Momen Yang Menyenangkan
Hari kelima ujian khusus akan segera tiba.
Tapi, yang merasa waktu berjalan dengan cepat hanyalah para siswa yang memiliki banyak stamina, dan juga orang-orang sepertiku yang tetap tinggal di titik awal.
Rasa lelah, baik secara fisik maupun mental, umumnya dirasakan oleh kebanyakan siswa.
Jika mereka menetap berada lebih lama di lingkungan yang keras seperti ini, maka akan menimbulkan luka yang fatal nantinya.
Aku bisa tahu itu dengan melihat orang-orang yang keluar masuk dari pelabuhan pantai, tempat ku berada sekarang.
"Wah, wah!"
Aku melihat seseorang mendekatiku, kehadirannya membuat hatiku merasa sangat gembira.
Tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan, dia berjalan ke arah ku seperti biasa.
"Selamat siang, Ayanokouji-kun. Hari ini cukup panas, ya?"
"Bagaimana keadaanmu?"
Sikap Ayanokouji-kun masih sama seperti biasa. Memang, ada banyak orang yang bersikap tenang. Tapi seperti yang diharapkan dari Ayanokouji-kun, bertahan hidup selama beberapa hari di pulau ini tidak jadi masalah baginya.
"Keadaanku sama seperti biasa. Aku meminta Ichinose-san dan Shibata-kun untuk melakukan yang terbaik di bagian mereka, jadi aku tidak bisa bilang bahwa ini terlalu dimanjakan."
Ini bukan lah hal yang perlu kukatakan, tapi ...
Seandainya aku bisa bergerak bebas, dengan senang hati aku akan menemani kedua orang itu ...
"Ada yang ingin kutanyakan padamu. Apa kelompokmu masih tetap menerima Arrival Rewards?"
Pertanyaan ini menyangkut diriku yang merupakan pengecualian, dimana statusku dianggap sebagai setengah peserta.
Tapi kurasa bukan itu saja alasan dia menemuiku.
Yaah, aku akan menganggap ini sebagai hidangan pembuka.
"Aku bersyukur masih diizinkan untuk berpartisipasi dalam ujian, karena aku tidak berniat untuk mundur."
Karena itu, Ichinose-san dan Shibata-kun tetap menerima Arrival Reward dengan lancar.
Memang, poin yang kami dapatkan agak sedikit dibanding kelompok lain, tapi yah mau bagaimana lagi.
"Ngomong-ngomong, ada urusan apa sampai datang ke titik awal? Bolehkah aku mendengar alasannya?"
"Salah satunya adalah membuang tenaga."
Dia menjawab sambil melihat ke tempat diadakannya [Task] saat ini.
"Sayangnya, slot untuk peserta terakhir telah diambil oleh Kouenji."
Itu sangat disayangkan.
Aku menggunakan teropong untuk melihat orang itu berpartisipasi.
Bagaimanapun, keterlibatan Kouenji-kun kali ini cukup menyebalkan.
Bahkan jika aku mengabaikan perasaan pribadiku, aku masih ingin melihat Ayanokouji-kun berada di peringkat teratas, menggantikan orang itu.
"Tadi pagi dia berada di peringkat keempat, tapi sekarang dia sudah menempati peringkat kedua. Bisa dibilang dia adalah senjata rahasia Kelas 2-D."
"Aku sependapat denganmu."
Bakat Kouenji-kun tak terbatas, mungkin Ayanokouji-kun juga merasakannya.
Fakta bahwa Nanase-san tidak berada di sampingnya saat ini, itu berarti ada slot kosong untuk peserta perempuan.
"Kira-kira akan memakan waktu 30 menit sampai Nanase-san kembali dan Task ini berakhir. Silahkan duduk dulu di sini. Udaranya cukup sejuk lho."
Ini bukan tempat yang cocok untuk menyambut tamu, tapi tidak baik membiarkan dia terkena sinar matahari langsung secara terus-terusan.
"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku bersama Nanase?"
"Aku menerima seluruh informasi di pulau ini secara rutin."
Kelompok utama kami menggunakan transceiver untuk berkomunikasi.
Aku tidak dapat bergerak dengan bebas, jadi alat itu sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi. Bukan begitu?
"Apa kau tidak keberatan? Bukannya sekarang kita adalah musuh?"
"Fufu, aku tidak keberatan."
Saat ini Ayanokouji-kun belum masuk peringkat 10 teratas. Dia memang masih bisa bergabung dengan kelompok lain dan menjadi musuh yang menakutkan nantinya, tapi jika dia tetap solo, akan sulit baginya untuk naik peringkat. Selain itu, dampak yang diterima akibat kelelahan juga tidak dapat ditebak.
Karena itu, tidak ada salahnya berada di dekatnya saat ini, bukan?
Hampir mustahil untuk meluangkan waktu berduaan dengan dirinya di sekolah.
Tidak perlu menghiraukan orang lain.
Tidak perlu memikirkan orang lain.
Sayangnya, dia tidak sependapat dengan pemikiranku itu.
Sementara hatiku sangat kegirangan memikirkan percakapan seperti apa yang akan kami lakukan ...
Aku berharap momen ini akan terus ada untuk selamanya. Meskipun hanya dalam waktu singkat.
~End~
Komentar
Dia ngaku kalah, trus dia bukan dari whiteroom, bahkan dia gak tau apa2 soal whiteroom. di sengaja dibuat seolah2 anak whiteroom sementara yg asli masih bersembunyi, ingat kata2 yagami dia mau kasih tau 1 orang yg harus di awasi, dugaan gw kalo gak utomiya atau tsubaki yg saat itu ada saat mereka ketemu
Ayanoukouji : i am not going to throw away this trash, i will recycle her :v
Nanase bukan dari whiteroom sebenarnya mudah ditebak, kenapa ? Jelas dari vokume 2nd year 1 - 2, baik monolog, prolog, epilog, SS nampak kali benci nya sm ayanokouji, trus bahas2 whiteroom... ayanokouji mengakui kemampuan akademik dan atletik nanase TOP TIER, tp masih jauh level nya sama anak WR
Semoga admin cepat garap chapter 1 nya
Posting Komentar
Tulis komentar