Chapter 1 : Berbagai strategi yang berbeda-beda (Part 1)
20 Juli. Musim panas di pulau terpencil sudah di depan mata. Di kelilingi lautan yang luas dan jernih di bawah langit biru.
Para siswa akan menghabiskan waktu selama dua minggu di tempat ini.
Jika malam nya tidak berawan, pemandangan langit berbintang mungkin akan tersebar di depan mata.
Bertukar kata dengan teman, bersandar bahu membahu dengan orang yang di sayangi.
Berkumpul di sekitar api unggun, menari dan bersenang-senang.
Kau bisa menambahkan itu semua ke salah satu lembaran masa muda mu.
Mendengar semua itu, siapa saja akan keliru dan mengira ini adalah liburan musim panas yang menyenangkan yang dapat membuat orang lain iri.
Tapi bagi siswa SMA Koudo Ikusei, pulau terpencil ini akan menjadi tantangan mereka.
"Seperti yang di jelaskan Mashima-sensei, pulau ini jauh lebih besar daripada pulau tak berpenghuni yang kita kunjungi tahun lalu."
Kata Hirata Yousuke yang berdiri di samping ku.
Memang benar, di lihat sekilas, ukuran pulau ini jauh lebih besar daripada pulau tahun lalu.
Konten ujian juga telah ditingkatkan.
"Kita hanya perlu bertahan di sana selama dua minggu ke depan, tapi, mungkin nanti akan ada beberapa siswa yang di diskualifikasi."
"Ya. Kupikir, ada kemungkinan besar akan terjadi sesuatu di luar dugaan. Mengamankan persediaan air akan menjadi prioritas utama."
Hawa panas bahkan dapat di rasakan dari atas kapal.
Panasnya terik matahari membuat pasir pantai pulau terlihat menjadi gersang.
Pada akhir bulan Juli ini, tercatat bahwa suhunya hampir mendekati 40 derajat celcius. Seperti yang di khawatirkan Yousuke, kami harus berhati-berhati terhadap sengatan panas dan juga mencukupi air bagi tubuh agar tidak mengalami dehidrasi.
Struktur pulau perlahan mulai terlihat jelas ketika kapal semakin dekat dengan pulau itu.
"Aku penasaran apakah dulu ada orang yang pernah tinggal di sini?"
"Mungkin saja ada."
Sebentar lagi kami akan sampai di pelabuhan. Pelabuhan itu tampak terawat dengan baik di banding pelabuhan yang lain.
Kapal langsung menuju pelabuhan tanpa mengelilingi pulau.
Hitung mundur di mulai nya Ujian Khusus semakin dekat, Yousuke mencengkram erat pagar dek kapal, bertentangan dengan wajah nya yang terlihat tenang.
Dalam dua minggu ke depan, lingkungan sekolah akan berubah drastis. Peringkat kelas di setiap angkatan akan berganti dan beberapa siswa dari beberapa angkatan akan di keluarkan dari sekolah. Tidak mengherankan jika situasi seperti itu terjadi. Mulai semester kedua nanti, kemungkinan situasi di lingkungan sekolah akan terasa berbeda. Ini bukan lah perkembangan yang ideal bagi Yousuke yang mencintai perdamaian.
Karena itu, wajar jika dia secara tak sadar melepaskan kekuatan yang berlebih pada cengkramannya.
Akhirnya, sebuah pengumuman di siarkan di atas kapal, memberitahu penumpang untuk bersiap turun.
"Apa kau siap, Yousuke?"
Sementara kedamaian yang ia lindungi sedang terancam, aku bertanya begitu kepada nya dengan nada yang tegas.
Meskipun gelisah, Yousuke melihat ku dan menganggukkan kepalanya
"Aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak meninggalkan penyesalan nantinya. Itu yang bisa kulakukan demi kelas."
Tentu saja, dia tidak ingin ada teman sekelas yang dikeluarkan dari sekolah.
Akan tetapi, kemungkinan teman sekelas menjadi korban tidak dapat di kurangi menjadi nol.
Sambil mengingat itu, kami meninggalkan dek kapal.
***
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar