Chapter 4 : Pertempuran Kelas Satu dan Kelas Tiga (Part 7)
Meskipun Ayanokouji telah pergi, Kiryuuin tetap berada di tempat itu.
Ini merupakan rutinitasnya sehari-hari untuk menghabiskan waktu luang dan bersantai.
Dalam pandangannya, tiba-tiba muncul seseorang berambut pirang yang terlihat familiar.
Wakil Ketua OSIS Kiriyama yang baru saja pergi, berdiri di sebelah orang itu.
"Hei, anjing yang setia ini kembali dengan tuannya."
"Apa katamu...!?"
"Jika kamu marah mendengarnya, berarti kamu mengerti apa yang kumaksud, Kiriyama. Dalam situasi ini, aku tidak memutuskan siapa anjing yang setia dan siapa pemiliknya. Namun, dari sudut pandang orang ketiga yang tidak tahu apa-apa, kau terlihat seperti itu. Mengapa? Karena orang yang pergi dan kembali ke sini adalah kamu, Kiriyama, karena itu kamu cocok menjadi anjing yang setia."
Kiryuuin mengulang kembali ejekannya terhadap Kiriyama yang mendekatinya, serta Nagumo yang berdiri di sebelah Kiriyama.
"Wanita ini sudah gila..."
"Kata-katamu tidak sopan, Kiriyama. Itu bukan kata-kata yang pantas diucapkan oleh Wakil Ketua OSIS."
"Nagumo, berurusan dengan wanita ini hanya buang-buang waktu saja. Kau sudah tahu itu, kan?"
"Aku setuju. Bisakah kalian berdua pergi dari hadapanku sekarang? Kalian membuang waktuku yang berharga."
"Memangnya kau pikir kau siapa? Kau hanyalah―"
"Kiryuuin, jangan mengejek rekan OSIS ku yang berharga."
Nagumo menepuk bahu Kiriyama dan memotong perkataannya. Dia meminta Kiriyama tenang, lalu dia berdiri di hadapan Kiryuuin.
"Rekan yang berharga? Aku tidak merasakan itu dari kata-katamu."
"Itu hanya perasaanmu saja."
"Baiklah kalau begitu. Jadi, ada urusan apa Ketua OSIS denganku? Kurasa tidak ada hal penting yang membuatmu harus datang menemuiku."
"Kalau bisa, aku juga tidak ingin berlama-lama di sini."
Setelah mengatakan itu, Nagumo duduk di samping Kiryuuin.
"Kau wanita yang cantik, tapi tidak mempesona. Aku tidak tertarik pada wanita seperti itu."
"Aku memiliki sisi yang mempesona. Hanya saja, aku belum bertemu dengan pria yang bisa mengeluarkannya."
"Jika ada pria yang bisa mengeluarkan sisi menawanmu, aku ingin sekali bertemu dengannya."
"Aku juga. Tapi, kesampingkan selera pribadimu, kenapa aku tidak populer?"
"Wanita dengan bakat yang berlebihan, agak sulit untuk ditangani. Dan juga, aku tidak menyukai tipe wanita seperti itu."
"Jadi begitu, kalau itu masalahnya, aku tidak akan pernah memenuhi standarmu. Jika kemampuanku yang luar biasa ini adalah alasanku belum menemukan pacar, maka aku hanya bisa pasrah menerima kenyataan."
Setelah menikmati permainan kata yang tidak berarti dengan Kiryuuin, Nagumo beralih ke topik utama.
"Aku sudah dengar ceritanya dari Kiriyama. Kau tidak tertarik padaku maupun Horikita-senpai, tapi kau tertarik pada Ayanokouji. Aku terkejut mendengarnya."
"Apa itu alasanmu datang menemuiku? Ketua OSIS memiliki banyak waktu luang, ya."
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaan administrasi, karena itu aku punya banyak waktu luang."
"Kamu sepertinya salah paham, Nagumo. Bukannya aku tidak peduli dengan orang lain. Hanya saja, aku mau berbicara dengan orang-orang yang menarik bagiku. Ada pula masanya aku tertarik padamu dan Horikita Manabu."
Kiryuuin mengatakan itu sambil membelai ujung rambut (poni) Nagumo.
"Kelihatannya kamu merawat rambutmu dengan baik, bahkan melebihi aku seorang wanita. Aku yakin kamu sangat populer, Ketua OSIS. Jadi bagaimana kehidupan asmaramu selama 3 tahun ini?"
"Kau yang tidak pernah berpacaran sebelumnya, memangnya tahu apa tentang asmara?"
"Memang benar, aku belum pernah berpacaran dengan siapapun, tapi bagiku itu bukan hal yang memalukan. Sebaliknya, itu malah meningkatkan nilai jualku, bukan?"
"Pola pikirmu sangat aneh seperti biasanya."
Percakapan yang tidak berarti di antara mereka terjadi lagi, tapi Nagumo segera kembali ke topik utama.
"Jadi... Bagaimana, Ayanokouji? Apakah dia orang yang pantas untuk diawasi?"
"Dia adik kelas yang lucu dan penuh basa basi. Itu saja."
"Itu saja? Berarti kau tidak tertarik padanya?"
"Untuk saat ini, aku menunda evaluasiku tentang dirinya. Kami telah bicara tatap muka, tapi aku tidak dapat mengetahui niat aslinya. Meskipun tidak bisa di sebut sebagai kemampuan, setidaknya dia lebih menarik darimu. Ketua OSIS, aku telah kehilangan minat padamu sejak kita pertama kali bertemu."
"Kau satu-satunya siswa kelas tiga yang berani berkata begitu padaku."
Setelah itu, Nagumo mendekatkan mulutnya ke telinga Kiryuuin dan berbisik.
"Jika kau merasa lebih baik dariku, bisakah kau menunjukkannya padaku?"
Nagumo menantang Kiryuuin untuk bersaing dalam ujian khusus di pulau tak berpenghuni.
"Ketua OSIS, di saat kamu kalah, kamu akan kehilangan hal yang berharga bagimu. Bagaimanapun, kamu sepertinya salah paham, aku tidak pernah meremehkanmu. Aku tidak punya kemampuan untuk memimpin seperti kamu dan Horikita Manabu, dan aku tidak pandai bergaul. Faktanya, aku tidak punya seseorang yang bisa kupanggil sebagai teman. Benar, kan?"
Nagumo menjadi bosan dan menjauh dari telinga Kiryuuin.
"Tapi, beda lagi ceritanya jika membahas faktor lain."
Meskipun Nagumo telah menjauh dari Kiryuuin, jarak antara wajah mereka kurang dari 40 sentimeter.
Nagumo menatap Kiryuuin dengan tajam.
"Apa kau ingin bilang bahwa aku lebih rendah darimu di aspek lain?"
"Yah.. kalau begitu, bisakah kamu mengatakannya kepadaku, di bagian mananya kamu melebihi diriku?"
"Aku telah memberimu beberapa kesempatan untuk memastikannya, tapi kau tidak melakukan apa-apa. Hasilnya, kau berakhir di Kelas B."
Sejauh ini, Nagumo telah berulang kali berkompetisi dengan Kelas B Kiriyama dalam ujian khusus.
Namun, Kiryuuin tidak mau bekerja sama hingga akhirnya mereka jatuh ke Kelas B.
"Jika hanya melihat hasil, tentu saja itu adalah kekalahan telak."
Kiriyama mengutuk Kiryuuin yang berbicara dengan wajah gembira, tapi dia tidak mengganggu percakapan mereka berdua.
"Yah, aku tahu kau bukan orang yang peduli dengan Kelas A atau Kelas B."
Nagumo bangkit dari tempat duduknya, menandakan berakhirnya percakapan mereka.
"Maaf telah mengganggu, Kiryuuin. Nikmatilah kehidupan sekolahmu yang tersisa."
Setelah mengatakan itu, Nagumo bersiap untuk pergi.
"Sebelumnya aku berkata kalau aku menunda evaluasiku terhadap Ayanokouji Kiyotaka, tapi kupikir dia adalah siswa yang menarik."
"Apa?"
"Kamu ingin mengetahui penilaianku tentang Ayanokouji, kan?"
Nagumo datang menemui Kiryuuin untuk mengetahui kesan Kiryuuin terhadap Ayanokouji. Itu merupakan salah satu alasannya datang kemari.
"Menarik? Bukankah kepribadiannya sangat jauh dari itu."
Kiryuuin tertawa, melihat Nagumo memakan umpan tersebut.
"Ada pepatah yang mengatakan bahwa pemangsa tidak akan memperlihatkan taringnya, bukan? Kalau tidak salah, dia mendapat nilai sempurna dalam ujian khusus yang sangat sulit."
"Beberapa orang menyembunyikan bakat mereka karena tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku sudah banyak mengalahkan orang-orang seperti itu. Mereka tidak menarik sama sekali."
Setelah mengatakan itu, Nagumo mengalihkan pandangannya ke arah Kiriyama, yang menunggunya di kejauhan.
"Kalau dalam artian sederhananya, bisa dibilang auranya. Aku merasa auranya sangat berbeda darimu dan Horikita Manabu."
"Kata-katamu itu benar-benar abstrak."
"Kalau begitu, bagaimana jika kamu memastikannya sendiri?"
"Memang itu niatku. Pada ujian khusus di pulau tak berpenghuni yang akan datang, mungkin aku bisa menyaksikan kemampuan sejatinya."
"Kamu sepertinya menjadi bosan setelah Horikita Manabu lulus, adik kelas ini seharusnya bisa jadi teman bermain untukmu, kan? Jika kamu benar-benar serius, mungkin kamu akan mendapatkan peringkat pertama dalam ujian khusus yang akan datang."
"Ya, tentu saja aku akan menempati peringkat pertama. Atau mungkin, Kiriyama yang sangat bersemangat untuk melawanku akan menempatinya. Tapi aku masih butuh satu kelompok lagi untuk mengamankan posisi teratas. Kau bisa mengambil peran itu, Kiryuuin. Kalau perlu, aku akan membantumu menemukan anggota kelompok."
Akhirnya, Nagumo mengatakan tujuan utamanya datang menemui Kiryuuin.
Kiryuuin tertawa mendengarnya, seolah-olah itu adalah hal yang lucu.
"Jadi begitu. Kamu datang ke sini untuk meminta bantuanku, ya?"
"Kau mungkin berpikir aku akan membiarkan para junior menempati peringkat tiga teratas, tapi sayangnya aku tidak sebaik itu."
"Bukankah kamu memiliki banyak bidak? Kamu tidak perlu bergantung padaku."
"Jadi kau tidak tertarik dengan tawaranku?"
"Lima puluh persen teratas sudah cukup bagiku. Aku minta maaf membuatmu datang jauh-jauh kemari tanpa membawa hasil."
Nagumo berbalik, seolah-olah dia sudah tahu kalau Kiryuuin akan menjawab begitu.
"Kau memang orang yang seperti itu. Aku meminta kerja samamu karena kita sama-sama kelas tiga, tapi sepertinya hanya buang-buang waktu saja."
Nagumo yang telah puas berbicara dengan Kiryuuin, berjalan mendekati Kiriyama.
"Karena kamu sudah jauh-jauh datang kemari, aku akan memberikan sedikit saran untukmu."
"Kau memberiku saran? Maaf, tapi aku tidak butuh saran dari orang yang lebih rendah dariku."
"Jika kamu berpikir begitu, tidak akan ada orang yang bisa memberimu saran."
Meskipun Nagumo merendahkannya, Kiryuuin tetap melanjutkan kata-katanya.
"Kalau begitu, anggap saja ini seperti monolog. Kamu seharusnya fokus melihat apa yang ada di depanmu tanpa berurusan dengan adik kelas. Jika kamu melihat junior yang ada di belakangmu, kamu akan mendapatkan bencana."
"Monolog yang sangat membosankan."
Merasa hanya buang-buang waktu, Nagumo pergi meninggalkan tempat itu.
Meskipun Ayanokouji telah pergi, Kiryuuin tetap berada di tempat itu.
Ini merupakan rutinitasnya sehari-hari untuk menghabiskan waktu luang dan bersantai.
Dalam pandangannya, tiba-tiba muncul seseorang berambut pirang yang terlihat familiar.
Wakil Ketua OSIS Kiriyama yang baru saja pergi, berdiri di sebelah orang itu.
"Hei, anjing yang setia ini kembali dengan tuannya."
"Apa katamu...!?"
"Jika kamu marah mendengarnya, berarti kamu mengerti apa yang kumaksud, Kiriyama. Dalam situasi ini, aku tidak memutuskan siapa anjing yang setia dan siapa pemiliknya. Namun, dari sudut pandang orang ketiga yang tidak tahu apa-apa, kau terlihat seperti itu. Mengapa? Karena orang yang pergi dan kembali ke sini adalah kamu, Kiriyama, karena itu kamu cocok menjadi anjing yang setia."
Kiryuuin mengulang kembali ejekannya terhadap Kiriyama yang mendekatinya, serta Nagumo yang berdiri di sebelah Kiriyama.
"Wanita ini sudah gila..."
"Kata-katamu tidak sopan, Kiriyama. Itu bukan kata-kata yang pantas diucapkan oleh Wakil Ketua OSIS."
"Nagumo, berurusan dengan wanita ini hanya buang-buang waktu saja. Kau sudah tahu itu, kan?"
"Aku setuju. Bisakah kalian berdua pergi dari hadapanku sekarang? Kalian membuang waktuku yang berharga."
"Memangnya kau pikir kau siapa? Kau hanyalah―"
"Kiryuuin, jangan mengejek rekan OSIS ku yang berharga."
Nagumo menepuk bahu Kiriyama dan memotong perkataannya. Dia meminta Kiriyama tenang, lalu dia berdiri di hadapan Kiryuuin.
"Rekan yang berharga? Aku tidak merasakan itu dari kata-katamu."
"Itu hanya perasaanmu saja."
"Baiklah kalau begitu. Jadi, ada urusan apa Ketua OSIS denganku? Kurasa tidak ada hal penting yang membuatmu harus datang menemuiku."
"Kalau bisa, aku juga tidak ingin berlama-lama di sini."
Setelah mengatakan itu, Nagumo duduk di samping Kiryuuin.
"Kau wanita yang cantik, tapi tidak mempesona. Aku tidak tertarik pada wanita seperti itu."
"Aku memiliki sisi yang mempesona. Hanya saja, aku belum bertemu dengan pria yang bisa mengeluarkannya."
"Jika ada pria yang bisa mengeluarkan sisi menawanmu, aku ingin sekali bertemu dengannya."
"Aku juga. Tapi, kesampingkan selera pribadimu, kenapa aku tidak populer?"
"Wanita dengan bakat yang berlebihan, agak sulit untuk ditangani. Dan juga, aku tidak menyukai tipe wanita seperti itu."
"Jadi begitu, kalau itu masalahnya, aku tidak akan pernah memenuhi standarmu. Jika kemampuanku yang luar biasa ini adalah alasanku belum menemukan pacar, maka aku hanya bisa pasrah menerima kenyataan."
Setelah menikmati permainan kata yang tidak berarti dengan Kiryuuin, Nagumo beralih ke topik utama.
"Aku sudah dengar ceritanya dari Kiriyama. Kau tidak tertarik padaku maupun Horikita-senpai, tapi kau tertarik pada Ayanokouji. Aku terkejut mendengarnya."
"Apa itu alasanmu datang menemuiku? Ketua OSIS memiliki banyak waktu luang, ya."
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaan administrasi, karena itu aku punya banyak waktu luang."
"Kamu sepertinya salah paham, Nagumo. Bukannya aku tidak peduli dengan orang lain. Hanya saja, aku mau berbicara dengan orang-orang yang menarik bagiku. Ada pula masanya aku tertarik padamu dan Horikita Manabu."
Kiryuuin mengatakan itu sambil membelai ujung rambut (poni) Nagumo.
"Kelihatannya kamu merawat rambutmu dengan baik, bahkan melebihi aku seorang wanita. Aku yakin kamu sangat populer, Ketua OSIS. Jadi bagaimana kehidupan asmaramu selama 3 tahun ini?"
"Kau yang tidak pernah berpacaran sebelumnya, memangnya tahu apa tentang asmara?"
"Memang benar, aku belum pernah berpacaran dengan siapapun, tapi bagiku itu bukan hal yang memalukan. Sebaliknya, itu malah meningkatkan nilai jualku, bukan?"
"Pola pikirmu sangat aneh seperti biasanya."
Percakapan yang tidak berarti di antara mereka terjadi lagi, tapi Nagumo segera kembali ke topik utama.
"Jadi... Bagaimana, Ayanokouji? Apakah dia orang yang pantas untuk diawasi?"
"Dia adik kelas yang lucu dan penuh basa basi. Itu saja."
"Itu saja? Berarti kau tidak tertarik padanya?"
"Untuk saat ini, aku menunda evaluasiku tentang dirinya. Kami telah bicara tatap muka, tapi aku tidak dapat mengetahui niat aslinya. Meskipun tidak bisa di sebut sebagai kemampuan, setidaknya dia lebih menarik darimu. Ketua OSIS, aku telah kehilangan minat padamu sejak kita pertama kali bertemu."
"Kau satu-satunya siswa kelas tiga yang berani berkata begitu padaku."
Setelah itu, Nagumo mendekatkan mulutnya ke telinga Kiryuuin dan berbisik.
"Jika kau merasa lebih baik dariku, bisakah kau menunjukkannya padaku?"
Nagumo menantang Kiryuuin untuk bersaing dalam ujian khusus di pulau tak berpenghuni.
"Ketua OSIS, di saat kamu kalah, kamu akan kehilangan hal yang berharga bagimu. Bagaimanapun, kamu sepertinya salah paham, aku tidak pernah meremehkanmu. Aku tidak punya kemampuan untuk memimpin seperti kamu dan Horikita Manabu, dan aku tidak pandai bergaul. Faktanya, aku tidak punya seseorang yang bisa kupanggil sebagai teman. Benar, kan?"
Nagumo menjadi bosan dan menjauh dari telinga Kiryuuin.
"Tapi, beda lagi ceritanya jika membahas faktor lain."
Meskipun Nagumo telah menjauh dari Kiryuuin, jarak antara wajah mereka kurang dari 40 sentimeter.
Nagumo menatap Kiryuuin dengan tajam.
"Apa kau ingin bilang bahwa aku lebih rendah darimu di aspek lain?"
"Yah.. kalau begitu, bisakah kamu mengatakannya kepadaku, di bagian mananya kamu melebihi diriku?"
"Aku telah memberimu beberapa kesempatan untuk memastikannya, tapi kau tidak melakukan apa-apa. Hasilnya, kau berakhir di Kelas B."
Sejauh ini, Nagumo telah berulang kali berkompetisi dengan Kelas B Kiriyama dalam ujian khusus.
Namun, Kiryuuin tidak mau bekerja sama hingga akhirnya mereka jatuh ke Kelas B.
"Jika hanya melihat hasil, tentu saja itu adalah kekalahan telak."
Kiriyama mengutuk Kiryuuin yang berbicara dengan wajah gembira, tapi dia tidak mengganggu percakapan mereka berdua.
"Yah, aku tahu kau bukan orang yang peduli dengan Kelas A atau Kelas B."
Nagumo bangkit dari tempat duduknya, menandakan berakhirnya percakapan mereka.
"Maaf telah mengganggu, Kiryuuin. Nikmatilah kehidupan sekolahmu yang tersisa."
Setelah mengatakan itu, Nagumo bersiap untuk pergi.
"Sebelumnya aku berkata kalau aku menunda evaluasiku terhadap Ayanokouji Kiyotaka, tapi kupikir dia adalah siswa yang menarik."
"Apa?"
"Kamu ingin mengetahui penilaianku tentang Ayanokouji, kan?"
Nagumo datang menemui Kiryuuin untuk mengetahui kesan Kiryuuin terhadap Ayanokouji. Itu merupakan salah satu alasannya datang kemari.
"Menarik? Bukankah kepribadiannya sangat jauh dari itu."
Kiryuuin tertawa, melihat Nagumo memakan umpan tersebut.
"Ada pepatah yang mengatakan bahwa pemangsa tidak akan memperlihatkan taringnya, bukan? Kalau tidak salah, dia mendapat nilai sempurna dalam ujian khusus yang sangat sulit."
"Beberapa orang menyembunyikan bakat mereka karena tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku sudah banyak mengalahkan orang-orang seperti itu. Mereka tidak menarik sama sekali."
Setelah mengatakan itu, Nagumo mengalihkan pandangannya ke arah Kiriyama, yang menunggunya di kejauhan.
"Kalau dalam artian sederhananya, bisa dibilang auranya. Aku merasa auranya sangat berbeda darimu dan Horikita Manabu."
"Kata-katamu itu benar-benar abstrak."
"Kalau begitu, bagaimana jika kamu memastikannya sendiri?"
"Memang itu niatku. Pada ujian khusus di pulau tak berpenghuni yang akan datang, mungkin aku bisa menyaksikan kemampuan sejatinya."
"Kamu sepertinya menjadi bosan setelah Horikita Manabu lulus, adik kelas ini seharusnya bisa jadi teman bermain untukmu, kan? Jika kamu benar-benar serius, mungkin kamu akan mendapatkan peringkat pertama dalam ujian khusus yang akan datang."
"Ya, tentu saja aku akan menempati peringkat pertama. Atau mungkin, Kiriyama yang sangat bersemangat untuk melawanku akan menempatinya. Tapi aku masih butuh satu kelompok lagi untuk mengamankan posisi teratas. Kau bisa mengambil peran itu, Kiryuuin. Kalau perlu, aku akan membantumu menemukan anggota kelompok."
Akhirnya, Nagumo mengatakan tujuan utamanya datang menemui Kiryuuin.
Kiryuuin tertawa mendengarnya, seolah-olah itu adalah hal yang lucu.
"Jadi begitu. Kamu datang ke sini untuk meminta bantuanku, ya?"
"Kau mungkin berpikir aku akan membiarkan para junior menempati peringkat tiga teratas, tapi sayangnya aku tidak sebaik itu."
"Bukankah kamu memiliki banyak bidak? Kamu tidak perlu bergantung padaku."
"Jadi kau tidak tertarik dengan tawaranku?"
"Lima puluh persen teratas sudah cukup bagiku. Aku minta maaf membuatmu datang jauh-jauh kemari tanpa membawa hasil."
Nagumo berbalik, seolah-olah dia sudah tahu kalau Kiryuuin akan menjawab begitu.
"Kau memang orang yang seperti itu. Aku meminta kerja samamu karena kita sama-sama kelas tiga, tapi sepertinya hanya buang-buang waktu saja."
Nagumo yang telah puas berbicara dengan Kiryuuin, berjalan mendekati Kiriyama.
"Karena kamu sudah jauh-jauh datang kemari, aku akan memberikan sedikit saran untukmu."
"Kau memberiku saran? Maaf, tapi aku tidak butuh saran dari orang yang lebih rendah dariku."
"Jika kamu berpikir begitu, tidak akan ada orang yang bisa memberimu saran."
Meskipun Nagumo merendahkannya, Kiryuuin tetap melanjutkan kata-katanya.
"Kalau begitu, anggap saja ini seperti monolog. Kamu seharusnya fokus melihat apa yang ada di depanmu tanpa berurusan dengan adik kelas. Jika kamu melihat junior yang ada di belakangmu, kamu akan mendapatkan bencana."
"Monolog yang sangat membosankan."
Merasa hanya buang-buang waktu, Nagumo pergi meninggalkan tempat itu.
***
Komentar
Lanjut terooos 👌
Sehat selalu min 🤧
Posting Komentar
Tulis komentar