Langsung ke konten utama

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 5 Part 4

 Chapter 5 : Undangan (Part 4)


Ketika waktu istirahat makan siang, aku mengajak Horikita pergi ke tempat pertemuanku dengan Ishizaki.

"Ooh, Ayanokouji! Disini, disini!"

Begitu melihatku dari kejauhan, Ishizaki melambaikan tangannya.

Ibuki berdiri di sebelahnya, gadis itu melipat tangannya dan menunjukkan wajah tidak senang.

"Apakah Ibuki-san setuju dengan ini?”

"Jika dilihat dari raut wajahnya, aku kurang yakin."

Ibuki sepertinya sedang tidak mood untuk berdiskusi.

Kurasa Ishizaki membawanya ke sini tanpa menjelaskan situasinya secara detail.

"Cepatlah kemari!"

Ishizaki sangat antusias memanggil kami sambil melompat-lompat seperti seekor kelinci.

"Kalian sepertinya cukup dekat."

Horikita sedikit tertarik dengan hubunganku dan Ishizaki.

"Dia orang yang baik loh."

"Meski begitu, aku tidak ingin akrab dengannya."

Ishizaki mirip dengan Sudou, tipe orang yang mudah emosi, tapi dia juga memiliki sisi baik yang berbeda dari Sudou.

"Apa maksudnya ini? Kenapa Ayanokouji dan Horikita ada di sini? ”

Ternyata Ishizaki memang belum memberitahunya.

Aku menyesuaikan pandanganku dengan Horikita. Sepertinya tidak baik membiarkan Ishizaki memulai pembicaraan di sini.

"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kami diskusikan, jadi aku meminta Ishizaki untuk memanggilmu, Ibuki."

Aku tidak punya pilihan, jadi aku mulai memberi penjelasan.

"Lalu, apa itu?"

"Kudengar kau akan menghadapi ujian khusus ini sendirian, apa itu benar?"

"Itu terserahku."

Dia memberi jawaban singkat, seolah-olah tidak ingin berdiskusi.

"Aku sudah berulang kali mengingatkanmu untuk membentuk kelompok."

"Aku tidak membutuhkannya."

"Kau bilang tidak membutuhkannya, tapi kenyataannya, memang tidak ada yang mau berkelompok denganmu."

Ishizaki mengatakan sesuatu yang tidak perlu, apakah dia berniat untuk membantu? Atau menghalangi kami?

Aku mengalihkan pandanganku pada Ishizaki dan tetap diam.

"Eh? Ada apa, Ayanokouji?"

Tapi… Ishizaki tidak menyadari niatku, dia malah bertanya kepadaku.

"Tidak ada. Ngomong-ngomong, Horikita juga sama seperti Ibuki, dia belum berkelompok dengan siapa pun. "

"Terus?"

"Pada ujian khusus berikutnya, kau akan dirugikan jika tidak membentuk kelompok. Meskipun tidak beranggotakan 3 orang, jika kalian berdua membentuk kelompok, bahkan dalam situasi terburuk, dimana salah satu dari kalian di diskualifikasi, kalian masih bisa melanjutkan ujian."

Setelah menjelaskannya sejauh ini, dia harusnya mengerti maksud dari perkataanku.

"Tidak banyak waktu yang tersisa sampai batas waktunya."

"Jangan bilang, kamu ingin aku bekerja sama dengan Horikita?"

"Ya, itu yang kumaksud."

"Hah? Kenapa kamu seenaknya saja bicara begitu."

"Kelihatannya kamu tidak ada masalah dengan kemampuan fisik, tapi di luar bidang itu... kemampuanmu kurang memuaskan."

"Kamu juga, jangan bicara seenaknya saja."

Ibuki mendekati Horikita.

Kemudian dia dengan kesal menatap Ishizaki, yang berdiri di belakangnya dengan wajah linglung.

"Kamu juga, kamu membantu mereka agar aku berkelompok dengan Horikita, kan?"

"Aku tidak tahu kalau orang yang akan berkelompok denganmu adalah Horikita, tapi tidak ada salahnya bekerja sama dengannya, kan?"

"Aku memang benci orang ini, tapi kebencianku pada Horikita lebih dari itu."

[Orang ini] yang dia maksud mungkin aku. Dia mengarahkan jarinya kepada orang (aku) yang ada di hadapannya.

"Ayanokouji-kun, kelihatannya dia membencimu."

"Aku tidak pernah menyadarinya. Tapi, kelihatannya dia lebih membencimu daripada aku."

"Aku merasa terhormat."

Sepertinya Ibuki tersinggung karena Horikita dan aku membicarakan dirinya, dia bahkan tidak menyembunyikan kekesalannya.

"Aku tidak tahu apakah Horikita yang memintanya padamu atau karena alasan lain, tapi yang jelas aku tidak akan bekerja sama dengan gadis ini."

Sepertinya dia benar-benar membenci Horikita.

Dia bersikeras menolak saranku.

"Ah, aku tidak pernah bilang kalau aku ingin bekerja sama denganmu."

Mengamati sikap Ibuki, Horikita mulai memprovokasinya.

"Hah? Apa maksudmu?"

"Sepertinya kamu salah paham akan sesuatu. Kamu ditinggalkan sendiri karena tidak ada yang ingin bekerja sama denganmu, sedangkan aku tidak bekerja sama dengan siapa pun karena aku memang ingin bertarung sendiri. Meskipun kita berdua sama-sama sendiri, situasi kita sangat berbeda."



Horikita memberi jawaban yang cukup mencengangkan. Namun, Ibuki yang mendengarnya jadi semakin memanas.

"Aku sendirian karena aku juga ingin bertarung sendiri. Bagaimanapun, kamu bilang akan menghadapi ujian ini sendiri kan, pas sekali. Ayo kita bersaing, Horikita!"

Ibuki mengalihkan pandangannya dari aku ke Horikita.

"Bisakah aku menanyakan sesuatu? Mengapa aku harus bersaing denganmu? Memang benar kita berkompetisi di ujian pulau tak berpenghuni dan festival olahraga, tapi tidak ada yang istimewa dari itu, kan?"

"Kamulah satu-satunya yang berpikir begitu."

Setahuku, Ibuki mengalahkan Horikita dalam pertarungan satu lawan satu di pulau tak berpenghuni. Horikita menang lomba lari 100 meter saat festival olahraga.

Satu kemenangan, satu kekalahan. Tapi sulit untuk mengatakan bahwa saat itu mereka dalam kondisi terbaik. Pertama-tama, pada saat ujian di pulau tak berpenghuni, Horikita terpaksa bertarung dalam kondisi yang merugikan karena dia sedang demam tinggi. Pada saat festival olahraga, Ibuki begitu terpaku pada Horikita sehingga kecepatan larinya jadi terganggu. Dengan kata lain, jika ditanya siapa yang lebih baik di antara dua orang ini, tidak mungkin aku bisa menjawabnya sekarang.

Bahkan setelah aku mengalahkan Ibuki dan Ryuuen di atap, Ibuki menantangku lagi di kemudian harinya.

Intinya, dia adalah tipe orang yang tidak mudah menerima hasilnya sampai dia benar-benar mengetahui siapa yang lebih kuat.

Kali ini, dia ingin bersaing dengan Horikita dalam ujian khusus bertahan hidup di pulau tak berpenghuni.

Dengan pemikiran seperti itu, Ibuki tidak akan mau bekerja sama dengan Horikita.

"Sepertinya, ini hanya buang-buang waktu."

"Tunggu. Apa kamu terima? Atau tidak?"

"Aku memang akan memulai ujian ini solo, tapi aku tidak memilih untuk bertindak sendirian. Setelah ujian khusus di mulai, aku akan bergabung dengan kelompok lain yang perlu bantuan."

Jika itu pertandingan satu lawan satu, mungkin pemenangnya bisa ditentukan, tapi sekarang itu bukan lagi pertarungan yang adil.

"Menyedihkan!"

"Sindiranmu itu tidak akan membuatku berubah pikiran dalam ujian khusus ini."

Horikita membalas provokasi Ibuki dengan mengatakan bahwa provokasi itu tidak akan mempengaruhinya.

"Kalau kamu bersikeras bertarung solo, berusahalah untuk tidak kalah meski aku membentuk kelompok. Seandainya kamu menang, aku akan mengakuimu sedikit."

"… Boleh juga."

Horikita dan Ibuki tidak akan membentuk kelompok, sepertinya negosiasi gagal.

Namun, tidak diragukan lagi kalau motivasi Ibuki semakin kuat karena provokasi Horikita barusan. Setelah meminta maaf pada Ishizaki, aku memutuskan kembali ke kelas bersama Horikita.

"Sejak awal kau sudah tahu kalau Ibuki tidak bisa di ajak berdiskusi, kan? Kau terlalu baik."

"Aku memprovokasinya supaya dia bertindak sembrono dan diskualifikasi."

Horikita tidak mau mengatakan yang sejujurnya, tapi sikapnya ini sama persis dengan dirinya yang kukenal.


***


Selanjutnya Epilog

Komentar

Fort mengatakan…
Ayo min tinggal epilog si nanase ruang putih tebakan doang sih belum ada kepastian
Unknown mengatakan…
Dikit lagi min
Han mengatakan…
Mantap min

Sehat selalu 🤧🤧

Postingan populer dari blog ini

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2

Volume 2 Ilustrasi Prolog Chapter 1 Part 1 Chapter 1 Part 2 Chapter 1 Part 3 Chapter 1 Part 4 Chapter 1 Part 5 Chapter 2 Part 1 Chapter 2 Part 2 Chapter 2 Part 3 Chapter 3 Part 1 Chapter 3 Part 2 Chapter 3 Part 3 Chapter 3 Part 4 Chapter 3 Part 5 Chapter 3 Part 6 Chapter 3 Part 7 Chapter 3 Part 8 Chapter 3 Part 9 Chapter 3 Part 10 Chapter 3 Part 11 Chapter 4 Part 1 Chapter 4 Part 2 Chapter 4 Part 3 Chapter 4 Part 4 Chapter 4 Part 5 Chapter 4 Part 6 Chapter 4 Part 7 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Epilog [PDF] SS Amasawa Ichika SS Horikita Suzune SS Tsubaki Sakurako SS Shiina Hiyori

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 1

Volume 1 Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Part 1 Chapter 5 Part 2 Chapter 5 Part 3 Chapter 5 Part 4 Chapter 6 Part 1 Chapter 6 Part 2 Epilog SS Horikita Suzune SS Nanase Tsubasa I SS Nanase Tsubasa II SS Karuizawa Kei

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 2 Chapter 1 Part 1

Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1) Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teruhiko Yukimura berkali-kali menghentakkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas. "Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat." Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, berkata begitu kepada Yukimura. Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di sebelahnya. "Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura. Meskipun dia berhenti menghentakkan kaki, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Diam-diam dia mulai menghentakkan kakinya ke atas dan ke bawah, hingga menggesek celananya. Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilny