Monolog Nanase Tsubasa
Perasaan shock waktu itu, sampai sekarang aku masih mengingatnya.
Kenyataan yang kejam datang kepada ku tanpa peringatan apapun.
Di sebuah apartemen tua yang di terangi matahari senja.
Bayangan yang besar dan panjang, bergerak dari sisi ke sisi seperti jam pendulum besar.
Meskipun berhadapan langsung dengannya, aku tidak mengerti dan tidak dapat memahaminya.
Tangannya yang begitu hangat ketika membelai kepala ku.
Senyuman lembutnya yang membuat hati ku tenang.
Wajah seriusnya yang mengajarkan ku arti dari perasaan kagum.
Karena itu lah, keheningan di wajahnya tanpa ekspresi itu membuat ku merasa putus asa.
Seseorang yang kuat, baik hati, pantang menyerah dan selalu berusaha keras.
Tidak mungkin orang seperti itu tidak dapat meraih mimpinya.
Tentu saja, aku sadar betul bahwa ada kontradiksi di dalam diri ku.
Tapi, aku tidak bisa memaafkannya.
Sulit bagi seseorang untuk bertarung dengan rasa bersalah.
Oleh karena itu, kebanyakan orang menegaskan bahwa tindakan mereka itu atas nama [Keadilan].
Selama memiliki keadilan, kau bisa terus berjuang dengan berpegang teguh pada keyakinan tersebut.
Tetapi aku [watashi] yang memiliki hati rapuh ini, tidak dapat mendukung keadilan seperti itu.
Karena itu lah, aku [boku] yang akan menanggungnya.
Dengan begitu ... baru aku bisa serius untuk mengalahkan Ayanokouji Kiyotaka.
Mengembalikannya ke tempat yang seharusnya dia berada.
Jika tidak kulakukan, akan muncul korban kedua atau bahkan yang ketiga.
Bagaimanapun, hanya itu saja yang harus di hindari.
Ayanokouji Kiyotaka saat ini berada di hadapan ku, dia menatap ku.
Jika ingin mengakhiri semuanya―maka aku harus melakukannya di sini, sekarang juga.
Setelah itu, aku bisa lanjut ke tahap berikutnya.
Tujuan ku yang sebenarnya, akan tercapai begitu aku mengalahkan Ayanokouji Kiyotaka.
~Prolog End~
Selanjutnya Chapter 1
Komentar
Posting Komentar
Tulis komentar