Langsung ke konten utama

Youzitsu 2nd Year Volume 3 Chapter 4 Part 6

 Chapter 4 Part 6


Setelah menyelesaikan Task Sejarah, aku berpartisipasi dalam Task Kimia dan meraih juara pertama lagi dengan perolehan skor sebanyak 5 poin. 

Berkat itu, di hari ketiga ini aku berhasil mengumpulkan 48 poin, tersisa satu area lagi yang harus ku datangi. 

Kelompok 3 orang yang melewatkan Bonus Kedatangan Awal dan Task, hanya akan memperoleh sekitar 30 poin. 

Karena belum mengetahui cara untuk melihat peringkat kelompok, aku hanya bisa berspekulasi tentang kinerja ku. 


Tepat sebelum jam 3 sore, aku kembali menemui Nanase. Tak lama kemudian, area terakhir untuk hari ini di umumkan, yaitu Area I4.

"Apa kau sudah merasa baikan?"

"Ya, berkat Senpai stamina ku sudah pulih sepenuhnya. Aku siap mengikuti mu kemana pun."

Ini area terakhir yang harus kami capai hari ini, karena Nanase sudah pulih, aku rasa kami bisa melakukan perjalanan kali ini dengan kecepatan penuh. 

Setelah memutuskan rute yang akan di lewati, kami pun segera bergerak, tujuan utama kami adalah Bonus Kedatangan Awal. 


Kami berjalan dalam keheningan selama beberapa saat, lingkungan di sekitar terlihat sangat berbeda daripada sebelumnya. 

"Umm, kurasa aku harus mengatakannya ... Di depan kita tidak ada jalan yang bisa kita lewati, bukan?"

"Ya. Saat melihat peta, aku pikir jalan ini akan mudah di lalui daripada melewati area D dan E, tapi sepertinya aku terlalu optimis."

Hutannya tidak terlalu lebat meski kanopi di atasnya menghalangi sinar matahari, tapi tanah di bawahnya terasa kasar dan sulit di pijaki. Jika ingin maju ke depan, kami harus terus menerus berbelok ke kiri dan ke kanan karena tidak mungkin untuk berjalan lurus dengan kondisi jalan yang seperti ini.

(Tln : kanopi yg di maksud adalah penutup yang terbentuk dari cabang-cabang pepohonan yg rindang di hutan)

Siswa yang menginjakkan kakinya di sini mungkin akan kesulitan melewatinya.

Segala upaya untuk melewatinya dengan tergesa-gesa akan beresiko membuat kaki kami tersangkut sesuatu. Skenario terburuknya, kami bahkan bisa cedera.

"Umm, Senpai, bagaimana rencana mu untuk mendapatkan air minum?"

Meskipun aku meraih juara pertama dalam Task Sejarah dan Kimia, tidak ada hadiah air minum dari kedua Task tersebut. 

Persediaan air minum ku yang tersisa saat ini adalah satu botol air 500 ml.

"Kalau Senpai lebih memprioritaskan air minum daripada mencapai area yang di tentukan, bagaimana kalau kita pergi mengerjakan Task di area H3?"

Sebuah Task muncul di area H3 dengan batas waktu pendaftaran tersisa sekitar 50 menit. Task itu tidak hanya berhadiah poin saja, tapi ada air minum juga. Terlebih lagi, jumlah airnya sebanyak 2 liter.

"Mungkin akan banyak orang yang memperebutkannya."

Walaupun mendiskusikan ide itu, aku tetap maju ke depan tanpa berhenti. 

Lama kelamaan nanti kelompok lain juga akan kehabisan air seperti kami berdua. 

"Bahkan jika bisa mendapatkan air minum dari Task tersebut, kesempatan untuk berpartisipasi sangat terbatas."

Pada hari pertama Ujian Khusus ini, 68 Task telah diadakan di seluruh bagian pulau.

Di hari kedua, jumlahnya meningkat menjadi 100. Dan pada hari ketiga ini, sudah ada 94 Task yang muncul.

Meskipun hari demi hari jumlah Task terus bertambah, itu masih tak sebanding dengan jumlah kelompok yang ada.

Akan menjadi situasi yang ideal jika setiap kelompok bisa memenangkan Task satu kali dalam sehari. Namun, bahkan jika menghitung Task yang menghadiahkan tiga kelompok teratas, itu masih belum cukup. Lagi pula, kebanyakan Task hanya memberikan hadiah kepada kelompok di urutan pertama.

Tentu saja, itu tidak akan membantu jika kelompok yang lebih unggul merebut posisi pertama sebanyak tiga atau empat kali dalam sehari.

Mengingat itu, tidak aneh jika ada kelompok di luar sana yang sudah menghabiskan persediaan air minum mereka.

Misalnya itu terjadi pada kelompok mu, kau terpaksa harus kembali ke area awal dan bersaing di area yang ditetapkan sebagai zona aman dengan efektif.

Kau tidak akan memperoleh poin karena tidak mencapai sebagian besar area yang ditentukan, dan Task yang muncul di area sekitar akan sulit di ikuti karena persaingan yang ketat. Dengan terpaksa, kau harus bertarung dalam pertarungan di mana kau sudah jelas akan kalah, situasi mu akan terus memburuk karena poin yang di miliki perlahan-lahan berkurang.

Semakin dekat area tujuan ke sudut timur laut pulau, akan semakin sulit bagi siswa untuk segera mengisi kembali cairan tubuh. 

"Kamu punya rencana kan, Senpai?"

Nanase mendekat dan berjalan di sebelah ku sambil menanyakan itu, dengan matanya yang melihat langsung ke mata ku. 

"Apa yang membuat mu berpikir begitu?"

"Karena kamu tampaknya tidak khawatir dengan persediaan air mu yang hampir habis."

"Itu mungkin karena aku hanya akan pasrah begitu saja."

"I-Itu akan jadi masalah bagi ku …"

Nanase menunjukkan ekspresi kesulitan, dia sedikit bingung dengan lelucon ku.

"Sebenarnya, aku berencana kembali ke area awal jika terjadi keadaan darurat."

"Tapi keadaan kita saat ini tidak memungkinkan untuk itu, bukan? Dari sini, akan butuh waktu beberapa jam untuk kembali ke pelabuhan. Dan akan lebih lama lagi jika kita melakukannya di malam hari."

Biasanya, strategi itu tidak bisa di gunakan dari semua tempat/bagian pulau ini. 

Semakin jauh kau dari area awal, semakin besar waktu dan stamina yang akan kau habiskan untuk kembali. 

"Meski begitu, aku masih mempertimbangkan untuk menerapkan strategi itu."

"Air minum memang sangat penting, tapi jika mengusahakannya dengan cara itu, kamu mungkin akan berakhir cedera. Aku tidak berpikir itu ide yang bijaksana, tidak sama sekali."

Kekhawatirannya di sini jelas beralasan.

"Dan, kamu mengatakan kepada ku kalau ide berbahaya ini adalah satu-satunya yang kamu pertimbangkan, Ayanokouji-senpai?"

"Jika kau melihat peraturan ujian khusus ini, jelas bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan air dalam jumlah banyak adalah dengan membelinya di area awal dengan harga dua kali lipat atau memenangkannya dengan menyelesaikan Tugas."

"Itu … ya, kupikir itu memang benar."

"Dan di antara kedua metode itu, satu-satunya metode yang pasti untuk mendapatkan air yang layak di minum adalah membelinya dengan poin."

"Air yang layak di minum ya …"

"Di luar itu, kau harus bergantung pada sumber daya alam, baik itu air laut, air hujan, atau pun air sungai. Memang benar ini adalah pulau yang tidak berpenghuni, tapi kita tidak diberi tahu tentang sejarah pulau ini. Jika dulu ada orang yang pernah tinggal di sini, mungkin saja airnya sudah terkontaminasi."

Sulit untuk membayangkan pihak sekolah membawa kami ke sini jika kenyataannya begitu, tapi tidak ada juga cara untuk memastikannya.

"Sebagai kelompok solo, jika aku jatuh sakit, aku akan berakhir. Aku tidak akan melakukan tindakan yang akan beresiko bagi ku."

"Memaksakan diri untuk berpindah lokasi di pulau pada malam hari sudah sangat berisiko untuk mu."

"Yah begitu lah, kalau aku gagal."

"Maksud mu ... jika itu Senpai, tidak akan gagal gitu?"

Bagaimanapun, pada titik ini tidak ada gunanya untuk membicarakan hal ini terus.

Lagipula sejak aku mengizinkan Nanase menemani ku, aku sudah tidak berniat untuk melanjutkan strategi itu.

"Mungkin agak sedikit terlambat jika aku membicarakan hal ini sekarang, tapi aku punya cara untuk memanfaatkan air laut atau air sungai agar bisa di minum. Jika perlu, aku bisa mensterilkannya dengan merebusnya dalam panci yang sudah kusiapkan sebelumnya."

Setelah mendengar perkataan ku ini, dia menghela napas lega dengan meletakkan tangan di dadanya.

(Tl : dadanya yg besar itu!?)

Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya terlihat sungai yang mengalir dan Nanase buru-buru mengeluarkan tabletnya.

"Uhm, Senpai, sepertinya kita sudah keluar jalur. Kita harus pergi lebih jauh ke arah timur."

Kami seharusnya menuju area I4, tapi kami sekarang malah pergi ke pusat area H4.

Jika ingin sampai secepat mungkin di I4, kami harus pergi ke timur seperti yang dikatakan Nanase.

"Tidak apa-apa. Kali ini kita tidak perlu mengincar Bonus Kedatangan Awal."

"Eh─?"

Meskipun dia bingung kenapa aku membuat keputusan itu, Nanase tetap mengikuti ku.

Akhirnya kami tiba di dekat pusat area H4, di mana kami bertemu dengan Sakagami-sensei, yang sedang mempersiapkan lokasi Tugas. 

Sepertinya prediksi ku sejauh ini benar. Lokasinya persis seperti yang aku perkirakan.

"Halo."

"Oh … Ayanokouji?"

Sakagami-sensei sedikit terkejut ketika aku memanggilnya, sudah jelas bahwa guru atau panitia harus berada di lokasi Tugas dan mempersiapkannya terlebih dulu sebelum Tugas resmi di umumkan, jadi selalu ada kemungkinan bertemu dengan siswa lebih awal seperti sekarang ini. 

"Bolehkah kami menjadi yang pertama mendaftar, Sakagami-sensei?"

"Ya."

"Hebat sekali, Senpai. Kita beruntung bisa menemukan Tugas ini sebelum muncul di tablet."

"Ya, kita beruntung."

Sakagami-sensei sepertinya tidak ada waktu untuk berbicara dengan kami, dan segera kembali ke lokasi pembangunan.

(Tln : lokasi pembangunan itu mungkin artinya masang tenda dan semacamnya) 

Setelah menunggu beberapa menit, waktu menunjukkan pukul 3.30.

"Baiklah kalau begitu, sekarang kalian bisa mendaftar Tugas ini."

Begitu mendengar ini, aku langsung mendekati Sakagami-sensei dan menegaskan kembali niat ku untuk berpartisipasi.

Nanase segera mengikuti setelah aku menyelesaikan proses pendaftaran di tablet ku.

"Aku penasaran, seperti apa Tugasnya?"

Tepat saat Nanase hendak membuka peta untuk mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri, Sakagami-sensei berbicara.

"Ini adalah Tugas di mana kau akan memperoleh air minum sesuai dengan urutan kedatangan mu, pada dasarnya ini sama dengan perlombaan. Ayanokouji yang datang pertama akan menerima 2 liter air dan 3 poin. Karena kau berada di posisi kedua, Nanase, kau akan menerima 1,5 liter air dan 2 poin."

"B-Berarti─kita sudah menyelesaikan Tugasnya ...? Aku tidak menyangkanya sama sekali."

Sakagami-sensei pergi mengambil air minum lalu memberikannya kepada kami sebagai hadiah kemenangan masing-masing.

"Keberuntungan juga merupakan bagian dari kemampuan. Berbanggalah kalian berdua."

"… Kita benar-benar beruntung."

Nanase kelihatan agak malu dan menundukkan kepalanya saat dia menerima air minum itu.

"Dengan ini, kita tidak perlu khawatir lagi tentang air minum. Yah, setidaknya untuk sementara waktu."

"Senpai … Bisakah aku mengonfirmasi sesuatu pada mu?"

Tidak lama setelah kami meninggalkan lokasi Tugas, Nanase berhenti dan menanyakan sesuatu padaku, aku pun menoleh ke arahnya. 

"Apa itu?"

"Jika aku tidak salah, aku yakin kamu adalah orang yang bisa membidik posisi yang lebih tinggi, Ayanokouji-senpai. Baik itu area yang di tentukan maupun Task, aku yakin kamu mampu mencetak banyak poin."

Dia ingin mengonfirmasi apa yang membebani pikirannya saat kami bepergian bersama selama dua hari terakhir ini.

"Aku tidak pernah berencana untuk memaksakan diri selama tahap awal ujian. Semuanya akan berakhir jika aku sakit atau cedera, karena aku kelompok solo."

"Tapi, dengan keadaan yang sekarang, tidakkah kamu merasa khawatir akan tertinggal dari kelompok lain? Bagaimanapun, efisiensi waktu itu penting. Kamu tidak bisa mengatasinya hanya dalam waktu satu hari saja."

Dia ingin mengatakan bahwa bekerja keras mengumpulkan poin adalah satu-satunya pendekatan yang paling memungkinkan. 

Dan cara itu, pastinya akan diterapkan oleh kelompok yang unggul.

"Anggap saja ini salah satu bagian dari strategi ku."

"Strategi … yang membuat mu menahan diri untuk mendapatkan poin?"

Aku mengangguk dan mulai berjalan kembali. Ini bukanlah sesuatu yang ingin aku ceritakan kepadanya.

Meskipun kami bepergian bersama, itu tidak merubah fakta bahwa kami berdua adalah musuh dari angkatan yang berbeda. Selain itu, dia juga memiliki banyak misteri.

"Ngomong-ngomong, kita masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan Bonus Kedatangan Awal di area yang ditentukan. Ayo kita bergegas."

"Y-Ya."

Nanase segera mengejar ku, dan bersama-sama, dengan cepat kami menuju area I4.



***



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny...