Langsung ke konten utama

Youzitsu 2nd Year Volume 3 Chapter 2 Part 1

 Chapter 2 : Pembukaan Ujian Khusus Di Pulau Tak Berpenghuni (Part 1)




8.40 pagi. Kapal Pesiar perlahan-lahan berhenti di dermaga.

Akhirnya, ujian khusus di pulau tak berpenghuni akan segera di mulai.

Total 157 kelompok akan berpartisipasi dalam ujian ini, mulai dari kelompok 1 orang hingga kelompok 4 orang.

Lebih detailnya lagi, ada 36 kelompok beranggota 4 orang di kelas satu, 81 kelompok dengan anggota 3 orang, 32 kelompok dengan anggota 2 orang dan 8 kelompok solo di semua angkatan. Dan di akhir ujian nanti, 5 kelompok terbawah akan dikeluarkan dari sekolah.

Ketegangan mulai meningkat saat aku berkumpul dengan teman sekelask, lalu kami semua menuju ke dek kapal. Karena tidak ada instruksi untuk berbaris dengan teratur, kami pun mulai berdiskusi sambil menunggu instruksi yang akan datang. Tampaknya, sekolah mengizinkan kami melakukannya selama kami tetap bersama sebagai satu kelas.

Area awal yang ditentukan untuk seluruh kelompok adalah D9. Pada hari pertama dan hari terakhir, area yang ditentukan tidak akan dipilih secara acak. Oleh karena itu, area berikutnya kemungkinan besar akan berada di 2 kolom secara lateral atau 1 kolom secara diagonal dari area pertama, dengan total 12 pilihan.

Tapi sebenarnya cuma ada 11 pilihan, karena area D11 yang terletak di selatan tidak terdaftar pada peta.

Hari pertama ujian bisa dianggap sebagai kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, sebab kami belum mengetahui dengan jelas lingkungan sekitar.

Setelah pengumuman singkat, kami menunggu giliran untuk turun dari kapal, dengan barang bawaan yang telah kami terima beberapa waktu yang lalu.

Untuk barang bawaanku, aku memutuskan untuk membeli tenda, 2 liter air, 3 botol air minum 500 ml, 12 porsi makanan portabel, senter, pengisi daya portabel, panci, korek api, dan 1 set cangkir kertas, dengan total 4960 poin.

Meskipun sudah ditambah dengan semua kebutuhan gratis yang kuterima, masih banyak ruang yang tersisa dalam ranselku. Jadi, misalnya nanti aku menerima hadiah tambahan dari menyelesaikan Task, aku tidak perlu lagi khawatir akan penyimpananku.

Menurut pengumuman, kami akan turun dari kapal dengan urutan yang sama seperti sesi pengarahan kemarin, yaitu siswa kelas satu akan turun lebih dulu dari kami.

Sepertinya mereka akan selesai mendarat di pulau sekitar jam 9 pagi, bertepatan dengan pengumuman area pertama.

Sepertinya ini telah diatur untuk memberikan sedikit keuntungan pada siswa kelas satu.

Sebaliknya, itu merugikan siswa kelas dua dan siswa kelas tiga.

Apalagi Kelas D yang menerima kerugian paling besar, karena yang akan turun pertama kali adalah siswa Kelas A.

Meskipun hanya berselisih sekitar 15 - 30 menit, itu tetap saja akan membuat kami tertinggal, mengingat waktu perjalanan yang terbatas.

"Selamat pagi. Apa tidurmu nyenyak semalam?"

Selagi aku menunggu, Horikita yang menyandang ranselnya mendekatiku dari belakang.

"Yah, kurang lebih begitu. Bagaimana denganmu? Apa kau tidak merasa sakit sama sekali?"

"Kamu masih saja mengejekku karena kejadian tahun lalu."

"Aku bukan mengejekmu. Aku hanya ingin menjahilimu saja."

Itu sama saja! seolah ingin berkata begitu, dia menatapku dengan wajah kesal.

"Kamu terlihat santai sekali, padahal sebentar lagi ujian khusus akan dimulai."

"Tidak ada gunanya bersemangat di saat sekarang ini. Itu hanya buang-buang stamina. Ngomong-ngomong, apa kau sudah dengar tentang 'siswa' kelas tiga yang jatuh sakit itu?"

Tl note : ' siswa laki-laki

"Ya, aku sudah mendengarnya. Aku bersyukur itu tidak terjadi pada teman sekelas kita."

Jika kau jatuh sakit sebelum ujian dimulai, kau terpaksa harus mengundurkan diri sebelum menginjakkan kaki di pulau. Pada kasus kali ini, siswa kelas tiga itu harus beristirahat di ruang perawatan sampai keadaannya membaik. Sekalipun dia sembuh, dia hanya bisa menunggu di kapal dan berharap agar kelompoknya lolos dalam ujian ini. Untungnya, dia telah menjadi bagian dari kelompok 3 orang. Fakta bahwa dia telah terhindar dari pengusiran pada hari pertama, merupakan hal yang bagus untuknya. Tapi bagi kelompok lain, akan lebih baik jika mereka jatuh ke peringkat terbawah sesegera mungkin.

Siswa kelas satu hampir selesai mendarat di pulau, dan sebentar lagi giliran kami siswa kelas dua. Waktu telah menunjukkan jam 9 pagi, alarm pertama dalam ujian ini pun berbunyi dari jam tanganku.

Para siswa di sekitarku langsung mengeluarkan tablet mereka masing-masing dan mulai mengamati, termasuk aku. Jika kami baru bertindak setelah menginjakkan kaki di pulau, kami akan kehilangan waktu yang berharga.

Area pertama yang ditentukan untukku adalah … D7. Hanya 2 kolom ke utara dari area awal.

Aku memiringkan layar tabletku dan menunjukkannya pada Horikita, lalu dia memberitahuku area awal yang dia terima.

"Punyaku F9. Sepertinya kita beda Tabel."

"Sepertinya begitu."

Mengingat seluruh siswa akan memulai dari area yang sama, kupikir kami berdua akan jalan searah meski tidak berada dalam Tabel yang sama, tapi pada kenyataannya, aku dan Horikita menerima dua rute yang berbeda.

Ada 12 macam Tabel. Jika semua area yang ditentukan telah dipisahkan setiap interval, itu berarti aku akan bersaing dengan 13 kelompok, tapi aku masih bisa berharap bahwa area yang ditentukan untukku akan tumpang tindih dengan Tabel lain.

Bagaimanapun, penting bagiku untuk mengumpulkan satu poin pada satu waktu, walaupun aku tidak mengincar tiga peringkat teratas.

Sebisa mungkin, aku ingin menghindari perkembangan yang mendadak, seperti munculnya area yang ditentukan secara tiba-tiba.

"Sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkanmu. Setidaknya, cobalah untuk meraih peringkat yang agak tinggi."

"Niatku memang begitu, tapi tidak akan lucu jadinya jika nanti hanya aku satu-satunya yang dikeluarkan dari kelas kita."

Aku menjawab begitu sambil memasukkan tabletku ke dalam tas.

"Itu ... akan sangat merepotkan."

Dia akan bermasalah jika aku tidak ada, sepertinya dia ingin bilang begitu.

"Beberapa hari yang lalu, aku sudah meminjamkanmu sejumlah poin. Aku akan marah kalau kamu tidak mengembalikannya."

"... Itukah yang kau khawatirkan?"

Memangnya apa lagi yang akan membuatku khawatir? seolah ingin berkata begitu, dia memiringkan kepalanya sedikit dan sengaja menunjukkan wajah kebingungan.

"Aku tahu kamu membuat kontrak dengan Kushida-san, aku tidak akan menyalahkanmu jika kamu bermasalah dengan keuangan, tapi tolong lakukan sesuatu tentang itu."

"Cukup menyakitkan untuk mendengar hal itu."

Jika kebetualn aku harus membelanjakan poinku, mungkin aku tidak akan bisa mengembalikan poin Horikita tepat waktu. Bahkan aku juga tidak akan bisa melindungi Kei dari hukuman pengusiran.

"Lebih baik kau tidak memaksakan diri, Horikita. Ini akan menjadi ujian yang sulit bagi gadis yang bertarung solo. Kalau bisa, bergabunglah dengan kelompok lain sesegera mungkin, atau temukan cara untuk membawa seseorang ke dalam kelompokmu."

"Terima kasih atas saran yang luar biasa itu."

Kata-katanya sedikit mencurigakan, tapi sepertinya aku tidak perlu khawatir padanya.

Tidak seperti tahun lalu, Horikita yang sekarang harusnya mampu mengetahui batasannya sendiri.

"Meski begitu, syarat untuk menggabungkan kelompok sepertinya cukup ketat, kita harus sedikit berhati-hati."

"Intinya skor rata-rata."

Semakin lama kau bergabung dengan kelompok lain, semakin besar kemungkinan poinmu bermasalah.

Tapi jika kau berhasil meningkatkan anggota kelompokmu sampai batas maksimal, di tahap awal ini, kau akan diuntungkan sampai akhir ujian. Dengan mencapai satu area saja, kau sudah menerima 6 poin. Apalagi jika kelompokmu memiliki kartu [More People], kau bisa mendapatkan 7 poin. Jika dibandingkan dengan kelompok solo yang harus berjuang untuk mendapatkan satu poin pada satu waktu, perbedaannya terlihat jelas seperti siang dan malam.

Begitu siswa kelas satu telah tiba di daratan, mereka langsung pergi tanpa ragu sedikit pun. Kemungkinan, siswa kelas dua dan kelas tiga akan melakukan hal yang sama, karena saat ini Task belum tersedia. Pertama-tama, kami harus membidik area awal yang ditentukan untuk kami.

Ketika aku menginjakkan kaki di pelabuhan, alih-alih bergegas ke tempat tujuan, aku memutuskan untuk menunggu dan melihat situasi terlebih dahulu.

Untuk jaga-jaga, aku perlu menyisihkan waktu sekitar satu atau satu setengah jam. Seharusnya tidak ada masalah jika aku menunggu di sini selama 30 menit, asalkan aku ingat dengan waktu. Jika tidak menargetkan Bonus Kedatangan Awal, jumlah poin yang diperoleh tetap lah sama, meskipun tiba di area satu atau dua jam setelah kelompok lain.

"Sepertinya, tidak ada kelompok di kelas dua yang terburu-buru. Bukan ide yang bagus untuk bersaing di area pertama. Bahkan jika mereka mencoba untuk mengejar siswa kelas satu, mereka tetap akan tertinggal 10 menit lebih. Menutup celah itu hanya akan buang-buang stamina, bukan begitu?"

Horikita yang telah tiba di daratan, mendekatiku sekali lagi.

"Mengingat kerugiannya, wajar jika mereka ingin melakukan perjalanan dengan santai pada tahap awal ini."

Siswa Kelas 2-A turun dari kapal tepat setelah siswa Kelas 1-D, mereka bisa saja mengejar, tapi mereka tidak melakukannya.

"Ngomong-ngomong, ini cukup panas, ya? Untung aku sudah membeli topi untuk keadaan seperti ini. Apa kamu baik-baik saja tanpa memakai apapun?"

"Aku tidak punya cukup poin untuk membeli topi. Aku akan melakukan sesuatu tentang itu nanti."

Ketika aku sedang mengobrol dengan Horikita, seorang pria dengan sikap yang percaya diri berjalan melewati kamii. Sekilas aku melihat senyuman di wajahnya, dia seolah-olah akan menikmati dua minggu yang melelahkan ini.

"Si Kouenji itu … Apa dia akan serius mengikuti ujian khusus ini?"

"Entahlah ... Meskipun dia sudah setuju dengan taruhanku, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan nanti."

"Apakah dia benar-benar akan bertindak atau tidak ... kemungkinannya 50 : 50."

Sebelumnya Kouenji telah membuat perjanjian dengan Horikita, jika dia tidak bisa menempati peringkat pertama dalam ujian khusus ini, dia akan bekerja sama pada ujian khusus berikutnya. Namun, perjanjian ini tidak bisa terlalu diharapkan. Sebab jika Kouenji mengingkari janjinya, itu hanya akan berakhir sampai disitu, karena tidak adanya kekuatan yang memaksa.

Tapi, jika Kouenji mengkhianati kepercayaan Horikita yang baru-baru ini telah diakui sebagai pemimpin kelas, Koenji tidak akan bisa lagi mendapatkan kerja sama dari teman sekelas, saat dia menghadapi ujian yang merepotkan di masa mendatang.

Hal itu tentunya sangat tidak diinginkan ... bahkan untuk orang seperti Kouenji sekalipun.

Aku pribadi juga menantikan hasil yang akan diberikan Kouenji dalam ujian khusus ini.

"Yosh, ayo kita pergi! Kita akan mengincar peringkat pertama dari sekarang."

Tak begitu jauh dari kami, seorang siswa laki-laki berlari menuju pantai. Siswa itu adalah Ishizaki dari Kelas 2-B. Dia berteriak dengan keras, tapi Nishino hanya mengikutinya dengan perlahan tanpa berlari mengejar. Selain itu, Tsube yang berjalan di belakang mereka berdua, tersenyum dengan canggung.

"Oi, cepatlah Nishino! Tsube juga!"

"Ini sangat panas, jadi jangan meminta yang tidak-tidak! Lagian, kita juga tidak akan bisa mengejar siswa kelas satu!"

"Yah, setidaknya bagus kan jika Ishizaki-kun memiliki motivasi?"

Ketika mencoba untuk menenangkan sitiasi, Tsube terlihat sedikit kesal menatap Nishino.

Aku sudah dengar sebelumnya kalau Nishino terisolasi di kelasnya, tapi meski begitu, Tsube masih berusaha untuk akrab dengannya.

"Semuanya akan berakhir saat kau menyerah! Kita tidak tahu apa saja yang akan terjadi, para siswa kelas satu itu mungkin saja ceroboh dan tergelincir!"

"Kamu serius ingin mengejar mereka? Lupakan saja, itu hanya akan buang-buang stamina."

"Oi oi, ayolah!

Perbedaan pendapat antara Nishino dan Tsube dengan Ishizaki, yang sangat termotivasi.

"Kenapa kamu tidak pergi saja duluan?"

"Kita tidak akan mendapatkan Bonus Kedatangan Awal jika tidak pergi bersama! Lagipula … akan menyusahkan nantinya kalau kita terpisah-pisah."

Saat ini, kau hanya dapat memeriksa lokasimu sendiri pada tabletmu. Bahkan jika itu anggota kelompokmu sekalipun, kau hanya dapat mengetahui keberadaan mereka setelah fitur pencarian GPS diaktifkan pada hari keenam.

Jika sebelum itu kau sudah terpisah dari kelompokmu, akan sulit bagimu untuk bertemu kembali dengan mereka.

Ishizaki yang tidak menyadari keberadaanku, akhirnya menyerah dan kembali menyesuaikan langkahnya dengan Nishino dan Tsube.

Aku bisa memahami kenapa dia tidak sabaran, tapi menurutku dia tidak perlu terburu-buru pada tahap awal ini.

"Ketemu!"

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang dengan nada yang kuat dan sedikit marah.

Pemilik suara itu mendekati kami sambil menatap tajam ke arah Horikita.

"Apa yang kamu inginkan?"

"Yang aku inginkan? Tidak ada kok. Aku hanya ingin bilang kalau aku tidak akan kalah darimu…!"

Sepertinya dia datang kemari hanya untuk mengatakan itu, Ibuki pun segera pergi dan berjalan ke arah utara.

"Ya, ampun … Aku ingin tahu apa dia benar-benar mengerti betapa sulitnya ujian ini."

"Dia kelihatannya sangat termotivasi. Pasti menyenangkan rasanya memiliki saingan."

Horikita sengaja menghela nafas dalam-dalam untuk menanggapi candaanku itu.

"Meskipun aku tidak menganggap diriku sebagai saingannya? Yah.. terserahlah, yang jelas dia pergi ke utara sedangkan aku pergi ke timur, itu berarti kami berbeda Tabel. Itu sedikit melegakan."

Jika mereka berada dalam Tabel yang sama, mungkin mereka akan sering bertemu satu sama lain.

Salah satu manfaat dari kelompok solo adalah.. berkaitan dengan Bonus Kedatangan Awal di area yang ditentukan. Kau tidak perlu bergantung pada yang lain, satu-satunya yang akan membatasimu hanyalah kakimu sendiri.

"Kalau begitu, aku pergi dulu."

Setelah memasang topinya dengan baik, Horikita mulai berjalan ke arah timur menuju ke area awal yang dia terima. Tak lama setelah dia berjalan, tiba-tiba dia berhenti dan berbalik ke belakang melihatku. Mungkin ada sesuatu yang lupa dia katakan, saat aku berpikir begitu, dia berbalik ke depan dan kembali meneruskan perjalanannya.

Setelah melihat beberapa siswa pergi, aku pun sadar kalau aku belum melihat satupun siswa kelas tiga yang melewatiku, mereka seharusnya sudah turun dari kapal. Aku memutuskan untuk melihat kebelakang dan memeriksanya.

Ketika itu, aku melihat siswa kelas tiga berjalan kemari. Bahkan dari kejauhan aku bisa tahu, tidak ada satupun dari mereka yang tergesa-gesa, mereka bahkan terlihat lebih tenang dibanding siswa kelas satu dan kelas dua.

Dilihat dari jumlah mereka, sepertinya siswa Kelas 3-B sudah turun dari kapal, begitu pula dengan siswa Kelas 3-C yang sedang menyusul. Aku mencoba untuk mencari Nagumo, tapi aku tidak menemukannya di mana pun.

Saat aku terus mencari, para siswa kelas tiga mulai menyusul dan melewatiku.

"Kau masih di sini, Ayanokouji?"

Mendengar seseorang menyebut namaku, aku pun berhenti mencari Nagumo dan mengalihkan pandanganku kearahnya.

"Selamat pagi, Kiryuuin-senpai. Apa ada yang aneh dengan itu? Kurasa banyak kelompok yang memilih untuk menyempurnakan strategi di titik awal."

"Tapi kamu solo, kan? Kamu seharusnya bisa melakukan itu sambil berjalan."

Dia merasa ragu terhadap keputusanku untuk menetap di sini.

Aku sudah tau dia bukan siswa biasa, tapi aku tidak menyangka dia akan memperhatikan sesuatu secara detail.

"Jika ada yang ingin kamu ketahui, kamu bisa cerita padaku."

"Tidak, terima kasih. Bagaimanapun, Kiryuuin-senpai adalah siswa kelas tiga, saingan untuk kami kelas dua."

Setelah aku menolak tawarannya dengan sopan, dia tidak berkata apa-apa lagi dan hanya diam menatapku.

"Pemandangan semua siswa yang tersebar di pulau ini terlihat cukup menakjubkan. Meskipun ada lebih dari 400 orang, 'kita tidak lebih dari butiran debu' yang memenuhi pulau tak berpenghuni."


Tl note : ' arti lainnya [kita hanyalah sampah/kotoran yg berserakan di pulau tak berpenghuni]


Kiryuuin mengatakan itu dengan santai sambil menyaksikan para siswa menuju pulau tak berpenghuni.

Meskipun dia kelas tiga, Kiryuuin juga termasuk siswa yang menghadapi ujian ini sendirian.

Ini seharusnya bukan ujian yang mudah, tapi dia sama sekali tidak terlihat khawatir ataupun tergesa-gesa.

Sebaliknya, dia malah terlihat sangat menantikannya.

"Ngomong-ngomong, apa area pertama yang kamu terima?"

"D7."

"Hoo? Berarti tujuan kita sama, setidaknya untuk satu ini."

Kiryuuin menatapku dengan wajah gembira dan tersenyum lebar.

"Tolong jangan terlalu keras padaku."

"Begitu juga denganmu. Baiklah kalau begitu, aku akan segera pergi, apa kamu mau ikut denganku?"

"Terima kasih atas tawarannya, tapi maaf aku menolak. Aku tidak yakin bisa mengikuti kecepatanmu senpai."

"Apakah itu benar atau tidak, kita akan segera mengetahuinya."

Setelah berkata begitu, Kiryuuin kemudian pergi dan berjalan di pantai berpasir.

Aku masih menetap di titik awal untuk beberapa saat, tapi sampai akhir aku tidak melihat Nagumo dimanapun.

Lalu, beberapa menit setelah Kiryuuin pergi, aku pun memutuskan pergi dan berjalan di pantai berpasir.

Untuk saat ini, aku akan berjalan santai menuju ke area yang ditentukan. Salah satu hal yang penting dalam ujian ini adalah.. tidak melewatkan poin yang bisa diperoleh dengan cara mencapai area yang ditentukan. Kau juga bisa mendapatkan 5 hingga 10 poin sekaligus, jika kau berhasil meraih peringkat teratas dalam sebuah Task, tetapi itu membutuhkan perpaduan yang baik antara kemampuan fisik, kemampuan akademik, dan keberuntungan. Itulah mengapa, aku yakin bahwa mengumpulkan poin satu persatu adalah dasar dari ujian ini.

Dengan pemikiran itu, aku mengeluarkan tabletku lagi dan melihat peta.

100 area yang berbeda terbagi di peta, masing-masing area memiliki luas 500 meter secara vertikal dan 700 meter secara horizontal.

Langkah pertamaku adalah pergi dari D9 ke D7. Karena aku sudah dekat dengan pusat D9, maka sisa jarak yang harus kutempuh sekitar 750 meter lagi dalam garis lurus.

Mudah untung mengatakan, kalau aku bisa mencapai area yang ditentukan dalam waktu 9 menit dengan berjalan sejauh 80 meter per menit, tanpa mempertimbangkan faktor eskternal apapun. Tapi jalan di depan tentu saja sudah tidak lurus dan rata lagi seperti di sini (di pantai). Banyak pohon yang akan menghalangi, begitu juga dengan lereng atau tebing yang curam. Karena itu, perjalanan ini akan menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya. Titik tertinggi pulau ini sekitar 300 meter di atas permukaan laut, jadi melewati jalan menanjak tidak bisa terlalu diharapkan. Seiring berjalannya waktu, tidak hanya beban di punggung, stamina yang terkuras juga akan menghambat pergerakan.

Sekalipun perjalananku aman dan lancar, itu tetap memakan waktu lebih lama, kira-kira sekitar 30 menit. Tidak mengherankan apabila aku membutuhkan waktu satu jam lebih untuk mencapai area yang ditentukan, seandainya aku menempuh jalan yang berbahaya.

Area yang ditentukan akan muncul sebanyak 4 kali dalam sehari, kecuali hari pertama dan hari terakhir. Ada kemungkinan, aku akan mengambil rute yang sama berkali-kali. Oleh sebab itu, perlu bagi ku untuk mengingat semua jalan yang telah kulalui, begitu pula dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan.


***


Selanjutnya Chapter 2 Part 2


Komentar

Unknown mengatakan…
mantaap kak selalu suka terjemahan dari blog ini
Rama mengatakan…
Lanjut dong min. Cuma di sini doang terjemahan Youzitsu yg bagus. Ane kurang sreg ama terjemahan di grub Youzitsu Indo.
Mofunofu mengatakan…
Semangat ke tl nya min :3

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny