Langsung ke konten utama

Postingan

Light Novel Bahasa Indonesia

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 4 Chapter 1 Part Intro

  Chapter 1 Part Intro Hujan semakin deras dan kabut pun juga semakin tebal. Sulit untuk melihat atau mendengar apa pun karena cuaca ini, tapi aku dapat merasakan sebuah kehadiran yang mengancam mendekati kami dari belakang. Terdengar suara tanah lumpur yang diinjak dengan sengaja, menyembur ke udara setiap kali langkah kaki itu menginjaknya. Sepertinya Nanase juga langsung menyadarinya. Ketika aku menoleh ke belakang, kulihat seorang murid yang tiba-tiba berhenti di belakangku, rambut merahnya terombang-ambing ditiup angin. "Sepertinya hujannya bakal semakin deras ya, Sen~pai?" Orang itu tak lain adalah Amasawa Ichika dari Kelas 1-A, berdiri di sana, di tengah hujan. Meski aku sudah mengetahui kalau dia satu kelompok dalam Table yang sama denganku dan Nanase, jelas ini bukanlah kebetulan semata. Tidak ada murid lain di sekitar, dan dia pun tidak membawa ransel ataupun tablet. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana dia bisa sampai sejauh ini? Salah satu kemungkinan adalah ...
Postingan terbaru

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 4 Prolog

  Prolog Bayi tabung. Pernahkah kau mendengar istilah itu sebelumnya? Konon, sekarang istilah itu sudah jarang digunakan. Sebagai gantinya, masyarakat lebih sering menyebutnya dengan istilah ‘bayi IVF’. Aku adalah salah satu dari mereka, lahir melalui proses tersebut. Seorang manusia yang hadir berkat pembuahan in vitro. Namun, aku tidak tahu apa pun mengenai asal-usulku selain itu. Wajah orang tuaku pun belum pernah kulihat. Di mana mereka sekarang… Apa yang sedang mereka lakukan… Mengapa mereka menempatkanku di White Room… Tidak ada jawabannya. Tapi sejujurnya, aku pun tidak begitu tertarik untuk mencari tahu. Ada satu hal yang kupahami saat akhirnya aku cukup dewasa untuk mengerti dunia di sekitarku: Yaitu fakta bahwa kedua orang tuaku adalah individu yang sangat berbakat. Kalau begitu, aku pasti adalah seorang anak yang luar biasa beruntung, lahir dengan kualifikasi untuk menjadi seorang jenius, bukan begitu? Mungkin memang benar, keberadaanku sendiri bertentangan langsung deng...

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 4

  Volume 4 Prolog  

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 3 Epilog Part 2

  Epilog Part 2 Hujan mulai semakin deras. Setelah menenangkan diri dan menerima perasaannya sendiri, Nanase akhirnya bicara dengan nada berat. "Pertarungan ini... aku kalah, Ayanokouji-senpai." "Haruskah aku menganggap itu artinya kau sudah benar-benar yakin?" "Iya. Sepertinya, meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga, tetap saja mustahil bagiku untuk bisa mengalahkanmu, Senpai." Telah terbaca sampai ke dalam dirinya yang paling dalam, ia tampak pasrah, seolah semua kebencian dan dendam yang tadinya membara lenyap begitu saja. Membuatnya menyerah tanpa sekalipun aku harus mengangkat tangan, dalam satu sisi bisa dibilang aku sudah cukup berhasil. "Kalau bisa, jelaskan semuanya secara rinci. Kenapa kau mengincarku? Kalau ini tidak diselesaikan dengan jelas, masalahnya akan merembet ke banyak hal yang lain nantinya." "Itu adil. Kamu memang berhak tahu─ tidak, aku sendiri memang ingin kamu tahu, Senpai." Dia lalu duduk setelah mengatakan ...

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 3 Epilog Part 1

  Epilog Part 1 “Merepotkan sekali...” Waktu baru saja lewat pukul 7 pagi di hari ketujuh ujian, saat di mana sebagian besar kelompok sudah pasti sedang menuju area tujuan pertama mereka. Namun, Ichinose Honami hanya menghela napas panjang sambil menatap jam tangan yang terpasang di pergelangan tangan kanannya. Awan kelabu pekat terlihat di langit yang mendung, seolah siap menumpahkan hujan kapan saja. "Jamnya benar-benar rusak, Ichinose?" Shibata Sou, rekan sekelompoknya, bertanya sambil melirik jam di pergelangan tangannya. "Iya, sepertinya begitu. Kayaknya gara-gara tadi pagi aku jatuh di dekat sungai dan kebentur batu." Dia sudah mencoba berbagai cara untuk memperbaikinya begitu sadar jamnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, meski sudah berusaha, dia sama sekali tidak berhasil membuat GPS ataupun pengukur detak jantungnya kembali menyala. Saat mencoba mengecek posisinya lewat tablet pun, peta tidak menampilkan apa-apa. Dengan jam tangan yang r...

Classroom of the Elite 2nd Year Volume 3 Chapter 8 Part 5

  Chapter 8 Part 5 Pada hari kelima aku berada di pulau tak berpenghuni itu, aku bertemu dengan seorang siswa tahun pertama sendirian. Sekedar bertemu dengan siswa lain sebenarnya bukanlah hal yang aneh. Jika seseorang bebas berkeliling di pulau yang begitu luas ini, wajar saja bila pada akhirnya mereka akan berpapasan dengan orang lain, entah itu teman sekelas atau bukan. Namun, kebanyakan dari pertemuan itu hanyalah kebetulan semata. Tapi, untuk pertemuan kali ini, keadaannya sedikit berbeda. Aku telah dihubungi lewat walkie-talkie yang diam-diam dipercayakan kepadaku, dan aku dengan sengaja mengatur pertemuan ini dengan siswa tersebut terlebih dahulu. Bagaimanapun juga, dengan situasi seperti ini, aku tidak punya pilihan selain bertemu langsung. Ketika akhirnya kami saling melihat, aku disambut dengan senyuman, sebuah senyuman yang kubalas dengan senyumanku sendiri saat aku mendekat. Dan setelah memastikan tidak ada siapa pun di sekitar, aku membuka percakapan. "Aku sudah mener...