Perpisahan Singkat
"Kalau begitu, aku permisi."
Aku mengucapkan salam perpisahan kepada Ayanokouji-kun, sambil menyesuaikan topi bundar ku agar aku terlindung dari sinar matahari.
Dia hanya melihatku pergi, sepertinya dia masih ingin menetap di titik awal sedikit lebih lama.
Aku harus berusaha sebaik mungkin selama dua minggu ke depan, karena aku akan menghadapi ujian khusus ini sendirian.
Itu juga berlaku untuk Ayanokouji-kun, tapi sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkan dirinya.
"... Tidak perlu khawatir, kah?"
Tanpa kusadari, aku sudah memutuskan begitu.
Tak lama setelah mendengar aturan ujian khusus ini, aku langsung sadar betapa sulitnya menjalani ujian ini sendirian.
Bagi dirinya, mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Aku berbalik dan melihatnya sekali lagi.
Sepertinya dia masih melihatku pergi dengan wajah yang sedikit membingungkan.
Setelah melihat dia mendapatkan nilai sempurna dalam ujian matematika yang lalu, dan juga cara dia menangani Housen-kun, aku jadi sadar bahwa sosoknya lebih dari yang kubayangkan. Kenapa bisa begitu?
Mungkin itu karena sebuah faktor, tapi menurutku bukan itu saja.
Karena aku telah mengawasi dirinya dari dekat selama satu tahun belakangan ini. Lebih dari siapapun.
Apapun yang terjadi, dia tidak pernah panik dan tetap tenang. Bagaimanapun situasinya, dia selalu bisa menemukan solusinya dan meraih kemenangan.
Tapi, tentu saja dia juga memiliki kekurangan. Dia tidak bisa meraih tujuan tanpa menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Dan juga, dia tidak begitu pandai bersosialisasi.
Tapi dia bisa menutupi kekurangan itu dengan menggunakan orang lain.
Aku berhenti menatapnya dan mulai berjalan ke depan.
Perasaan samar-samar mulai tumbuh di dalam diriku.
Namun, perasaan itu bukanlah rasa cemburu ataupun rasa kagum.
Melainkan, rasanya aku ingin menjadi orang yang bisa berdiri di sampingnya, aku yakin aku bisa.. mungkin.
Tapi metode yang dia gunakan sangat berbeda dariku.
Bahkan jika aku mencoba menirunya, itu tidak ada gunanya.
Aku ingin menjadi orang yang bisa menutupi punggungnya, rekan yang bisa diandalkan ...
"Ini seolah-olah bukan seperti diriku saja ..."
Entah kenapa aku sampai berpikiran seperti itu.
"Yang harus kuprioritaskan sekarang adalah bertarung sebaik mungkin dengan caraku sendiri."
Sebab pertempuran di pulau tak berpenghuni ini tidak akan mudah sama sekali.
~End~
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar