Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 4 Part 5

Chapter 4 : Pertempuran Kelas Satu dan Kelas Tiga (Part 5)



Setelah berpisah dengan Kushida dan Yagami, aku mampir ke toserba dalam perjalanan kembali ke asrama.

Aku ingin membawakan sesuatu untuk Keisei dan yang lain.

Selain itu, aku juga ingin memberi kesempatan pada orang yang mengikutiku untuk melakukan kontak denganku.

Aku memutuskan untuk membeli makanan ringan dan minuman kaleng.

"Umm..."

Saat aku sedang membayar di kasir, orang itu bergumam padaku.

Dia adalah siswa perempuan dari Kelas 1-C. Dia hanya membeli permen lolipop, mungkin itu hanya kedoknya saja untuk mendekatiku.

"Ternyata Tsubaki, ya. Apa ada yang bisa kubantu?"

Aku bertanya begitu tanpa menyebutkan keberadaannya di kafe tadi.

"Aku ingin membicarakan sesuatu. Maukah senpai menungguku di luar?"

Tsubaki membayar permen lolipopnya dengan wajah datar.

Memang benar, tidak mungkin kami akan berbicara di depan kasir, aku memutuskan untuk menunggu di luar toserba.

Aku sudah cukup lama menunggu, tapi dia tidak juga muncul. Aku pun berbalik dan melihat ke dalam, dia terlihat sedang menelepon dengan seseorang.

Membuat orang lain menunggu seperti ini, dia cukup berani.

"Maaf membuatmu menunggu."

Tsubaki melepas bungkus permen dengan jari tangannya yang ramping.

Lalu dia berjalan menuju asrama.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"Ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu, Ayanokouji-senpai."

Kira-kira apa itu?

Kupikir Tsubaki akan segera mengatakannya, tapi nyatanya dia hanya menjilat permen lolipopnya dan tidak mengatakan apapun.

Alih-alih tertarik padaku, dia seperti mengharapkan kedatangan seseorang.

"Utomiya, kah?"

Saat aku menyebutkan nama siswa yang terlintas di benakku, Tsubaki berhenti menjilati permennya.

"Sepertinya tebakanku benar."

"Dia bilang dia akan segera datang."

Sepertinya orang yang dia telepon saat di kafe tadi adalah Utomiya, teman sekelasnya.

Tak lama kemudian, seperti yang dikatakan Tsubaki, Utomiya muncul di sini.

Setelah melihatku, Utomiya mengangguk sedikit.

"Maafkan aku. Mengajak bicara seperti ini."

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

Apakah tentang Yagami, atau ujian khusus?

"Housen Kazuomi."

Nama siswa yang tak terduga keluar dari mulutnya.

"Ayanokouji-senpai berpasangan dengan Housen dalam ujian khusus pada bulan April lalu, kan?"

Saat itu, Tsubaki sedang mencari siswa kelas dua untuk menjadi pasangan ujian.

Dia memintaku untuk jadi pasangannya, tapi aku menolak.

"Aku tidak menyangka senpai akan berpasangan dengan Housen."

"Apa itu aneh?"

"Senpai harusnya sudah tahu bahwa Kelas 1-D tidak mau bekerja sama dengan siapapun. Bahkan dalam ujian ini, mereka berniat membuat kami menunggu sampai akhir."

Semua siswa mengerti, tidak ada untungnya mengisolasi diri dari kelas lain dalam ujian ini.

Namun, Housen nampaknya tidak merasa terganggu dengan fakta tersebut dan tetap mempertahankan sikapnya yang keras kepala.

"Lalu?"

"Kami ingin menyerang Housen dalam ujian di pulau tak berpenghuni."

Utomiya yang awalnya berbicara dengan sopan, kini berbicara dengan nada yang agak tinggi dan merapatkan bibirnya dengan erat.

"Tapi kita belum mengetahui secara spesifik isi ujian dan aturannya."

"Yah... itu benar, tidak ada jaminan kita boleh menyerang atau menyergap kelompok lain. Tapi, kita sudah dipastikan akan bersaing satu sama lain, jadi kita bisa merancang strategi sebelum ujian dimulai."

Itu bisa dibilang benar.

Kelompok-kelompok sudah dipastikan akan bersaing satu sama lain.

"Saat ini, Housen tidak memiliki banyak poin pribadi. Dengan kata lain, jika kita membuatnya mundur dari ujian, meskipun hukuman untuk siswa kelas satu telah diringankan, Housen tidak akan mampu membayar sanksinya."

Jika itu terjadi, Housen Kazuomi akan dikeluarkan dari sekolah.

"Apa kau ingin mengeluarkan Housen dari sekolah?"

"Ya, itu benar."

Meskipun lupa menggunakan kata kehormatan, Utomiya menjawab tanpa ragu-ragu.

"Bisa kau beritahu aku alasannya?"

"Seorang siswa Kelas 1-C bernama Hatano dikeluarkan dari sekolah. Aku berpikir Housen terlibat dalam hal itu."

Utomiya mengatakannya secara terang-terangan, kurasa dia sudah mengumpulkan beberapa bukti.

"Jadi ini adalah balas dendam ya?"

"Tentu saja, tidak mungkin aku tidak membencinya. Tapi, yang paling penting bagiku sekarang adalah mencegah teman sekelasku dikeluarkan lagi."

"Ya. Gara-gara itu, kami kehilangan 100 poin kelas."

Tsubaki mengemut permennya dan mengatakan itu dengan wajah datar.

"Sekarang aku mengerti alasannya, tapi.. apa hubungannya denganku?"

"Housen belum pernah bekerja sama dengan siapapun. Tapi, dia pernah bekerja sama denganmu, Ayanokouji-senpai."

Jadi dia berpikir itu adalah kelemahan Housen.

Dilihat dari sikap Utomiya, sepertinya dia benar-benar ingin mengeluarkan Housen.

Tsubaki tidak terlihat begitu, tapi sepertinya dia akan membantu Utomiya.

Kalau tidak, dia tidak akan mempertemukanku dengan Utomiya.

"Tolong bantu aku."

"Aku tidak bisa menjawab [iya] sebelum mengetahui isi ujian ini."

"Kalau begitu, bisakah senpai mengingat hal ini? Misalkan senpai mengalahkan Housen dan membuatnya keluar dari sekolah... Pada saat itu juga aku akan memberimu hadiah yang sesuai."

Tampaknya mereka akan memberikan imbalan jika aku ikut bekerja sama, tapi ada banyak bagian yang tidak meyakinkan.

"Tidakkah terpikir olehmu bahwa aku adalah rekan Housen? Kami berdua pernah bekerja sama, jadi masuk akal kalau kau berasumsi bahwa aku dan Housen memiliki hubungan semacam itu. Apakah menurutmu aku tidak akan memberitahu Housen apa yang kau katakan sekarang ini?"

Bagaimanapun, dia mengungkapkan rencananya dengan sembrono dan kurang berhati-hati.

"Soal itu..."

Untuk pertama kalinya, Utomiya mengalihkan pandangannya ke arah Tsubaki.

Aku juga mengalihkan pandanganku ke arah Tsubaki.

Melihat lolipopnya yang semakin mengecil, Tsubaki menunjukkan wajah kecewa.

Dia terus melihat permennya. Apakah dia tidak sadar kalau kami berdua sedang menatapnya?

Setelah beberapa saat, dia mulai bicara.

"Bukankah tangan kiri senpai terluka setelah bertarung dengan Housen-kun?"

Dia mengatakan itu sambil menjilati permen lolipop dengan bagian atas lidahnya.

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Kami juga menargetkan hadiah 20 juta poin."

Tsubaki mengakuinya tanpa ragu sedikitpun.

"Jadi begitu. Kalian juga berpartisipasi dalam ujian itu, ya? Karena itu kalian mendekatiku sebelumnya, dengan berpura-pura mencari pasangan."

Aku sudah dengar informasi itu dari Yagami, tapi aku pura-pura tidak tahu dan menjawab begitu.

Di sisi lain, Tsubaki juga tidak menyebutkan pertemuanku dengan Yagami.

"Ya, itu benar."

"Tapi, meskipun aku berpasangan dengan Tsubaki, tidak ada cara untuk memaksaku keluar dari sekolah."

Aku bisa saja dikeluarkan jika Tsubaki menyerah dalam ujian, tapi kalau itu terjadi, Tsubaki juga akan dikeluarkan dari sekolah.

"Kami tidak bisa menjawabnya."

Sejauh ini, aku berpikir Utomiya lah orang yang memikirkan ide di antara mereka berdua.

Tapi setelah melihat situasinya, sepertinya tidak begitu.

"Kami minta maaf atas hal itu. Tapi kami sudah menyerah dengan hadiah 20 juta itu."

"Kenapa?"

"Jika kami membuatmu keluar dari sekolah, berita itu akan segera menyebar ke seluruh siswa. Dan kami akan mendapat permusuhan dari Kelas 2-D. Wajar bagi mereka untuk membenci orang yang telah mengeluarkan teman sekelas mereka."

Utomiya baru menyadarinya, setelah teman sekelasnya yang bernama Hatano dikeluarkan dari sekolah akibat perbuatan Housen.

"Kalau begitu, bukankah itu sama saja jika Housen dikeluarkan?"

"Tidak, itu berbeda. Siswa Kelas 1-D takut pada Housen. Malahan, kurasa banyak teman sekelasnya yang berharap dia keluar dari sekolah."

Jika kau tidak khawatir akan dibenci orang lain, kau bebas melakukan apa pun yang kau mau.

"Pokoknya, kuharap senpai mengingat ini. Kami hanya ingin mengeluarkan Housen dari sekolah."

Setelah menekankan bagian itu sekali lagi, Utomiya dan Tsubaki pergi dan berjalan menuju asrama kelas satu.

Meskipun sudah dua kali berbicara dengan mereka, aku masih belum tahu apa-apa tentang Kelas 1-C.

Dan juga masih belum jelas apakah ini berhubungan dengan siswa dari White Room.

Untuk saat ini, aku akan tetap waspada dan mengamati pergerakan Housen.

***

Komentar

Adrean mengatakan…
Makasih buat tl nya min 👌
Fort mengatakan…
Gua lihat ilustrasi ada tsubaki apakah kerjasamanya jadi ?
Han mengatakan…
Enak banget baca di web ini dibanding yang lain, rapih aja gitu teks nya

Sehat selalu min 🤧👌

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny