Langsung ke konten utama

Youzitsu 2nd Year Volume 3 Chapter 2 Part 2

 Chapter 2 : Pembukaan Ujian Khusus Di Pulau Tak Berpenghuni (Part 2)


"Haloo ~ Ayanokouji-kun!"

Aku tiba di area C6 tempat lokasi Task berada setelah berjalan selama 40 menit, hanya untuk menemukan Wali Kelas 2-C Hoshinomiya-sensei. Dia menunggu sambil berbaring di dalam tenda untuk menghindari sinar matahari langsung.

Selain itu, 20 siswa dari ketiga angkatan sudah berada di tempat ini.

"Padahal kamu sudah jauh-jauh datang ke sini, tapi sayang sekali pendaftarannya baru saja di tutup 5 menit yang lalu."

Selain Hoshinomiya-sensei, di sini juga ada 2 orang dewasa lain nya yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Mereka sedang memberi penjelasan kepada para siswa yang berkumpul.

"Kelihatannya begitu."

Kalau sudah begini, tidak ada gunanya lagi aku berlama-lama di sini. Aku ingin segera pergi dari tempat ini, karena aku tidak mau berlama-lama dengan Hoshinomiya-sensei, tapi dia merangkul lengan ku tepat saat aku akan pergi.

"Tidak perlu buru-buru begitu! Ayo duduk dulu dan menonton bersama ku di sini~"

"Tidak kah sensei merasa bersalah jika sensei menyita waktu siswa hanya untuk kepentingan pribadi?"

"Haha, kamu terlalu berlebihan! Tidak perlu khawatir, kamu akan memiliki banyak waktu setelah ini~"

Sebagai seorang guru, dia seharusnya tahu inti yang sebenarnya dari ujian khusus ini, di mana waktu seperkian detik sangat lah berarti untuk menentukan kemenangan dan kekalahan, tapi meski begitu ... dia tetap tidak membiarkan ku untuk pergi.

"Area yang ku datangi terakhir kali adalah D7. Karena itu, ada kemungkinan area C6 ini akan menjadi area yang ditentukan untuk ku selanjutnya. Jika seandainya itu terjadi, apa sensei mau bertanggung jawab karena telah membuat ku kehilangan Bonus Kedatangan Awal?"

Setelah mendengar kata-kata ku itu, Hoshinomiya-sensei langsung melepaskan lengan ku. Dia mundur beberapa langkah dan menjauh dari ku.

"K-Kejam! Jangan begitu dong, Ayanokouji-kun~ Aku hanya ingin menggoda ... Ehem, maksud ku aku hanya ingin mengobrol dengan mu sebentar. Entah kenapa, aku 'agak sedikit marah' mendengarkan kata-kata mu barusan, jadi bagaimana kalau kamu duduk dan dengarkan aku dulu?"

Meski sudah melepaskan rangkulan nya, sepertinya dia masih belum ingin mengakhiri percakapan.

Dengan terpaksa, aku memutuskan untuk mendengarkannya sebentar.

"Sudah lama ya, kita tidak berbicara berduaan begini? Terakhir kali kalau tidak salah, sejak ujian akhir semester tahun lalu."

"Ya."

Mengingat bahwa dia menyaksikan langsung pertandingan ku melawan Sakayanagi pada saat itu, di tambah dengan nilai sempurna yang kudapatkan baru-baru ini, tidak lah sulit untuk membayangkan kalau saat ini dia merasa lebih waspada terhadap ku di banding sebelumnya.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu tahu kalau kamu sudah menarik banyak perhatian akhir-akhir ini? Padahal aku pikir kamu bukan tipe orang yang suka menonjol."

"Memang bukan."

"Kalau begitu, kenapa kamu mendapatkan nilai sempurna pada ujian matematika sebelumnya? Maksud ku, agak aneh saja rasanya kamu bisa memperoleh nilai sempurna dengan begitu mudah nya. Bahkan aku saja tidak bisa menyelesaikan beberapa soal."

Dari sudut pandang orang yang menganggap diri nya sebagai saingan Chabashira, wajar kalau dia merasa tidak senang, tapi entah kenapa, rasanya dia seolah-olah melampiaskan rasa kesal nya itu kepada ku.

"Apa Sensei yakin begitu? Menurut ku ada banyak siswa yang bisa memecahkan soal-soal itu."

"Eh, apa iya? Hmm ... atau jangan-jangan, kamu cuma asal tebak saja? Meskipun kamu benar, setidaknya aku berharap mereka berasal dari Kelas A atau Kelas B. Sedangkan Ayanokouji-kun, kamu dari kelas apa? A ... B ... C ... Ah, benar, kamu di Kelas D, akan kukatakan sekali lagi, Kelas D. Mungkin kata-kata ku ini terdengar tidak sopan, tapi yang terlintas di benak ku pertama kali adalah ... Itu tempat yang di penuhi dengan anak-anak bermasalah. Tapi, kamu ingin bilang kepada ku bahwa ada anak-anak berbakat berada di kelas seperti itu?"

"Aku tidak yakin akan diri ku sendiri, tapi menurut ku ada banyak siswa yang berbakat di Kelas 2-D. Selain itu, jika Sensei melihat Kelas 1-D, Sensei seharusnya tahu kalau di sana juga ada banyak siswa yang berbakat, bukan?"

Untuk jaga-jaga, aku tidak menyebutkan siswa kelas tiga, karena aku tidak memiliki informasi detail tentang mereka.

"Uh, kamu benar juga ... tapi, bukan nya kebijakan sekolah sedikit berubah sejak akhir tahun kemarin?"

Sekalipun dia menanyakan hal itu kepada ku, tidak mungkin aku tahu jawabannya.

Di tengah percakapan yang tidak berguna ini, Task pengukuran kekuatan cengkraman akhirnya di mulai, dengan siswa kelas tiga yang bernama Oshio menjadi peserta pertama. Sepertinya giliran peserta untuk tampil di sesuaikan dengan urutan kedatangan siswa. Di antara semua peserta, ada teman sekelas ku yaitu Sudou. Anggota kelompoknya, Ike dan Hondou, tidak terlihat di manapun. Itu berarti, Sudou berpisah dengan kedua orang itu dan memilih datang ke tempat ini sendirian, mungkin agar dia dapat mengikuti Task ini.

"Aku setuju kalau di Kelas D ada beberapa siswa yang berbakat, tapi menurut ku kemampuan mereka masih belum cukup untuk menaikkan tingkat kelas. Tapi, kalau menyangkut tentang diri mu, aku merasa bahwa kamu berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitar mu."

Aku mempengaruhi lingkungan sekitar ku? Tidak, bukan begitu, setidaknya dari sudut pandang orang luar.

Dari kata-kata nya barusan, dia seolah-olah mengetahui gerak-gerik ku.

Lebih baik aku berasumsi bahwa dia telah mengumpulkan beberapa informasi tentang diri ku tanpa aku sadari.

"Ngomong-ngomong, sepertinya aku benar-benar kehilangan ketenangan ku saat ini. Ini pertama kalinya kelas yang aku bimbing jatuh ke Kelas C. Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya secara tepat. Maksud ku, dulu selalu ada perintah yang di berikan pada ku. Kelas A akan bersaing dengan Kelas B, sementara itu Kelas C dan Kelas D akan saling menjatuhkan, kamu mengerti maksud ku, kan~?"

Jika apa yang dia katakan itu benar, itu berarti 'perintah' tersebut sudah menjadi bagian dari masa lalu.

"Aku berpikir kelas ini akan menjadi satu-satunya kelas yang mencapai Kelas A, tapi yah, begitu lah ..."

Dia terang-terangan mengutarakan ketidakpuasan nya dengan kondisi Kelas 2-C saat ini.

"Bukankah sudah jadi tugas mu sebagai Wali Kelas untuk berusaha melakukan sesuatu?"

"Kata-kata mu sungguh kejam~!"

Dia menutup telinganya dengan kedua tangannya, seolah tidak mau mendengarkan.

Dia terlihat seperti orang dewasa yang belum tumbuh dewasa sepenuhnya, atau lebih tepatnya, dia seperti seorang gadis yang belum lepas dari masa sekolah.

"Ah! Sensei punya ide yang cemerlang! Seperti Katsuragi-kun yang pindah ke Kelas B, bagaimana kalau Ayanokouji-kun juga pindah ke kelas ku?"

Itu sama sekali bukan ide yang cemerlang. Itu sama saja dengan ide Ishizaki.

"Aku bertanya-tanya kemana arah pembicaraan ini. Apakah Sensei sadar kalau Sensei benar-benar memprioritaskan sesuatu yang aneh?"

"Kamu akan mengincar Kelas A bersama kami, oke? Oke?"

Dia kembali merangkul lengan ku sambil mengatakan itu. Tindakannya itu seperti wanita yang menganggap bahwa kontak fisik dengan lawan jenis adalah senjata andalan nya, tapi dia merasa ragu sebelum menyentuh ku.

Mungkin karena dia mengingat peringatan ku sebelumnya, dia menarik kembali tangannya dan beberapa kali menggelengkan kepala agar dia dapat mengendalikan diri.

"Bahkan jika aku menabung sampai lulus sekali pun, aku tidak akan bisa mendapatkan 20 juta poin. Dan juga, melihat keadaan yang sekarang, meskipun aku menemukan cara untuk mendapatkan poin sebanyak itu, kita tidak tahu kelas mana yang akan menjadi Kelas A di akhir nanti. Jadi, tidakkah menurut Sensei akan lebih bijaksana untuk menunggu sampai saat-saat terakhir dan melihat proses nya?"

Di tambah lagi, agak sulit menemukan siswa yang tertarik untuk pindah ke kelasnya, mengingat kelas itu baru saja jatuh ke Kelas C.

"K-Kamu tidak perlu mengatakan sesuatu yang tak berpihak kepada ku begitu ..."

Jika kebetulan saja kau mendapatkan hak untuk pindah kelas, tentu saja kau tidak akan menggunakan nya sampai mendekati kelulusan.

Kecuali kau mendapat penawaran untuk pindah secara gratis dari kelas lain, seperti Katsuragi. Meskipun ... hampir tidak ada siswa berbakat yang mau pindah ke kelas yang lebih rendah, jadi bisa di bilang itu juga tidak begitu efisien. Bahkan jika setuju untuk melakukannya, belum tentu kemampuan satu orang tersebut akan mampu menaikkan tingkat kelas ke Kelas A.

Tiba-tiba, kelompok yang ada di depan kami mulai bersorak gembira saat hasil peringkat pertama di umumkan.

Rasa tidak puas terlihat di wajah Oshio, yang baru saja jatuh ke posisi kedua.

"Sudou-kun sudah banyak berubah, ya? Aku ingin tahu, kira-kira siapa ya penyebab nya."

"Perlu di ingat, bukan aku."

Aku mungkin juga berperan dalam hal itu, tapi perkembangan Sudou sebagian besar karena Horikita.

Tak lama kemudian, akhirnya semua peserta telah selesai mengukur kekuatan mereka, tapi sampai tahap akhir, tidak ada yang bisa mengalahkan skor Sudou yang menempati posisi pertama.

Lalu dengan itu, kelompok Sudou memperoleh 5 poin tambahan, dengan total 8 poin. Dibandingkan dengan poin yang ku peroleh dalam kurun waktu yang sama, perbedaannya sangat lah jauh.

Begitu kompetisi berakhir, kelompok-kelompok mulai meninggalkan tempat ini. Berangkat dari lokasi Task ini ke lokasi Task lainnya, seperti sekawanan burung yang berimigrasi.

"Kalau begitu, aku juga akan pergi."

Karena tidak punya alasan lagi untuk menahan ku di sini, akhirnya Hoshinomiya-sensei menyerah dan membiarkan ku pergi.

"Masih ada waktu dua minggu lagi sampai ujian berakhir. Aku akan di kirim ke berbagai tempat di pulau ini, jadi mungkin saja kita akan bertemu lagi ~"

Kalau bisa, aku tidak ingin bertemu dengan nya lagi. Dengan berpikiran begitu, aku pun meninggalkan lokasi Task tersebut.


***


Selanjutnya Chapter 2 Part 3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny...