Langsung ke konten utama

Spy Room Volume 1 Chapter 3 Part 1

Chapter 3 : Pengumpulan Informasi (Part 1)



Teriakan seorang wanita bergema di Istana Kagerou.

Penyerangan pada hari ini menggunakan jebakan.

Para gadis memasang jebakan yang memenuhi Istana Kagerou. Jika target berhasil menghindari jebakan pertama, jebakan kedua akan aktif, kalau itu juga berhasil dihindari, jebakan ketiga akan aktif. Tempat itu menjadi neraka yang dipenuhi oleh kawat yang tidak akan berhenti sampai target tertangkap―atau begitulah seharusnya, Klaus tidak hanya menghindari semua jebakan, tapi dia juga menggunakan jebakan itu demi keuntungannya. Kemudian, pertempuran jebakan yang menakjubkan terjadi antara Klaus dan para gadis, dan hasilnya, Klaus memenangkan pertempuran itu.

Para gadis diam-diam meninggalkan kode, agar bisa mengetahui berbagai perangkap yang mereka buat, tapi semua kode itu ditulis ulang kembali.

Pada akhirnya, semua gadis [Akari] terikat dengan kawat dan berbaris di ruang pertemuan.

"Ahhhh, gagal lagi!"

Setelah berakhir dalam keadaan yang tragis ini, gadis berambut hitam berteriak histeris. Ketika pertama kali tiba di sini, dia adalah seorang gadis yang terlihat dewasa dan sangat mempesona, tapi sekarang.. dia menunjukkan wajah yang tampak kelelahan dengan nafas yang tidak beraturan.

(Tl : Ini cewek kayaknya Maso deh, saya sudah curiga sejak chapter 2, dan sekarang kecurigaan saya semakin bertambah)

"Ugh, aku tidak pernah berpikir diriku akan seburuk ini... Aku tidak melihat perkembanganku sedikitpun!"

"―Itu tidak benar."

Klaus menggelengkan kepalanya.

Biasanya, dia akan mengatakan, "Skema kalian kurang".. lalu dia akan membuat mereka sakit hati dengan mengatakan, "Ini bahkan tidak cukup untuk bermain denganku".. tapi hari ini berbeda.

Klaus menyilangkan tangan, dan memejamkan mata seolah merasa kagum.

"Kalian semua sudah menjadi lebih kuat. Kita akan segera memasuki minggu keempat, kalian telah berkembang pesat sejak hari pertama. Kalian hanya tidak menyadarinya karena aku terlalu kuat."

"... Benarkah?"

"Ya." Klaus mengangguk dalam. "Setidaknya, cukup kuat hingga membuatku mau mengandalkan kalian."

Mendengar kata-kata itu, para gadis itu saling memandang.

Mereka melakukan penyerangan setiap harinya, dan menerima penilaian "Menakjubkan" dari Klaus, tapi mereka berpikir bahwa itu adalah sebuah ejekan. Orang itu sendiri hanya bermaksud untuk memuji mereka, tapi ironisnya gadis-gadis itu tidak menerima pujiannya.

―Mungkin ini pertama kalinya mereka merasakan pujian yang tulus dari Klaus.

Dengan merasakan pencapaian ini, para gadis menyesuaikan garis pandang mereka dengan semangat.

"Kurasa sudah waktunya untuk kita berbicara."

Klaus duduk di kursi.

"Aku akan menceritakan alasanku membentuk tim [Akari], serta detail [Fukanou Ninmu]"

(Tl note : Akari=cahaya.. atau lebih seperti cahaya api contohnya api lilin.. kira-kira begitulah pendapatku... Fukanou Ninmu=misi mustahil)

"Aku tertarik untuk mendengarnya, tapi sebelum itu..." Lily memotong penjelasan Klaus. "Bisa kamu lepaskan dulu kawat ini?"

"Kita akan mencuri sampel senjata biologis."

Dia tidak mendengarkanku!

Mereka tidak menyangka akan tiba hari dimana mereka harus mendengarkan penjelasan penting dengan tangan dan kaki terikat.

Para gadis tidak punya pilihan selain menerima situasi, dan mulai mendengarkan Klaus.

Mencuri senjata biologis, mendengar Klaus mengatakan itu―

Gadis berambut putih angkat bicara dengan nada tinggi.

"Hah? Bukankah penggunaan senjata biologis dilarang dalam perjanjian internasional?"

"Tapi pengembangannya tidak dilarang―kata para idiot itu, ketika tentara menyelidiki penelitian yang tidak memiliki izin. Sampel itu dicuri oleh mata-mata Kekaisaran Galgado. Menurut perkiraan para ilmuwan, butuh waktu satu tahun untuk mengumpulkan bahan-bahannya, tapi kita tidak boleh terlalu mengharapkannya. Kita harus mengambil sampel ini secepat mungkin, dan jika situasinya memburuk, kita harus menghancurkannya."

Gadis-gadis itu berseru "Ahh", menandakan bahwa mereka mengerti.

Tentara dan agen intelijen apapun yang gagal mencapai kesepakatan, sudah menjadi pengetahuan umum bagi mata-mata. Sering terdengar bahwa para eksekutif tentara berusaha menebus stigma yang diserang dengan diri mereka sendiri. Akibatnya, terjadilah pengembangan senjata biologis yang baru.

Tidak peduli sehebat apapun agen intelijen, mereka tidak akan dapat menjangkau seluruh informasi di negara.

Dan Kekaisaran mengincar celah itu.

"N-Ngomong-ngomong," gadis berambut coklat berbicara dengan pelan. "Seperti apa senjata biologis yang dicuri itu?"

"Apa kau ingin melihat foto penelitian laboratoriumnya?"

Klaus mengeluarkan foto dari saku bajunya.

Setelah melihat gambar foto itu, para gadis menjerit histeris.

Foto itu menampilkan mayat yang terlihat sangat mengerikan.

Dalam situasi terikat dan tidak dapat melarikan diri, melihat gambar ini hampir sama seperti penyiksaan.

"Mereka menyebutnya [Hades Ningyou]. Singkatnya, ini adalah virus yang sangat mematikan. Masa inkubasi memakan waktu sekitar satu minggu, infeksi terjadi melalui tetesan, jika muncul gejala dan berkembang, korban akan mati dalam 12 jam ke depan. Senjata ini sama seperti perkumpulan kedengkian. Kita tidak bisa membiarkan Kekaisaran memilikinya. Jika itu untuk pembunuhan, mereka tidak akan membunuh warga yang tidak bersalah dan melibatkan banyak orang. Jika mata-mata menyabotase senjata itu, beberapa ratus... tidak, beberapa juta nyawa akan lenyap. Jika senjata ini digunakan untuk militer, dunia akan berakhir."

(Tl note : Hades Ningyou = Boneka Hades)

Klaus mengungkapkannya secara provokatif.

"Ini menyadarkan kalian, kan? Betapa beratnya beban kita."

Jutaan kematian―

Mungkin jumlah itu masih termasuk sederhana.

Selama perang dunia sebelumnya, kekaisaran adalah negara yang membantai banyak warga sipil. Dengan menggunakan cara apapun. Begitu mereka menggunakan senjata ini, Republik Deen juga akan menggunakan senjata tersebut. Dengan begitu, kedua belah pihak akan saling membunuh satu sama lain.

Virus akan terus menyebar dan menjadikan kehidupan bagaikan neraka. Sudah tidak terbayangkan lagi dampak kerusakannya.

Para gadis menelan ludah mereka.

Akhirnya mereka mengetahui betapa pentingnya misi yang akan mereka kerjakan.

"Di masa lalu, ada tim yang menantang misi ini. Tim tersebut bernama [Homura]."

"Homura..." Gadis berambut hitam bereaksi kuat menanggapi nama tim itu. "Aku tahu mereka!"

"Hoo. Tidak kusangka informasinya sudah bocor. Sepertinya [Homura] juga kurang berpengalaman."

"Mereka sangat berpengalaman! Mereka adalah tim terkuat di Republik Deen!"

Gadis itu tiba-tiba meninggikan suaranya, ini tidak seperti dirinya, yang biasanya selalu bersikap tenang.

[Homura] adalah tim terkuat di negara ini. Tim ini selalu melindungi negara bahkan sebelum perang terjadi. Selama peperangan, mereka berhasil mencuri informasi dari Angkatan Darat Kekaisaran, dan mengevakuasi ratusan ribu warga sipil dari api perang. Dan juga, perang berakhir karena [Homura] menyampaikan informasi palsu, yang membuat para eksekutif Angkatan Darat Kekaisaran mengakui kekalahan―

Anehnya, gadis itu cukup mengetahui tim itu, seakan-akan dia ada kaitannya dengan mereka.

"Aku ingin menjadi anggota [Homura], itulah tujuanku menjadi mata-mata!"

Dia menyelesaikan kata-katanya dengan mendeklarasikan hal itu.

Meski mengetahui betapa antusiasnya gadis itu, reaksi Klaus tetap tenang seperti biasa.

"Sayangnya," Dengan suara yang terdengar dingin, Klaus mengumumkannya. "[Homura] telah dimusnahkan."

"Eh..."

"Semua anggota tewas dalam misi mengambil kembali [Boneka Hades]."

Gadis berambut hitam tercengang. "Kamu bercanda, kan...?"

"Lebih tepatnya, hanya satu orang yang selamat. Yaitu aku, yang pada saat itu mengerjakan misi lain."

Klaus menambahkan.. "Aku juga anggota [Homura]."

Ini adalah pertama kalinya para gadis mengetahui identitas Klaus.

―Dia ternyata bagian dari tim mata-mata terkuat di negara ini.

Itu menjelaskan kemampuannya yang luar biasa. Mereka tidak begitu terkejut.

"Penjelasan berakhir. Kita akan mengambil tanggung jawab untuk negara, dan melaksanakan misi yang gagal diselesaikan oleh [Homura]. Itulah detail keseluruhan misi ini."

Klaus menutup rapat mulutnya, menandakan penjelasan telah berakhir.

Para gadis tidak bisa berkata apa-apa. Mereka tidak bisa merasa optimis terhadap situasi ini, tubuh mereka membeku ketakutan ketika mengetahui kenyataan ini.

Mereka akan menantang misi yang gagal dilakukan oleh mata-mata kelas satu.

Tanpa disadari punggung mereka menggigil ketakutan, mereka sangat ingin berteriak.

Tingkat kematian 90%―kenyataan ini terasa sangat berat.

Namun, mereka tidak bisa melarikan diri. Pemandangan mayat yang mengerikan terukir dalam benak mereka. Jika mereka tidak bergerak menghadapi ini, warga yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi korban―

"Kalau kalian ingin melarikan diri, kalian bebas untuk melakukannya."

Ketika gadis-gadis itu tidak dapat menahan kecemasan mereka, Klaus angkat bicara.

Mata gadis-gadis itu terbuka lebar terhadap tawaran yang tidak terduga.

"Kalian tidak ada kaitannya dengan hal ini. Baik untuk balas dendamku, ataupun kematian jutaan orang, bukanlah alasan untuk kalain mempertaruhkan nyawa kalian. Ini adalah tanggung jawabku dan negara ini. Tentu saja, aku memilih kalian semua karena sebuah alasan. Aku ingin kalian ikut denganku. Tapi kalian juga boleh tidak ikut. Aku tidak akan memaksa kalian mengerjakan misi yang berbahaya ini, demi warga sipil."

Klaus menatap gadis-gadis itu.

"Kita akan libur satu hari. Selama waktu itu, putuskanlah sendiri, apa kalian akan pergi denganku atau tidak."

Ketika Klaus mengayunkan lengannya, kawat yang mengikat gadis-gadis itu terbang. Seolah pembicaraan telah berakhir, dia berbalik dan menuju kamarnya.

Para gadis mencoba untuk merenungkan informasi yang mereka terima, namun.. mereka tidak bisa mencernanya dengan baik. Jumlah Informasinya melebihi kapasitas. Detail misi mustahil, identitas Klaus, kehancuran tim mata-mata terkuat, mereka berusaha memilah informasi itu satu per satu, tapi semua informasi itu saling bertabrakan di dalam kepala mereka dan menjadi kacau, akhirnya mereka tidak dapat bergerak.

Sementara itu, ada satu gadis yang memberi jawaban dengan cepat.

"Aku akan ikut denganmu."

Gadis tersebut adalah Lily.

Klaus menghentikan langkah kakinya, dan melihat ke belakang.

"Ini sedikit mengejutkan. Aku tidak menyangka kau orang pertama yang memberi jawaban."

"Yah, tidak peduli seberapa lama aku merenungkannya, kurasa pendapatku tidak akan berubah." Lily mengelus kepala bagian belakangnya dengan malu-malu. "Bagaimana dengan kalian?"

Gadis-gadis itu saling menatap satu sama lain.

Tidak ada satu orang pun yang menunjukkan tanda-tanda penolakan.

Tidak ada satu orang pun yang mengatakan "Tunggu dulu", 'atau meminta waktu untuk mempertimbangan.'

(Tl note : ' ini saya tambahkan sendiri.. di raw cuman sampai "Matte kure=tunggu dulu")

"Jadi, kalian bertujuh akan berpartisipasi?"

(Ditambah dengan Lily, jadinya berdelapan)

Klaus bertanya sekali lagi.

Gadis-gadis itu mengangguk, dan menunjukkan tatapan yang penuh semangat pada Klaus.

"Menakjubkan―mari kita semua kembali hidup-hidup bersama."

Klaus mengangguk sedikit.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny