Chapter 1 Part Intro Hujan semakin deras dan kabut pun juga semakin tebal. Sulit untuk melihat atau mendengar apa pun karena cuaca ini, tapi aku dapat merasakan sebuah kehadiran yang mengancam mendekati kami dari belakang. Terdengar suara tanah lumpur yang diinjak dengan sengaja, menyembur ke udara setiap kali langkah kaki itu menginjaknya. Sepertinya Nanase juga langsung menyadarinya. Ketika aku menoleh ke belakang, kulihat seorang murid yang tiba-tiba berhenti di belakangku, rambut merahnya terombang-ambing ditiup angin. "Sepertinya hujannya bakal semakin deras ya, Sen~pai?" Orang itu tak lain adalah Amasawa Ichika dari Kelas 1-A, berdiri di sana, di tengah hujan. Meski aku sudah mengetahui kalau dia satu kelompok dalam Table yang sama denganku dan Nanase, jelas ini bukanlah kebetulan semata. Tidak ada murid lain di sekitar, dan dia pun tidak membawa ransel ataupun tablet. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana dia bisa sampai sejauh ini? Salah satu kemungkinan adalah ...
Prolog Bayi tabung. Pernahkah kau mendengar istilah itu sebelumnya? Konon, sekarang istilah itu sudah jarang digunakan. Sebagai gantinya, masyarakat lebih sering menyebutnya dengan istilah ‘bayi IVF’. Aku adalah salah satu dari mereka, lahir melalui proses tersebut. Seorang manusia yang hadir berkat pembuahan in vitro. Namun, aku tidak tahu apa pun mengenai asal-usulku selain itu. Wajah orang tuaku pun belum pernah kulihat. Di mana mereka sekarang… Apa yang sedang mereka lakukan… Mengapa mereka menempatkanku di White Room… Tidak ada jawabannya. Tapi sejujurnya, aku pun tidak begitu tertarik untuk mencari tahu. Ada satu hal yang kupahami saat akhirnya aku cukup dewasa untuk mengerti dunia di sekitarku: Yaitu fakta bahwa kedua orang tuaku adalah individu yang sangat berbakat. Kalau begitu, aku pasti adalah seorang anak yang luar biasa beruntung, lahir dengan kualifikasi untuk menjadi seorang jenius, bukan begitu? Mungkin memang benar, keberadaanku sendiri bertentangan langsung deng...