! Jangan mengatakan itu dengan enteng! Jangan mengelus kepalaku dan memperlakukan seperti anak kecil! Orang yang berdiri di samping Sensei saat ini adalah iblis jahat yang tidak enak dipandang, dan selalu membawa kemalangan bagi orang lain!"
"Tapi.. aku tidak mengalami kemalangan, bukan?"
"Itu..."
"Hmm, ada debu di rambutmu."
Sekali lagi, Klaus menyentuh kepala Elna.
Kenapa kamu bisa menyentuh kepala Elna... tanpa ragu sama sekali...?
Setelah menyingkirkan tangan Klaus, Elna menggelengkan kepalanya.
Dia telah mengalami banyak kemalangan, tapi dia masih peduli pada Elna! Dia tahu kekuatan dan niat jahat Elna, tapi dia tetap bersikap tenang seperti biasa! Karena ada orang bodoh inilah―
"Ada apa, Elna?" Tanya Klaus. "Apa kau menangis?"
"......nangis"
"Hm?"
"Nangis!"
"Nangis?"
"E-Elna tidak menangis...!"
"Begitu, ya."
Klaus menunjukkan simpatinya dan tidak mengatakan fakta yang sebenarnya.
Aku tidak bisa menghindar lagi, kebaikannya membuatku merasa nyaman.
Mau bagaimana lagi kan, kebaikannya itu membuat dadaku terasa hangat.
"Pokoknya, ini adalah keberuntungan. Nasib baikmu telah menyelamatkan banyak orang. Aku akan memberimu hadiah. Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?"
Elna menggelengkan kepalanya, terhadap ajakan Klaus.
"Mana mungkin Elna tahu itu!"
"Aku hanya menanyakan tempat yang ingin kamu kunjungi, kan?"
"Ini pertama kalinya... bagiku." Elna menyeka air matanya. "Sejak lahir, aku belum pernah berkencan dengan seseorang..."
"... Begitu, ya. Maka, aku akan memandumu."
Elna tidak menyangkal kencan dengan Klaus, mereka pun mulai berjalan dengan santai.
Sepertinya, Elna benar-benar lupa dengan rencana penyerangannya.
*
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar