Langsung ke konten utama

Spy Room Volume 1 Chapter 2 Part 8

Chapter 2 : Kerjasama (Part 8)



Setelah menunggu beberapa saat, pintu gudang itu terbuka.

Kemudian Elna dan Klaus dibawa ke bangunan utama pondok ini. 10 orang pria yang tampak berbahaya, berbaris di aula. Tepat di tengah mereka, ada seorang pria duduk dikursi, beserta bawahan yang melayaninya. Tampaknya dia adalah bos mereka.

"Yo, kita bertemu lagi, Ojou-chan."

Elna merasa familiar dengan wajah pria itu.

"Kamu yang kemarin..."

Dia adalah orang yang membawa Elna ke gang belakang. Seluruh tubuhnya sekarang dibaluti perban. Meskipun dia menderita luka serius, dia berhasil bertahan hidup.

―Sungguh malang.

Elna telah meremehkan pria itu dan menganggapnya sebagai penjahat kecil, dia tidak menyangka bahwa pria itu adalah bos dari kelompok ini dan memiliki 10 orang di bawah perintahnya.

"Aku sudah dengar bahwa kau adalah putri dari orang penting di negara ini. Awalnya aku berencana untuk membunuhmu, tapi menurut informasi yang kuterima, menculikmu lebih baik daripada membunuhmu. Karena itu aku segera mengubah rencanaku."

"Berarti mobil yang lepas kendali itu―"

"Aku memberi perintah pada bawahanku untuk membunuh seorang bocah yang menyebalkan. Tapi, jangan khawatir. Setelah aku mendapatkan beberapa informasi, aku memutuskan untuk tidak membunuhmu, aku akan menahanmu dan meminta uang tebusan. Dengan begitu, kami bisa menggunakan uang itu untuk mendanai revolusi."

Pria itu mengerutkan dahinya ketika bangkit dari kursi, sepertinya luka-luka itu masih menyiksa tubuhnya. Dia berkata bahwa dia tidak punya niat untuk membunuh, tapi di matanya jelas ada nyala api balas dendam terhadap Elna.

Lutut Elna menjadi tidak bertenaga.

Ketika pria itu mendekati Elna dan mengulurkan tangannya, Klaus mendesis padanya.

"Jangan sentuh dia."

Meskipun tubuhnya di ikat dengan rantai, sikap Klaus masih sama seperti biasa.

Dia tetap tenang dan percaya diri, tapi dia memberikan tekanan yang tinggi.

"Hentikan ini semua, oke. Jika kau melepaskan kami sekarang, aku akan mengabaikan perbuatanmu kali ini."

Klaus menghela nafas panjang.

"Kalian adalah kelompok kecil yang bahkan tidak tercatat dalam informasi polisi, kan? Kalian tidak layak untuk jadi lawanku."

Perkataan Klaus tersebut, memicu kemarahan pria itu.

"Jangan sok keren!"

Pria itu berteriak, dan memukul wajah Klaus.

Klaus mengerang dan jatuh ke lantai. Di mata Elna, Klaus tampak menoleh sedikit untuk mengurangi dampak serangan itu, tapi kebenarannya tidak bisa dipastikan.

"Kami juga sudah memiliki informasi tentangmu. Kau adalah pengawal yang sangat kuat, benar kan? Tapi, setelah diikat dengan rantai dan memblokir lubang kunci, kau tidak lebih dari seorang boneka."

Pria itu menendang Klaus.

"Kasihan sekali. Tapi, jangan salahkan aku. Kau sudah cukup menikmati kehidupanmu sebagai pengawal gadis ini, kan! Sebagai anjing borjuis!"

Begitu selesai bicara, pria itu menendang wajah Klaus.

Teriakan kesakitan keluar dari mulut Klaus.

Mungkin itu bukan akting.

Pria itu menendang Klaus berkali-kali. Setiap kali terkena tendangan, Klaus menggertakkan giginya.

"Lebih baik kau menerimanya dengan tenang. Jika kau menunjukkan perlawanan, aku benar-benar akan membunuhmu."

Pria itu tampaknya kelelahan, bahunya naik turun dan nafasnya tidak beraturan. Setelah memberikan satu tendangan terakhir pada Klaus, pria itu berbalik menghadap Elna.

Apakah kali ini giliranku?

Menyadari itu, air mata menumpuk di mata Elna.

Tapi, ketika pria itu mendekati Elna, suara yang keras bergema di dalam ruangan itu.

"―Aku akan memperingatkanmu sekali lagi."

Klaus mengatakan itu dan berusaha untuk bangkit.

"Kau, orang sepertimu―tidak berhak menyentuh gadis itu."

Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Klaus.

"Brengsek, apa kau masih belum mengerti situasimu sekarang?"

Dari nada bicaranya, pria itu sepertinya sangat jengkel.

"Perubahan rencana. Menurut informasi, akan lebih baik jika tidak membunuhmu karena kau dapat digunakan untuk berkomunikasi, tapi aku sudah tidak tahan lagi."

"... Darimana kau mendapatkan informasi yang salah itu?"

"Itu bukan urusanmu!"

Pria itu berteriak, lalu dia mengeluarkan pistol dari sakunya.

Bawahan di sekitarnya memanggilnya "Bos!" mereka mencoba untuk menghentikannya.

Namun, pria itu tidak berhenti. Dia mengarahkan pistol kepada Klaus.

Meskipun berada dalam situasi itu, Klaus tidak kehilangan ketenangannya sedikitpun.

"Apakah sumber informasimu... berasal dari seorang gadis?"

"...!" Sejenak, wajah pria itu menjadi gelisah. "Aku akan membunuhmu!" Kata pria itu, lalu dia meletakkan jarinya di pelatuk.

"Sensei!" Teriak Elna.

Di saat berikutnya, suara tembakan terdengar dalam ruangan itu.

Tubuh Klaus terdorong sedikit ke belakang.

Para pria di sekitar mereka membungkuk ke depan karena terkejut.

"Menakjubkan."

Peluru itu mengenai rantai yang mengikat tubuh Klaus.

Klaus bangkit dalam keadaan tubuhnya yang masih dikekang.

Orang-orang dari kelompok penjahat itu menyaksikan situasi ini dengan mulut terbuka lebar. Tidak ada satupun dari mereka yang menyadari keterampilan Klaus.

"Saat ini, aku benar-benar merasa terkesan. Sudah berapa tahun lamanya sejak aku bersemangat seperti ini..."

Tidak seperti apa yang dikatakannya, Klaus berbicara tanpa ekspresi.

"Ini terlalu sempurna untuk sebuah kebetulan. Hanya karena satu kesalahan, kalian bisa melawanku dengan langkah yang sempurna."

Bos kelompok itu ketakutan melihat Klaus yang ada didepannya, dia melepaskan tembakan kedua, lalu, diikuti dengan tembakan ketiga, dan seterusnya.

Namun, Klaus memblokir semua peluru dengan rantai yang terpasang di tubuhnya.

Setelah pria itu kehabisan peluru pistolnya, Klaus mulai bicara lagi.

"Biarkan aku menebaknya. Setelah kau gagal membunuh gadis ini dengan mobil, kau bertemu dengan seorang gadis berambut perak, lalu kau menerima informasi darinya berupa rumor tentang kami berdua. Kau mempercayainya, dan memutuskan untuk menculik kami berdua sebagai ganti balas dendammu. Sedangkan untuk sandera... kau memilih seorang gadis berambut hitam yang kau temui secara kebetulan, kan? Dan untuk tempat yang akan kami kunjungi, kau mendengarnya dari seorang gadis berambut putih. Benar begitu, kan?"

"Kenapa kau..."

Tampaknya perkiraan Klaus benar. Mata bos kelompok itu terbuka lebar.

Klaus menghela nafas.

"Jadi begitu, mereka sudah berkembang sampai sejauh ini. Hanya dalam 10 hari, mereka telah melampaui harapanku."

Nada suaranya menurun.

Suaranya sangat pelan sehingga hanya Elna yang bisa mendengarnya.

"Hanya untuk satu pelajaran, kalian bisa sejauh ini? Hanya untuk menangkapku, kalian membuat organisasi jahat menari di telapak tangan kalian. Tidak heran aku tidak menyadarinya sebelumnya. Orang-orang ini benar-benar serius mengancam kami dengan sandera. Ini metode yang luar biasa."

Kata Klaus.

"Gadis-gadis ini memiliki bakat terpendam yang tak terbatas di dalam diri mereka. Ternyata aku memang tidak salah menilai mereka."

Karena tidak bisa menahannya lagi, bos kelompok itu mengeluhkan kekesalannya.

"Apa yang kau gumamkan dari tadi, hah!? Kali ini aku benar-benar akan membunuhmu!"

Dia tampaknya sudah menyerah untuk menggunakan pistol, dia mengeluarkan pisau dan mendekati Klaus.

"Aku hanya ingin memberitahumu." Klaus tampak bosan melihatnya. "―Berapa lama aku harus mengikuti permainan ini?" Kata Klaus.

Kata-kata itu merupakan sinyal.

Jendela pondok gunung itu pecah sekaligus.

Orang-orang dari kelompok penjahat iru berteriak kaget.

Para gadis yang melompat masuk melalui jendela rusak itu adalah anggota [Akari].

Seorang gadis berambut perak tersenyum lebar, meninju rahang para pria dari kelompok penjahat itu. Setelah itu, Lily melemparkan jarum beracun kepada para pria itu, dan membuat mereka tertidur satu persatu.

Gadis berambut merah menyelinap  dengan cepat dalam celah pertempuran itu, dan bergegas menuju tempat Elna dan Klaus berada.

"Maaf, Elna-san..."

Dia berbicara dengan lemah lembut.

Kemudian gadis berambut merah itu mengeluarkan gunting besi yang besar, dan memotong rantai yang mengikat tubuh Elna.

"Kau membawa keberuntungan lebih banyak daripada yang diharapkan, setelah kecelakaan yang pertama, kami segera merubah rencana..."

Mengikuti kata-kata itu, Lily dan gadis berambut perak juga mulai bicara.

"Ah, aku sudah mencoba menghentikan mereka, oke? Aku tidak mau membuat Elna-chan merasa kesepian!"

"Jangan melindungi diri sendiri dengan kata-kata yang licik itu!"

Klaus mengarahkan tatapannya ke arah mereka dengan kesal.

"Cepat bereskan mereka. Selesaikan dalam 2 menit."

Mendengar kata-kata pemicu itu, para gadis menyebar sekali lagi di dalam ruangan.

Gadis berambut perak mengalahkan para pria jahat itu dengan kecepatan yang luar biasa, sisanya Lily membuat pria yang berjatuhan tertidur dengan racun miliknya. Gadis-gadis yang lain sepertinya berada di luar, bisa terdengar suara tembakan dan jeritan seorang pria. Tapi, itu hanya terdengar sebentar saja. Elna hanya menyaksikan, tindakan rekan-rekannya.

"Sepertinya aku telah mengumpulkan sekelompok anggota yang keras kepala, ya."Klaus yang berada di samlingnya menaikkan bahunya. "Elna, kau harus menyesuaikan diri untuk bekerja sama dengan rekanmu."

"Eh"

"Anggota [Akari] sama denganku. Kami tidak akan mati karena kemalangan yang kau tarik."

Pada saat batas waktu dua menit yang ditentukan telah berlalu, semua anggota kelompok kriminal itu tertidur dan terikat.

Seorang gadis berambut merah muda kelabu berteriak, "Aku menemukan obat-obatan terlarang di bawah tanah!", sambil membawa tas besar. Jika kelompok kriminal ini diserahkan kepada polisi, mereka pasti akan ditangkap.

Sekarang, masalah selanjutnya adalah―

Gadis-gadis itu mengelilingi Klaus yang masih terikat rantai.

Di tengah mereka, Lily membusungkan dadanya.


"Sa~a, Sensei! Kali ini kami yang menang!"

"Aku tidak mengira kalian akan menggunakan metode ini. Aku hampir terbunuh."

"Sebuah pistol tidak akan dapat membunuhmu, kan~?"

Inilah gambaran keseluruhan dari rencana tersebut.

Ketika Elna hendak ditabrak mobil, gadis-gadis itu menyadari bahwa kelompok penjahat mengincar hidup Elna. Karena itulah, gadis-gadis itu mengubah rencana awal mereka. Mereka berencana untuk menghancurkan kelompok kriminal itu, setelah kelompok kriminal itu berhasil menahan Klaus.

Secara etis dan moral, itu benar-benar rencana yang kacau, tapi rencana tersebut telah membuahkan hasil.

Saat ini Klaus terikat dengan rantai yang tebal, dan tidak bisa bergerak.

"Sa~a, Sensei. Polisia akan tiba di sini lima menit lagi."

"Jadi kalian sudah melaporkan kejadian ini, ya. Kerja bagus."

"Hehe, kalau begini terus Sensei juga akan dibawa bersama mereka. Seorang mata-mata akan diperiksa oleh polisi negaranya sendiri, bukankah itu benar-benar lucu~? Tapi, kalau kamu menerima kekalahanmu, dan menjilat kakiku sambil memanggilku Lily-sama, maka aku akan―"

"Sekarang waktunya."

Setelah itu, terdengar suara seperti biskuit yang retak.

Semua gadis itu bergumam "Hm?"

Klaus mengguncang tubuhnya dengan ringan, dan rantai itu jatuh ke tanah.

Klaus terbebaskan dan tubuhnya sudah mulai bisa bergerak.

Lily tercengang dan mengambil bagian rantai yang rusak itu.

Rantai yang memiliki ketebalan 1 cm itu, terputus menjadi dua bagian.

"Um... Rantai ini untuk menahan binatang buas lo..."

"Selanjutnya, siapkan rantai yang bisa menahan dinosaurus."

Klaus membunyikan tulang-tulangnya, dan mengalihkan pandagannya ke arah gadis-gadis itu.

"Kalian masih belum layak untuk jadi lawanku."

Karena tidak perlu lagi melihat apa yang terjadi, Elna menutup matanya.

Hanya suara-suara teriakan yang masuk ke dalam telinganya.

Rupanya gadis-gadis itu mampu bertahan selama 12 detik, sebelum mereka semua dikirim terbang.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny