Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 2 Part 1

Chapter 2 : Waktu yang mengalir (Part 1)



April, dimana semua hal yang menengangkan terjadi, telah berakhir dan sekarang, sudah hampir dua minggu sejak awal bulan Mei.

Siswa yang dikirim dari White Room masih belum menunjukkan pergerakan. Kalau tidak salah.. dia berada di luar kendali Tsukishiro, sebenarnya apa yang dia pikirkan? Tapi aku tidak akan mengeluhkan hal itu selama aku bisa menjalani kehidupan yang damai.

Tentu saja ada pula siswa lain yang ingin mengeluarkanku karena alasan pribadi, tapi untuk sementara waktu ini situasiku bisa di bilang masih aman.

OAA, aplikasi yang memperlihatkan dan memperbarui nilai siswa setiap bulan, dan di aplikasi itu juga, aku bisa melihat pembaruan untuk kelas dua.

Aku mendapatkan nilai sempurna pada ujian khusus di bidang matematika, total nilaiku dari lima mata pelajaran adalah 386 poin. Hasilnya, penilaian akademikku menjadi A-. Nilai kemampuan keseluruhanku tampaknya jadi lebih tinggi dari yang kuharapkan. Sedangkan nilaiku di bidang lain tidak mengalami banyak perubahan dari tahun lalu.

2-D Ayanokouji Kiyotaka

Hasil evaluasi kelas dua :

  • Akademik : A- (81)
  • Fisik : B- (61)
  • Adaptasi : D+ (40)
  • Kontribusi Sosial : B (68)
  • Kemampuan Keseluruhan : B- (62)

Siswa yang mendapat penilaian A di bidang akademik tahun lalu, seperti Horikita dan Mii-chan, mempertahankan keunggulan mereka. Kemungkinan siswa yang mencetak nilai lebih dari 400 poin pada ujian khusus sebelumnya, mendapat penilaian A atau lebih tinggi di bidang akademik.

Aplikasi OAA menampilkan peningkatan semua siswa, tapi seperti yang kukatakan sebelumnya, siswa yang meningkat paling drastis adalah Sudou.

2-D Sudou Ken

Hasil evaluasi kelas dua :

  • Akademik : C (54)
  • Fisik : A+ (96)
  • Adaptasi : C- (42)
  • Kontribusi Sosial : C+ (60)
  • Kemampuan Keseluruhan : B- (63)

Mengingat dirinya tahun lalu, nilai keseluruhannya adalah C dengan 47 poin, bisa dikatakan ini adalah perkembangan yang luar biasa.

Kemampuan fisiknya yang sudah tinggi dari awal juga meningkatkan evaluasinya.

Memang benar itu hanya nilai di OAA, tapi kemampuan keseluruhannya melebihi Akito dan Keisei.

Jika di masa depan dia bisa meningkatkan akademik dan kontribusi sosialnya, ada kemungkinan dia bisa sebanding dengan Yousuke dan Kushida. Ini hal yang bagus jika dia menjadi salah satu siswa berprestasi.

Namun, terkait dengan kemampuan beradaptasi dan kontribusi sosial tahun ini... aku berasumsi pihak sekolah menggunakan data tahun lalu untuk memutuskan nilai di bidang tersebut. Lagipula, hubungan pertemanan dan keterampilan komunikasi tidak akan berubah secara instan karena kami baru saja naik kelas. Itu sebabnya, jika Sudou serius menjalani kehidupan sekolah selama enam bulan ke depan, nilai kontribusi sosialnya pasti akan meningkat, meskipun hanya sedikit.

Selain Sudou, kemampuan keseluruhan siswa yang lain juga meningkat dari tahun lalu. Sebagian besar mereka adalah siswa yang menerima penilaian rendah di bidang kontribusi sosial ataupun kemampuan beradaptasi, atau bahkan keduanya. Dengan kata lain, mereka telah mengalami peningkatan di bidang tersebut.

"Maaf membuatmu menunggu."

Horikita datang dari lantai atas sedikit lebih awal dari waktu yang dijanjikan.

"Aku tidak menunggu terlalu lama."

Kami tidak berbicara di lobi dan langsung berjalan menuju sekolah.

Lebih mudah bagi kami melakukan percakapan di luar ruangan.

"Aku berterima kasih padamu. Berkatmu, aku tidak perlu menerima perhatian yang berlebihan dari teman sekelas. Itu juga meninggalkan kesan yang serupa pada kelas-kelas lain."

Hampir tidak ada efek langsung pada kelas lain, selain membuat mereka lebih waspada.

Sakayanagi dari Kelas A sudah mengetahui tentang diriku sebelumnya, dan Ryuuen pernah kuhajar habis-habisan, dia pasti tahu kalau keahlianku bukan hanya di bidang matematika saja. Dari kata-kata Ichinose, dia merasa aku bukan orang yang biasa.

"Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya berpikir itu lebih baik untuk kelas kita di masa depan. Jika aku mengatakan kamu menahan diri atas keinginanmu sendiri, mereka akan membencimu, kan? Ngomong-ngomong, apa yang akan kamu lakukan jika aku tidak ada di sana saat itu?"

"Entahlah."

Aku pura-pura tidak tahu, tapi hasilnya akan tetap sama.

Aku akan mengatakan itu adalah salah satu strategi Horikita, kemudian aku akan menunggu hari lain untuk membicarakan topik itu lagi. Horikita pasti bisa menyadari niatku, tanpa harus menjelaskannya secara detail.

"Aku sekedar memberi bantuan padamu."

"Kalau begitu, aku akan menerimanya dengan senang hati."

Horikita melirik tangan kiriku.

"Apa tangan kirimu sudah sembuh?"

"Proses penyembuhannya agak lambat. Ini akan memakan waktu cukup lama, tapi aku tidak begitu masalah dengan ini, karena bukan tangan dominanku."

"Syukurlah... Ngomong-ngomong, apa kamu melakukan kontak dengan Housen-kun sesudah itu?"

"Tidak ada. Aku pernah berselisih jalan satu kali dengan Housen dan Nanase, tapi mereka tidak mengatakan apa-apa."

Meskipun mata mereka bertemu dengan mataku, tidak ada satupun dari mereka yang menyapaku.

"Mereka tidak datang mengucapkan permintaan maaf, tapi setidaknya mereka sadar telah melakukan sesuatu yang buruk."

"Menurutku mereka tidak merasa seperti itu."

"Keduanya?"

"Ya."

Mereka menjalankan rencana itu tanpa ragu sedikitpun. Siswa baru tahun ini bisa dibilang sangat berani.

"Itu... jika seseorang berhasil mengeluarkanmu, apa benar mereka akan mendapatkan 20 juta poin?"

"Saat ini aku tidak punya bukti apapun mengenai hal itu. Tapi, kalau hadiahnya tidak ada, kurasa tidak akan ada yang mau melakukan hal itu."

"Benar juga..."

Aku tidak dapat membayangkan ada orang yang mau terluka dan menerima resiko dikeluarkan hanya untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna.

Palingan yang mau melakukannya adalah siswa dari White Room.

"Sebentar lagi akan jelas apakah itu benar atau tidak."

"Tapi―itu bukan perkembangan yang baik. Meskipun ujian itu tidak masuk akal, jika itu ujian khusus, keempat kelas di kelas satu pasti mengetahuinya, kan?"

"Nanase juga berkata begitu, untuk membuat kita waspada terhadap kelas satu lainnya."

Kalau perkataannya memang benar, setidaknya ada beberapa orang dari tiga kelas yang tersisa (Kelas 1-A, Kelas 1-B, Kelas 1-C) mengetahui ujian tersebut.

"Amasawa-san, Kelas 1-A... kita berhutang budi padanya atas kerja samanya dengan Sudou-kun, tapi dia bersekongkol dengan Housen-kun, kan?"

Aku mengangguk sedikit. Amasawa Ichika Kelas 1-A hampir dipastikan sebagai orang yang tahu mengenai ujian khusus 20 juta poin. Sisanya siswa Kelas 1-B dan siswa Kelas 1-C, aku tidak tahu siapa di antara mereka yang mengetahui ujian khusus itu.

"Jadi sampai sekarang, sudah ada tiga orang yang bertindak untuk mengeluarkanmu?"

"Ya, setahuku begitu."

"Ada yang sedikit aneh... Bahkan jika banyak siswa yang takut padanya, Housen-kun seharusnya tidak bisa memnopoli itu dari siswa kelas satu lainnya. Apa mereka benar-benar mengabaikannya sementara dia merebut poin itu untuk dirinya sendiri?"

Aku selalu memikirkan bagian itu. Namun, sangat sulit untuk mempersempit kemungkinannya.

Apakah mereka berpikir Housen dan Nanase tidak cukup untuk membuatku dikeluarkan dari sekolah?

Atau sejak awal mereka tidak berencana mengikuti ujian khusus tersebut?

Horikita yang berjalan di sebelahku, juga tidak mengetahui jawabannya.

Aku mengubah topik pembicaraan.

"Menurutmu.. kenapa mereka tidak membagikan informasi itu pada siswa kelas satu lainnya?

Aku meminta pendapat Horikita, karena topik ini nantinya akan tetap dibahas.

"Itu... jika seluruh siswa kelas satu diberitahu tentang ujian khusus untuk mengeluarkanmu, dalam waktu dekat ada kemungkinan siswa kelas dua dan siswa kelas tiga juga akan mengetahuinya. Mendengar ujian khusus yang tak masuk akal, kelas kita pasti akan melakukan segala upaya untuk menghadapinya. Mereka sengaja menggunakan bertindak begitu agar teman-teman sekelas kita tidak mengetahuinya, benar kan?"

Tidak perlu diragukan bahwa jawaban Horikita itu benar. Tapi ada satu hal yang harus diperhatikan.

"Apa sekolah benar-benar menyetujui ujian khusus yang tidak masuk akal ini...?"

"Aku diam-diam sudah mengkonfirmasinya pada Chabashira, tapi dia sepertinya tidak mengetahui hal itu."

Meskipun aku tidak mengkonfirmasi secara langsung, aku yakin bahwa Chabashira tidak mengetahuinya.

"Menurut pemikiranku, ada dua kemungkinan. Salah satunya adalah Housen dan Nanase menipu kita, dan ujian khusus untuk mengeluarkanku itu sebenarnya tidak ada. Namun, seperti yang kukatakan sebelumnya,  mereka tidak mungkin mau melakukan hal itu tanpa menerima hadiah. Berdasarkan itu, kita bisa membuang kemungkinan ini."

"Mm."

"Kemungkinan lainnya itu bukanlah ujian khusus. Dengan kata lain, seseorang menawarkan 20 juta poin untuk mengeluarkanku, dan menghasut siswa kelas satu."

"Aku mengerti. Lebih masuk akal jika ada orang yang menawarkan hadiah untuk mengeluarkanmu."

Msekipun masih berupa kemungkinan, itu tidak melanggar aturan sekolah. Ketika memikirkan berbagai kemungkinan, Horikita perlahan mendekati kebenaran.

"Dengan kata lain, seseorang di angkatan yang sama atau di atas kita sudah menyiapkan poin sebanyak itu?"

Horikita tidak mengetahui tentang Tsukishiro, wajar jika perkiraannya sebatas itu.

"Meskipun kita menyimpulkan bahwa ini adalah permainan yang dibentuk oleh siswa kelas satu, aku tidak berpikir mereka memiliki modal dan kepercayaan diri untuk mencapai kesepakatan, karena mereka baru saja masuk sekolah, jadi kemungkinannya cukup rendah."

"Seseorang yang dapat membayar 20 juta poin... dan bisa dipercaya oleh siswa kelas satu..."

Setelah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada, seseorang terlintas di benak Horikita.

"―Ketua OSIS."

Gumam Horikita sambil terkejut.

"Apa mungkin Ketua OSIS Nagumo terlibat dalam hal ini?"

"Memang benar dia tidak menyukaiku, tapi rasanya tidak mungkin dia mau mengeluarkan 20 juta poin hanya untuk mengeluarkanku. Aku sedikit ragu dengan itu. Terlebih lagi, rasanya agak aneh jika Nagumo menggunakan siswa kelas satu yang belum diketahui kemampuannya."

Jika dia memang ingin mengeluarkanku lewat tangan orang lain, lebih masuk akal jika dia menggunakan siswa kelas tiga yang berada di bawah kendalinya.

"Tapi, masih ada kemungkinan dia berkaitan dengan hadiah itu."

Tidak ada bukti yang bisa menyangkal itu.

Dengan menyandang gelar Ketua OSIS, siswa kelas satu tidak akan meragukannya sedikitpun.

"Mungkin tanpa kamu sadari, kamu membuat Ketua OSIS Nagumo cemburu sosial padamu. Ketua OSIS Nagumo selalu mengagumi kakakku yang sangat tertarik padamu. Tidak mengherankan jika dia memiliki perasaan yang rumit sepertiku."

Ada kemungkinan itulah alasannya.

"Meskipun ini agak telat, aku akan membahas topik utama kita. Sepulang sekolah nanti, aku akan menemui Ketua OSIS Nagumo dan mengajukan permintaan untuk bergabung dengan OSIS."

"Begitu ya."

Setelah melalui beberapa tikungan dan belokan, ini adalah jalan yang bagus untuk membereskan tindakan Nagumo yang selalu dikhawatirkan oleh Manabu.

"Tapi, jika Ketua OSIS Nagumo tidak mengizinkanku untuk bergabung, aku tidak mau tau."

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, Ketua OSIS tidak akan menolak siapapun yang datang padanya."

"... Kamu memang pernah bilang begitu."

Pada saat kelulusan Manabu, Horikita merasa sangat sedih, tapi dia masih mengingat perkataanku. Nagumo pernah berkata akan menyambut siapapun untuk bergabung dengan OSIS, tapi kurasa bukan hanya itu saja. Adik perempuan dari Horikita Manabu yang dikaguminya. Dia tidak akan mengabaikan keberadaan yang penting itu.

"Kamu ingin aku bergabung dengan OSIS untuk memata-matai Ketua OSIS Nagumo ... tapi sebenarnya, bukan itu saja, kan?"

Horikita bertanya padaku bagaimana dia harus bertindakan setelah bergabung dengan OSIS.

"Aku yakin kau sudah menyadarinya sedikit. Pemikiran kakakmu sangat berbeda dengan Nagumo. Kakakmu tidak menyetujui reformasi yang dilakukan Nagumo karena menghargai tradisi lama. Tepat sebelum pergi, dia bilang padaku ... kelas adalah sebuah komunitas dimana siswa berbagi nasib yang sama. Dia tidak ingin sistem itu diubah."

"Apa yang sedang dilakukan OSIS sekarang, sangat berkebalikan dengan sistem tersebut."

"Tapi aku tidak akan menilai siapa yang benar dan siapa yang salah di sini. Sekarang, aku hanya ingin melihat reformasi yang dilakukan Nagumo."

"Jadi kamu tidak akan memberiku instruksi khusus?"

"Mm."

"Kalau kamu hanya ingin melihat reformasi, kenapa kamu memintaku untuk bergabung dengan OSIS? Aku harusnya tidak perlu memata-matai OSIS."

"Jika Nagumo mengambil jalan yang salah, bagaimanapun caranya aku harus menghentikannya."

Seharusnya bukan aku yang menghentikannya, tapi adik perempuan Horikita Manabu, yaitu Horikita Suzune.

Demi membuatnya mau melakukan tugas yang tidak masuk akal itu, aku mengusulkan syarat itu jika aku menang taruhan dengannya.

"Masih ada beberapa hal yang membuatku tidak puas, tapi aku akan melakukannya."

Itu pasti berkaitan dengan 'hadiah' yang Horikita sebutkan tadi.

(Tl note : ' 20 juta poin untuk mengeluarkan Kiyo)

Dengan memasuki OSIS, kemungkinan untuk mendapatkan informasi itu akan meningkat.

"Kupikir tidak baik jika aku meminta sesuatu setelah aku kalah taruhan denganmu, tapi, apa kamu mau ikut denganku?"

"Ikut denganmu?"

"Ya, aku ingin menunjukkan padamu bukti bahwa aku menemui Ketua OSIS Nagumo."

Dia ingin menunjukkan padaku bahwa dia tidak berbohong seandainya Nagumo menolaknya bergabung dengan OSIS.

"Jika Ketua OSIS Nagumo berkaitan dengan hadiah itu, kita mungkin bisa melihat semacam reaksi darinya."

Memang benar, kami mungkin akan mendapat petunjuk tentang hadiah 20 juta poin tersebut.

"Aku mengerti. Bagaimana kalau setelah pulang sekolah?"

Setelah membuat janji dengan Horikita, kami memulai kehidupan sekolah hari ini seperti biasa.

***

Komentar

Unknown mengatakan…
Makasih min udah up
Semangat terus min gua tunggu next chapter
Dev mengatakan…
Pantesan sedikit lebih lama dari sebelumnya :v , lha sepanjang ini ternyata
Julius Kingsley mengatakan…
Ya, saya ketik langsung.. bukan copy paste...
Unknown mengatakan…
Mantap..nunggu update barunya
Unknown mengatakan…
thanks min, ditunggu kelanjutannya. .
Unknown mengatakan…
Saya di pihakmu min...
Dev mengatakan…
Kyknya yg White room student itu nanase klo menurut dari ilustrasi Vol.2 ini (kan dia bertemu Tsukishiro di panel terakhir) , trus ntar ada ujian Di Pulau tak berpenghuni ( berdasarkan SS Shiina Hiyori) ... Makin seru aja nih , Tinggal Tunggu TL nya , soalnya klo cuman liat Ilustrasinya maka jawaban kurang akurat ... Semangat Min...
Unknown mengatakan…
Feeling ku berkata murid WR adalah housen. Thanks terjemahan nya💗
Adithya mengatakan…
Lanjut min, sukses selalu min
Yoga mengatakan…
Said ... semangat min
TEN mengatakan…
Gaskeun...min
Terima kasih untuk kerja kerasnya min, sehat terus🙏
Unknown mengatakan…
nice👍
Brian Torao mengatakan…
kotak reaksi agak kecil ya, kdg2 suka terlewat klo kotak reaksi itu pernah ada di sana
Unknown mengatakan…
Perkiraan gw murid yg ada dari wr itu ada 6 sih
(mungkin ya gw masih blm tau juga soal nya di foto novel kiyotaka ada di dalam situ juga seluruh foto ada 6 murid kelas 1 , di tambah Ayano jadi total 7 org di foto tersebut)

Mungkin 6 siswa kls 1 tersebut bisa jadi Murid dari wr(white room)

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny