Langsung ke konten utama

Youzitsu 2nd Year Volume 3 Chapter 4 Part 5

 Chapter 4 Part 5



13.55. Kami tiba di area yang di tentukan yaitu H5, dalam waktu kurang dari satu jam.

Meskipun kami hanya menerima satu poin, itu tetap merupakan langkah penting ke arah yang benar.

Kami memiliki waktu satu jam hingga penunjukkan area berikutnya, jadi aku ingin mengerjakan Task jika memungkinkan.

Sebelumnya sebagian besar Task yang tersedia terfokus di bagian barat pulau, namun sekarang Task perlahan-lahan mulai bermunculan di sini, di bagian timur.

"Apa kau masih berjalan?"

Aku bertanya begitu kepada Nanase, yang segera duduk dan meminum air begitu kami tiba di sini.

"Ah,ya!"

Memang patut untuk di puji bahwa dia mampu mengimbangi ku tapi, tidak mungkin dia tidak kelelahan saat ini.

"Lebih baik kau beristirahat dulu di sini."

"Tapi ..."

Dia sepertinya khawatir aku akan pergi dan meninggalkannya.

"Tenang saja, aku tidak akan menghilang begitu saja. Jika aku memang tidak suka dengan kehadiran mu, aku akan langsung mengatakannya. Selain itu, jika kau memaksakan diri mu lebih dari ini, itu akan membuat mu kesulitan untuk mengikuti ku nanti. Meskipun tidak akan ada penunjukkan area random lagi hari ini, kita mungkin tetap harus berlari ke area berikutnya jika aku memutuskan untuk mengejar Bonus Early Bird's. Aku tidak akan melambat dan menunggu mu semisalnya itu terjadi."

Meskipun terlihat frustasi, Nanase akhirnya mengakui batas nya dan mengangguk setuju.

Aku merasa tidak enak padanya, tapi ini akan membuatku bisa bergerak tanpa batasan, meskipun cuma sementara.

Mungkin aku bisa mencapai dua atau tiga lokasi Task terdekat jika aku bergerak cukup cepat, meskipun aku tidak tahu bisa berpartisipasi atau tidak, yah itu bisa kupikirkan nanti.

Di area H5 ini, Task Ujian Sejarah akan segera di mulai, aku pun segera berangkat. Aku ingin memastikan bisa tiba tepat waktu, dalam Task ini kelompok dari juara pertama akan menerima 5 poin, sedangkan untuk pemenangnya akan mendapatkan bekal tambahan.

Jumlah kelompok yang bisa ikut serta di batasi hanya untuk 8 kelompok, sebaiknya aku harus cepat.

Tak lama setelah aku berangkat, aku melihat dua kelompok tiga orang sedang berlari di antara pepohonan, sepertinya mereka juga mengincar Task Ujian Sejarah seperti ku.

Untungnya mereka tidak menyadari ku. Setelah memastikan rute, aku juga mulai berlari. Jika aku terlambat bergerak, mereka akan mendahului ku.

Aku terus maju tanpa henti melewati hutan hingga akhirnya tiba di lokasi Task, dan aku menemukan kerumunan yang berkumpul di sana.

Aku melihat orang dewasa yang sedang memegang tablet, meskipun bukan guru sekolah, aku segera menghampirinya.

"Apa aku masih bisa berpartisipasi?"

"Ya. Kau akan menjadi kelompok ketujuh."

Begitu selesai mendaftar, kedua kelompok yang aku lihat sebelumnya berlari ke sini.

Di antara mereka, siswa yang pertama mendekat ke sini adalah Hashimoto, sesama siswa kelas dua seperti ku.

Dia menyadari keberadaan ku tapi dia lebih tertarik untuk memanggil anggota staf.

"Apa kami masih bisa mendaftar!?"

Hashimoto berteriak berkata begitu, keringatnya bercucuran seolah-olah dia baru saja selesai maraton.

(TL note : hashimoto berteriak itu maksudnya bukan berteriak keras-keras, melainkan karena dia kelelahan siap lari kencang-kencang, makanya perkataan hashimoto terdengar seperti berteriak karena dia kesusahan bernafas dan gak bisa mengatur intonasi nada bicara nya.)

"Kau akan menjadi kelompok terakhir, tapi-"

Staf mengalihkan pandangan ke beberapa siswa yang mendekati tempat ini.

Selain Kamuro yang memimpin, tiga siswa berikutnya semuanya adalah siswa kelas satu dari kelompok yang berbeda.

Anggota ketiga kelompok Hashimoto tertinggal di belakang cukup jauh dari yang lain.

Task ini bisa di kerjakan bersama anggota kelompok mu tapi, staf yang bertugas tentu saja tidak akan menunggu anggota kelompok mu yang belum datang. Membuat alasan seberapa dekat jarak mereka itu tidak akan berhasil, meskipun jaraknya hanya 30 detik.

Jika kelompok kelas satu ini menyalip saat Hashimoto menunggu anggota kelompoknya yang satu lagi, mereka akan merebut tempat untuk kelompok terakhir.

Oleh karena itu, begitu Kamuro sudah dekat, Hashimoto-

"Hanya kami yang berpartisipasi, aku dan gadis ini."

-memilih untuk meninggalkan anggota yang satu lagi dan hanya mendaftarkan mereka berdua saja.

Ketiga siswa kelas satu itu langsung jatuh ke tanah karena frustasi. Mereka pasti sangat kecewa setelah berusaha keras untuk sampai ke sini tapi tidak membuahkan hasil.

Di sisi lain, Hashimoto terlihat cukup puas meskipun dia telah menghilangkan kesempatan untuk berpartisipasi dengan semua anggota kelompoknya. Berbicara tentang Task yang dapat di ikuti oleh seluruh anggota kelompok, akan lebih baik jika memiliki banyak anggota. Meskipun begitu, ada perbedaan besar antara berpartisipasi sebagai sebuah kelompok dan tidak dapat berpartisipasi sama sekali.

"Ma-Maaf , a-aku ... aku tidak bisa ... sampai tepat waktu!"

Begitu sampai, Ninomiya langsung meminta maaf dengan gugup sambil terengah-engah, tentu saja, rekan kelompoknya tidak mempermasalahkan itu.

Ninomiya mendapat nilai A- dalam bidang akademik, itu tidak bisa di anggap remeh. Namun, nilai nya dalam bidang fisik adalah D-.

"Bagaimanapun, kerja bagus sudah sampai di sini, Masumi-chan."

"Diam! Jangan bicara pada ku! ... Cuacanya sangat panas dan badan ku penuh dengan keringat ... Ah, menyebalkan sekali!"

Kamuro yang sedang berusaha mengatur nafasnya, menjaga jarak dan mengayunkan tangan untuk mengusir Hashimoto yang mendekatinya. Penolakan itu membuat Hashimoto berbalik ke arah ku.

"Kalau di pikir-pikir, ini pertama kalinya kita bertemu dalam ujian ini, Ayanokouji. Jadi kau juga berada di Area ini, ya ...? Berpikir kau akan melakukannya seorang diri, benar-benar berani. Jadi, apakah sekarang poin mu sudah cukup banyak?"

"Sejujurnya, aku tidak akan kaget jika aku berada di peringkat sepuluh terbawah."

"Jangan mengada-ngada. Tidak mungkin bagi orang yang tidak yakin bisa menang akan mengikuti Ujian Khusus ini sendirian."

Sebenarnya aku memang tidak dalam posisi yang bagus saat ini, tapi aku tidak ingin menunjukkan tablet ku hanya untuk membuktikan hal itu.

"Oke, oke, aku mengerti. Tapi kalau misalnya besok kau masuk peringkat sepuluh besar ... bagaimana kau akan menjelasknya pada ku?"

Dia sedikit meragukan ku dan melihat ku dengan rasa penasaran, tapi tidak mungkin itu benar-benar akan terjadi.

"Yah, terserahlah, untungnya ini bukan ujian matematika, karena kami tidak akan mampu melawan jenius seperti mu."

"Baiklah semuanya, Task akan di mulai sekarang."

"Ups, sepertinya cukup sampai di sini saja percakapannya."

Begitu kelompok terakhir sudah mendaftar, Task pun segera di mulai.

Dengan aktif mencari Task dan berpartisipasi di dalamnya, kau akan sering bertemu dengan siswa seangkatan dan kemudian akan saling bersaing, seperti yang aku alami sekarang ini. Namun, aku tidak berniat mengalah terhadap mereka.

Setiap pertanyaan dalam ujian tulis memiliki pilihan jawaban dengan total empat pilihan, jadi semisalnya aku mendapat skor yang cukup tinggi, aku bisa saja beralasan aku cukup beruntung setelah menebak jawaban nya secara acak.

Meskipun aku fokus melihat tablet ku, aku tetap menyadari Hashimoto yang sesekali melihat ke arah ku dengan tatapan yang tajam.

Dari kebanyakan orang, dia yang mencurigai ku dari awal bertemu, jadi tindakan nya ini bisa di mengerti.

Aku pun mulai mengerjakan dua puluh soal ujian. Sejujurnya, jika di tanya apakah aku pandai atau tidak dalam pelajaran sejarah, aku cenderung menjawab tidak. Itu karena, di White Room, tidak ada yang mengharuskan kami untuk fokus belajar sejarah. Tapi bagaimanapun, aku masih cukup familiar dengan pelajaran ini dan memahami dasar-dasarnya.

Setiap soal memiliki empat pilihan jawaban, aku bisa menjawab semuanya dengan benar tanpa kesulitan sedikit pun.

Setelah menunggu staf memeriksa hasil jawaban kami, skor setiap kelompok pun di umumkan.

Aku meraih juara pertama dengan nilai sempurna 100 poin, juara kedua di raih oleh sekelompok siswa kelas tiga dengan skor 80 poin, dan juara ketiga berhasil di raih oleh Hashimoto dan Kamuro dengan skor 70 poin.

Begitu menerima poin dan bekal, aku langsung berangkat ke tujuan ku yang berikutnya. Namun, Hashimoto segera mengikuti ku dan menyusul.

"Yaah, kau benar-benar mengalahkan ku tadi. Jadi kau juga pandai dalam pelajaran sejarah, ya."

"Aku pun juga terkejut. Sepertinya aku cukup beruntung berkat pilihan ganda itu."

"Menurut mu itu hanya keberuntungan semata, hah? Sulit di percaya."

"Yah, mau bagaimana lagi kalau kau tak mempercayainya. Maaf, aku sedang buru-buru sekarang."

"Task mana yang akan kau incar selanjutnya?"

"Aku berencana untuk mengerjakan Task Kimia. Bagaimana dengan mu?"

Dia menoleh ke arah Kamuro yang mengikuti dari belakang. Kemungkinan besar, kelompok nya juga berniat untuk melakukan hal yang sama.

"Sayang sekali. Kami akan pergi ke arah yang berbeda."

Hashimoto adalah orang yang licik. Alih-alih mencoba Task yang sama dengan lawan yang pasti akan menempati posisi pertama, ia lebih memilih ke tempat lain agar memilik peluang yang lebih besar untuk menang, meskipun akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai tempat lain itu.

Tapi, bisa saja kenyataannya dia ingin mengikuti Task yang sama dengan ku untuk mengetahui kemampuan ku yang sebenarnya.

Mendengar perkataan Hashimoto, Kamuro menunjukkan ekspresi tidak senang dan enggan secara terang-terangan.

Itu bisa di mengerti karena, harus pergi ke tempat Task yang lain akan menghabiskan lebih banyak stamina.

"Sampai jumpa nanti, Ayanokouji."

Hashimoto berlari menuju salah satu Task lain yang terdekat, dengan Kamuro yang mengikutinya dari belakang. 

Jika dia mengikuti instruksi Sakayanagi, maka.. cepat atau lambat mereka mungkin akan bergabung dengan kelompok Ichinose dan membentuk kelompok enam orang.



***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny...