Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 4 Prolog

 Prolog


Bayi tabung. Pernahkah kau mendengar istilah itu sebelumnya?

Konon, sekarang istilah itu sudah jarang digunakan. Sebagai gantinya, masyarakat lebih sering menyebutnya dengan istilah ‘bayi IVF’.

Aku adalah salah satu dari mereka, lahir melalui proses tersebut. Seorang manusia yang hadir berkat pembuahan in vitro.

Namun, aku tidak tahu apa pun mengenai asal-usulku selain itu. Wajah orang tuaku pun belum pernah kulihat.

Di mana mereka sekarang… Apa yang sedang mereka lakukan… Mengapa mereka menempatkanku di White Room… Tidak ada jawabannya.

Tapi sejujurnya, aku pun tidak begitu tertarik untuk mencari tahu.

Ada satu hal yang kupahami saat akhirnya aku cukup dewasa untuk mengerti dunia di sekitarku:

Yaitu fakta bahwa kedua orang tuaku adalah individu yang sangat berbakat.

Kalau begitu, aku pasti adalah seorang anak yang luar biasa beruntung, lahir dengan kualifikasi untuk menjadi seorang jenius, bukan begitu?

Mungkin memang benar, keberadaanku sendiri bertentangan langsung dengan tujuan White Room.

Sebuah fasilitas dengan tujuan akhir untuk membesarkan semua manusia agar memiliki keunggulan yang setara.

Sebuah tempat yang berusaha membuktikan bahwa batasan kemampuan manusia tidak ditentukan oleh genetika, melainkan dari lingkungan.

Dengan kata lain, mereka ingin semua orang memiliki bakat luar biasa, bukan hanya mereka yang terlahir dengan gen istimewa sepertiku.

Pada akhirnya, diriku, di mata White Room, hanyalah sebuah eksperimen.

Dan meski aku tidak terlalu keberatan dianggap sebagai bahan percobaan, aku tetap bertanya-tanya, apakah mereka sungguh percaya mereka akan berhasil?

Aku sendiri sudah lama menyimpulkan bahwa mustahil menyamakan kecerdasan, kepribadian, dan moralitas.

Bahkan, keberadaanku sendiri merupakan bukti terkuat untuk itu, bukan?

Sejak kecil, aku selalu bangga karena berbeda dari orang-orang di sekitarku, meski aku tidak pernah menunjukkannya. Aku memadamkan cahaya di mataku dan pura-pura menjalani rutinitas tanpa rasa, sambil terus mempertanyakan arti keberadaan White Room.

Apakah aku benar-benar ingin tumbuh dan mendedikasikan hidupku untuk mengembangkan cita-cita White Room?

Apakah aku sungguh rela mempertaruhkan hidupku, bekerja tanpa henti setiap hari, hanya demi menjadi contoh keberhasilan pendidikan terbaik di dunia?

Bukankah itu, kalau dipikir-pikir, cukup menyedihkan? Bukankah seharusnya seseorang bisa hidup lebih bebas?

Aku ingin. Setidaknya, aku benci memikirkan kalau aku harus menghabiskan sisa hidupku terkunci di dunia seperti itu.

Ups, sepertinya aku sudah melantur terlalu jauh. Mari kita kembali ke pokok masalahnya, bukan begitu?

Ayanokouji Kiyotaka. Sosok yang keberhasilannya menonjol jauh melampaui yang lain di White Room.

Tentu saja, awalnya aku ragu saat mendengar tentang dirinya.

Bagaimana mungkin aku bisa percaya, meski sudah mengerahkan segala upaya terbaikku, dia mampu meraih nilai jauh lebih tinggi dariku dalam segala hal?

Namun… pada akhirnya. Setelah melihat datanya, bertemu langsung dengannya, berbincang dengannya… aku akhirnya mengerti.

Mengerti betapa istimewanya dirinya yang sesungguhnya.

Namun, maafkan aku, Senpai.

Aku benar-benar ingin memihakmu, namun takdir tak berkata begitu.

Sebab, ada orang-orang yang sudah kukenal jauh, jauh lebih lama daripadamu, Senpai.

Ternyata aku jauh lebih sentimental daripada yang aku duga… Siapa sangka, bukan?

Sebagai salah satu penggemarmu yang setia, aku hanya akan mengamati dari kejauhan ketika [waktu itu] akhirnya tiba.


...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny...