Chapter 4 part III
Kami memasuki area J6 dan mendekati lokasi Task Bendera Pantai.
Kelihatannya ada lebih dari 8 siswa laki-laki yang berpartisipasi, tapi aku belum bisa memastikan itu.
Karena hanya satu orang dari kelompok yang dapat berpartisipasi, mungkin aku masih punya kesempatan.
Saat mendekati tempat itu, seorang siswa laki-laki kelas tiga memperhatikan kami.
Siswa itu adalah Kiriyama, Wakil Ketua Osis. Sampai beberapa detik yang lalu, dia terlihat senang saat mengobrol dengan teman-temannya. Namun, sikapnya berubah total begitu melihat kami. Dia segera bergegas menuju anggota staf Task tersebut dan mulai membicarakan sesuatu.
Meski agak terganggu dengan sikapnya itu, aku juga langsung mendekati anggota staf dan memberi tahu mereka bahwa aku ingin berpartisipasi.
Sayangnya, aku di beritahu bahwa siswa di depan ku rupanya telah mengisi tempat terakhir untuk kategori siswa laki-laki, sehingga aku tidak dapat berpartisipasi. Aku melihat Kiriyama dan siswa laki-laki lainnya yang sudah terdaftar pergi untuk berganti pakaian di ruang ganti yang telah di siapkan staf.
Sedangkan untuk siswa perempuan baru ada 7 peserta, jadi masih satu lagi slot yang tersedia.
"Jika Senpai tidak dapat berpartisipasi, maka aku juga tidak. Aku tidak mau membuat mu menunggu, Senpai."
"Tidak apa-apa, aku ingin beristirahat di sini. Lebih baik kau ikut saja acara ini."
"Tapi kan ... "
"Sebelumnya kau membiarkan ku mendapatkan Bonus Kedatangan Awal, karena itu selisih poin kita semakin melebar. Aku tidak akan membahas apakah kau akan menang atau tidak, tapi jika kau merasa memiliki peluang, kau seharusnya melakukannya."
Masih ada 10 menit tersisa hingga batas waktu pendaftaran, tapi jika Nanase ikut berpartisipasi, maka Task tersebut akan mencapai kapasitas maksimum.
Dengan kata lain, dia bisa langsung memulai Task tanpa membuang waktu.
"Terima kasih banyak, Senpai. Kalau begitu ... aku akan pergi mendaftar."
Jika dia memiliki peluang untuk mendapatkan poin dari siswa lain, maka dia harus memanfaatkan itu sepenuhnya. Mengingat dia lah yang meminta untuk menemani ku ke sini, dia tidak dapat begitu saja memutuskan secara sepihak. Tapi meski begitu, Task ini seharusnya tetap dia ikuti.
Di bagian samping tempat ini, sebuah tenda telah di dirikan guna untuk berlindung dari sinar matahari, aku pun pindah ke sana selagi Nanase pergi berganti pakaian.
Ada berbagai macam pakaian renang yang tersedia, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Bisa juga di bilang kalau pertarungan sudah di mulai sejak siswa memutuskan pakaian renang mana yang akan di kenakan. Mungkin tidak akan ada banyak perbedaan.. apa pun pakaian renang yang di pilih, karena mereka tidak akan berenang.
Satu persatu siswa laki-laki yang sudah mengenakan pakaian renang, mulai keluar dari ruang ganti. Sebagian besar dari mereka mengenakan celana renang standar, bedanya hanya pola cetak pada kainnya. Beberapa siswa yang sedang menunggu mulai bersorak saat teman mereka keluar dari ruang ganti.
Aku memutuskan untuk melihat lebih dekat barisan siswa yang tengah berkumpul. Peserta laki-laki semuanya berasal dari kelas tiga. Demikian pula dengan peserta perempuan, 7 peserta adalah siswa kelas tiga. Hanya Nanase seorang siswa kelas satu yang berpartisipasi.
Dalam aturan, hanya satu siswa yang boleh berpartisipasi dari setiap kelompok, yang berarti setidaknya ada 15 kelompok siswa kelas tiga yang berkumpul di tempat ini sekarang. Mengesampingkan kebetulan mereka berada di tempat ini karena area yang di tentukan untuk mereka ada di dekat sini atau mereka hanya ingin mengikuti Task ini, fakta bahwa tidak ada siswa dari angkatan lain di tempat ini jelas merupakan hal yang aneh.
Mengingat hal itu, Wakil Ketua Osis Kiriyama tentu perlu di perhatikan. Jika para siswa ini bergerak bersama hanya untuk memastikan kemenangan Kiriyama, itu berarti ...
Aku berdiri sambil memikirkan hal ini, dan tak lama kemudian, akhirnya para peserta sudah di perbolehkan untuk bersiap memulai pertandingan. Format kompetisinya seperti turnamen biasa, yang mana para peserta akan berhadapan satu lawan satu untuk menentukan siapa yang akan maju ke babak berikutnya. Peserta yang memenangkan tiga pertandingan berturut-turut akan menjadi juara pertama. Berkat aturan ini, aku jadi bisa mengetahui apakah kompetisi ini sudah di atur untuk Kiriyama dengan mengamati kesungguhan siswa kelas tiga lainnya.
Lagipula, bagaimana situasi pertandingan akan membantu memastikan apakah mereka benar-benar serius mengejar kemenangan atau tidak.
Namun tanpa di duga, persaingan nya begitu ketat sejak babak pertama, yang mana Kiriyama berhadapan dengan salah satu teman sekelasnya. Kedua pesaing itu bangkit dari posisi masing-masing dan mulai berlari dengan cepat. Mereka berdua melompat ke arah bendera secara bersamaan, bisa di bilang kemenangan tergantung pada panjang lengan mereka. Pada akhirnya, Kiriyama berhasil merebut bendera dan meraih kemenangan.
Bukan hanya di pertandingan itu saja. Di pertandingan selanjutnya pun, para siswa kelas tiga bersemangat menghadapi lawan mereka demi meraih kemenangan. Sepertinya mereka tidak berniat mengalah demi Kiriyama.
Bisa saja mereka serius karena aku sedang menonton, tapi mungkin bukan itu alasannya.
Kelihatannya Kiriyama tidak terlalu waspada terhadap ku, bahkan jika dia mewaspadai ku, kurasa tidak mungkin dia bisa meyakinkan siswa lain untuk mengikutinya.
Kalau memang begitu, apa alasan para siswa kelas tiga ini berkumpul di hadapan ku saat ini?
Mungkin saja ada sesuatu di luar dugaan ku yang sedang terjadi di sini.
Tepat pada saat pertandingan siswa laki-laki sedang berlangsung, para siswa perempuan muncul dengan pakaian renang mereka.
Lima orang dari mereka memilih pakaian renang sekolah yang biasa. Sementara itu Nanase memilih pakaian renang yang lebih berani dan terbuka.
Sepertinya mereka tengah bersiap dan menunggu pertandingan siswa laki-laki selesai.
Aku pun mendekati Nanase dan memanggilnya.
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
"Tentu saja, apa itu, Senpai?"
Dia melihat ku dengan penasaran, sambil melakukan pemanasan dengan bikini hijau nya.
"Kelihatannya kau memilih pakaian renang yang imut. Apa ada alasan untuk itu?"
Jika dia ingin berpenampilan sederhana, seharusnya pakaian renang sekolah sudah lebih dari cukup.
"Alasannya? Dari yang aku lihat di TV, bukannya para gadis biasanya bertanding mengenakan pakaian renang seperti ini? Kupikir akan aneh jika aku mengikuti pertandingan dengan pakaian renang sekolah ... Apa mungkin aku salah paham akan sesuatu?"
Yah, berbicara tentang TV, dia tidak sepenuhnya salah.
Lagipula, Beach Flaghs merupakan kegiatan rekreasi yang populer bagi orang-orang yang datang ke pantai.
Nanase mengalihkan pandangannya pada pertandingan yang sedang berlangsung sambil melanjutkan pemanasannya.
Akhirnya pertandingan para siswa laki-laki berakhir dengan kemenangan Kiriyama. Seperti yang di harapkan dari seseorang yang mencoba mengalahkan Nagumo. Kemampuan Fisiknya yang bernilai B+ pada aplikasi OAA sepertinya memang akurat.
Pertandingan untuk siswa perempuan akan di mulai sebentar lagi, yang berarti Nanase akan segera berpartisipasi. Bahkan, namanya langsung di panggil untuk pertandingan pertama, Nanase pun segera menuju lapangan dan mengambil posisi. Lawannya adalah siswa kelas tiga yang bernama Tomioka, dengan kemampuan fisik C+. Sedangkan kemampuan fisik Nanase berada satu tingkat di atas Tomioka, yaitu B+. Meski begitu, kemampuan fisik yang tinggi belum tentu akan unggul.
Kemampuan Keseluruhan tentu nya akan berperan penting di sini, terlebih lagi, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tak peduli mereka punya pengalaman Beach Flaghs sebelumnya atau tidak, aku cukup yakin bahwa yang terpenting di sini adalah kecepatan dan juga refleks. Ini membuat ku bertanya-tanya, siapa yang lebih baik di antara mereka berdua?
Begitu mendengar tembakan aba-aba, Nanase dengan gesit bangkit dan mulai berlari ke arah bendera dengan gerakan yang cepat.
Tomioka bahkan sudah kalah tanpa sempat melakukan perlawanan, dia hanya bisa diam tercengang menatap langit.
Timing tembakan aba-aba biasanya tidak dapat di prediksi, tapi Nanase bisa merespons nya dengan tepat.
Itu saja sudah menjadi bukti bahwa reflek yang di miliki Nanase lebih unggul dari Tomioka.
Enam peserta yang menonton dari samping lapangan mungkin juga merasakan kehebatan Nanase. Setelah tiga pertandingan selesai, empat finalis pun terpilih, dan sepertinya kecepatan serta refleks Nanase tampak lebih unggul dibanding peserta yang lain.
Namun, bukan berarti itu bisa jadi alasan bagi Nanase untuk ceroboh. Kelalaian, kesombongan dan berbagai faktor lainnya, ada banyak hal yang dapat menumpulkan refleks, tidak peduli seberapa hebat dirinya. Juga, tak peduli seberapa besar rasa percaya dirinya pada kemampuan berlarinya, jika kaki nya tersangkut di pasir dan tersandung, maka itu sudah berakhir untuknya.
Namun, hasil akhir jarang mengkhianati hasil yang di harapkan.
Nanase memenangkan pertandingan kedua dan tinggal selangkah lagi baginya untuk menjadi juara.
"Dia kuat."
Kiriyama menyuarakan kesan jujurnya terhadap Nanase saat menyaksikan pertandingan.
Tentu saja kata-kata itu tidak di tujukan kepada ku, melainkan untuk teman sekelompoknya.
Pertandingan semifinal yang satu nya lagi juga sudah berakhir. Tak lama kemudian, pertandingan final pun akhirnya di tentukan. Nanase akan melawan siswa bernama Tokunaga, dan lawannya kali ini memiliki peringkat kemampuan fisik yang sama persis dengannya, yaitu B+. Tokunaga juga telah memenangkan dua pertandingan terakhirnya dengan mudah, sama seperti Nanase. Petandingan final akan menjadi pertarungan yang sengit bagi kedua peserta tangguh ini.
Hingga sampai saat ini, penonton yang menyaksikan pertandingan begitu heboh, tetapi mereka menjadi tenang saat kedua peserta mengambil posisi dan menunggu aba-aba.
Anggota staf menembakkan pistolnya untuk pertandingan terakhir ini, suaranya bergema di seluruh pantai. Dan bersamaan dengan itu, kedua peserta bangkit secara bersamaan. Gerakan awal mereka seimbang, tapi kesembingan di antara mereka berdua hanya sebatas itu.
Setelah berdiri, Nanase mengambil langkah pertama dan berlari ke depan dengan kecepatan yang jauh lebih unggul dari Tokunaga. Kemudian, setelah berlari beberapa saat, Nanase melompat ke tanah dan mencabut bendera dari pasir.
Tokunaga cukup terampil sehingga ia bisa maju ke babak final, gerakan awal nya juga terlihat sempurna. Tapi meski begitu, perbedaan antara dirinya dengan Nanase begitu jelas, dia sendiri pasti juga menyadarinya. Perbedaan yang begitu besar sehingga dia bahkan tidak bisa merasa kesal, dia hanya bisa tersenyum pahit menerima hasil. Dia pun meminta Nanase untuk saling berjabatan tangan, dia bermaksud untuk memberi penghormatan kepada pemenang yang dua tahun lebih muda darinya.
Setelah membersihkan pasir yang menempel di tubuh dan baju renangnya, Nanase kembali dengan membawa sebotol air minum di tangannya.
Setelah bertarung dalam tiga pertandingan sengit di tengah panas nya terik matahari ini, tubuhnya mungkin membutuhkan segelas air dingin.
"Itu kemenangan yang telak."
Setelah pertandingan selesai, aku menghampiri Nanase dan berbicara padanya saat ia sedang beristirahat.
"Terima kasih banyak, Senpai. Entah bagaimana aku berhasil melewatinya."
Bahunya bergerak naik turun dengan sedikit cepat, dia pastinya kesulitan mengatur pernapasannya, tapi di lihat dari keseluruhan pertandingan itu, aku mendapat kesan bahwa dia tidak benar-benar mengeluarkan banyak tenaga. Menurutku bahkan setelah memenangkan pertandingan itu, dia masih memiliki energi yang tersisa. Dalam persaingan antara siswa kelas satu dan siswa kelas tiga, sekilas tampak bahwa siswa kelas satu berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Tapi berdasarkan pengetahuan umum, kemampuan fisik perempuan mencapai potensi penuh nya di usia yang relatif lebih awal. Mungkin karena itu, tidak ada perbedaan dalam kemampuan atletik antara gadis berusia 15 atau 16 tahun dengan gadis usia 18 tahun. Faktor utama yang mempengaruhi hasilnya itu biasanya pengalaman yang di miliki sebelumnya dalam bidang olahraga yang sedang di lakukan, tapi mengenai Beach Flaghs, kebanyakan gadis remaja belum berpengalaman di bidang itu.
Tunggu dulu─memangnya ada gunanya menganilisis seperti ini? Kenyataannya, kemampuan fisik Nanase Tsubasa lebih tinggi dari peringkat nya yang ada di OAA. Kami sudah di beritahu bahwa peringkat siswa kelas satu di tentukan berdasarkan hasil kinerja mereka pada saat mereka kelas tiga SMP, dan sekarang sudah memasuki musim panas.
Sudah lama waktu berlalu sejak awal tahun ajaran, tetapi peringkat Nanase masih bertahan di B+.
Bagi ku, dia bisa mendapat peringkat A- atau bahkan A, tapi ...
"A-Ano, Ayanokouji-senpai?"
"Hm?"
"Melihat mu menatap ku seperti itu begitu dekat, itu ... agak sedikit meresahkan ..."
Dia memalingkan muka nya dari ku, ekspresinya terlihat tidak nyaman.
"Ah ... Maaf."
Mungkin lebih baik aku memikirkan ini setelah Nanase mengganti pakaiannya.
Begitu Task ini selesai, Kiriyama dan siswa kelas tiga lainnya segera bersiap untuk pergi. Mungkin akan lebih baik berasumsi bahwa mereka akan menuju ke area yang di tentukan selanjutnya atau Task yang lain.
Di saat itu, Kiriyama mendekati ku untuk pertama kalinya sejak kami bertemu di tempat ini.
"Ayanokouji, jangan mengatakan hal yang tidak perlu."
Tanpa mengatakan apa pun lagi, dia mengalihkan pandangannya ke arah pantai di belakang ku.
Aku pun menoleh ke belakang karena penasaran dengan kata-katanya barusan, beberapa orang tampak sedang berlarian bersama di sepanjang pantai.
Aku langsung mengerti apa yang di maksud Kiriyama.
Tak jauh dari lokasi Task, terlihat sosok Ketua Osis Nagumo sedang bersenang-senang dengan beberapa siswa kelas tiga lainnya di tepi pantai.
Dia juga pasti menyadari bahwa aku sedang melihatnya, dia memberi isyarat agar aku pergi menemuinya.
"Akan kukatakan sekali lagi, jangan menghalangi jalan ku, mengerti?"
"Ya."
Setelah mengatakan itu, Kiriyama pergi meninggalkan tempat ini dan menuju ke hutan bersama teman-temannya.
"Nanase, aku akan berbicara dengan seorang Senpai sebentar, jadi kau tidak perlu buru-buru ganti pakaian."
"Baik, Senpai. Terima kasih."
Aku tidak bisa mengabaikan Nagumo, jadi sebaiknya aku menemuinya dan berbicara dengannya sebentar saja.
Selain itu, ada sesuatu yang membuat ku penasaran.
"Dari apa yang aku lihat, kau sepertinya tidak dapat berpartisipasi dalam Task itu."
"Bukankah kau juga sama dengan ku? Atau kau datang ke sini karena area yang di tentukan untuk mu berada di sekitar sini?"
"Hmm, entahlah?"
Nagumo menyeringai menghindari pertanyaan ku dengan tatapan yang meremehkan.
"Bagaimana kalau kau ikut berenang bersama kami?"
"Aku sangat ingin menerima tawaran mu itu, tapi sayangnya aku tidak punya cukup poin untuk menyewa baju renang seperti mu, Ketua Osis Nagumo."
Bukan hanya Nagumo, Asahina dan beberapa siswa kelas tiga lainnya juga menyewa pakaian renang.
Mereka bahkan menyewa bola voli pantai untuk dimainkan bersama, sepertinya mereka memiliki poin yang baik.
"Kau terlihat santai, bermain-main di tepi pantai seperti ini. Kupikir kau akan berusaha keras mengumpulkan poin seperti kami semua."
"Yah, istirahat itu penting, kan? Lagipula ... acara yang sebenarnya baru akan di mulai besok."
Besok .. Hari keempat ujian.
Hari ketika 10 kelompok teratas dan 10 kelompok terbawah akan di umumkan pada tablet kami.
"Jika ternyata kelompok siswa kelas dua atau kelas satu berada di posisi tiga teratas, maka aku akan mengambil tindakan yang sesuai. Siswa kelas satu dan kelas dua tidak punya hak untuk berdiri di podium sebagai pemenang. Kalian juga tidak terkecuali, ingat lah itu!"
Itu berarti Nagumo punya semacam strategi untuk mencegah tim nya kalah.
Tentu nya, asalkan dia tidak berbohong.
"Terima kasih atas saran mu itu."
Pada akhirnya, Nagumo adalah pemimpin Kelas 3-A, yang berada di puncak sekolah.
Selain itu, dia juga Ketua Osis saat ini. Mengingat posisinya itu, kata-katanya mungkin bukan sekedar basa basi.
"Tapi, anggota kelompok ku cuma aku sendiri. Daripada berada di puncak, mungkin nama ku akan muncul di peringkat bawah."
"Kalau begitu kau sebaiknya bergabung dengan seseorang. Horikita-senpai akan kecewa kalau dia tau kau menghancurkan diri dan dikeluarkan dari sekolah."
"Nagumo, kemari lah sebentar."
Seorang siswa kelas tiga bernama Masuwaka memangggil Nagumo dari belakang ku.
Nagumo mengangkat sedikit tangan nya dan berjalan keluar dari laut, lalu dia menuju ke tempat Masukawa.
Jarak mereka sudah cukup untuk dekat untuk mengobrol, tapi sepertinya mereka tidak ingin aku mendengar percakapan mereka.
Saat itu pula, Asahina berhenti bermain di laut untuk melihat apa yang terjadi, dan setelah memastikan Nagumo berada pada jarak yang cukup jauh, dia mendekati ku.
"Hei. Kudengar kau kelompok solo, benarkah?"
"Yah, seperti yang kau dengar tadi. Sepertinya aku akan menghadapi pertarungan yang berat."
"Begitu kah ... ? Mungkin saja ... itu yang terbaik untuk mu. Jika Miyabi mulai menargetkan mu, kamu mungkin akan kesulitan, kan? Jadi, ini saran dari Senpai mu, selagi kamu punya kesempatan, temui sebanyak mungkin kelompok dan───"
"Asahina-san, sudah waktunya. Ayo kita pergi."
Tepat saat dia akan membisikkan sesuatu ke telinga ku, Nagumo memanggilnya, membuatnya menarik kata-katanya.
"Y-Yah, semoga beruntung."
"Terima kasih."
Saat dia berhenti di tengah kalimatnya, kurang lebih aku sudah bisa menyimpulkan apa yang dia maksud.
Nagumo Miyabi punya strategi yang hanya bisa di terapkan oleh dirinya sendiri.
Jika dia melancarkan strateginya, itu pasti akan membuat pertarungan ke depan nya jadi semakin sulit, mengingat sifat ujian ini yang tidak biasa.
Meski begitu, tidak ada yang tahu apa dia benar-benar akan menggunakan strategi nya itu untuk melawan ku atau tidak.
Lagipula sampai sekarang, aku hanya lah keberadaan yang tak berbahaya dan tidak memiliki kesempatan untuk menempati salah satu posisi teratas.
***
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar